Mulai 1 Juli 2024, Pendakian di Gunung Fuji Dibatasi Hanya 4.000 Orang per Hari

25 Januari 2024 8:58 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Fuji terlihat dari sebuah pesawat di Jepang pada 24 November 2019. Foto: REUTERS / Remo Casilli
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Fuji terlihat dari sebuah pesawat di Jepang pada 24 November 2019. Foto: REUTERS / Remo Casilli
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gunung Fuji yang terletak di dekat pesisir selatan Pulau Honshu, tepatnya di perbatasan Prefektur Shizuoka dan Yamanashi dikenal sebagai salah satu destinasi terpopuler di Jepang. Setiap tahunnya, lebih dari 1 juta wisatawan datang ke gunung yang terkenal akan panorama saljunya yang ada di puncak gunung.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Pemerintah Jepang berencana untuk membatasi jumlah pendakian di Gunung Fuji. Alasannya, hal itu untuk menjaga kelestarian alam gunung tersebut.
Dilansir Times of India, Pemerintah Prefektur Yamanashi di Jepang, yang bertanggung jawab mengawasi aktivitas pendakian di Gunung Fuji, menerapkan batasan harian orang yang diizinkan untuk mendaki gunung tersebut. Terhitung 1 Juli 2024, jumlah pendakian Gunung Fuji melalui jalur pendakian Yoshida akan dibatasi hanya 4.000 orang per hari.
Gunung Fuji terlihat dari sebuah pesawat di Jepang pada 24 November 2019. Foto: REUTERS / Remo Casilli
Keputusan ini diambil seiring meningkatnya jumlah korban cedera, kekhawatiran akan sampah yang menumpuk, serta hal lainnya. Pembatasan jumlah pendaki di jalur pendakian Yoshida yang terletak di bagian utara Gunung Fuji ini, akan dilakukan bersamaan dengan dimulainya pendakian musim panas selama 70 hari nanti.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Gubernur Kotaro Nagasaki, juga mengumumkan sejumlah aturan tambahan terkait pendakian ke gunung tersebut.
"Kebijakan ini termasuk melarang pendaki melakukan pendakian antara pukul 16.00-02.00 waktu setempat, dan memberlakukan tarif tambahan untuk pemeliharaan jalur pendakian, dan pembangunan tempat berlindung jika terjadi letusan. Besarannya tersebut akan ditentukan pada bulan Februari," ungkap Nagasaki, dalam konferensi pers yang digelar beberapa waktu lalu.
Indahnya Jepang dengan latar belakang Gunung Fuji. Foto: Sean Pavone/Shutterstock
Keputusan untuk membatasi pendaki dan mengenakan biaya tambahan telah mendapat dukungan dari kelompok pelestarian lingkungan, dan organisasi pemandu yang berdedikasi terhadap kesejahteraan Gunung Fuji. Sekretaris Jenderal Klub Fuji-san, Tatsuo Nanai, mengakui aspek positif dan negatif dari langkah tersebut.
Meskipun ia menyadari bahwa membatasi pendaki dan menerapkan biaya mungkin menghalangi beberapa orang, sehingga berpotensi berdampak pada perekonomian lokal, ia menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah seperti sampah dan fasilitas yang tidak memadai, termasuk kurangnya toilet umum dan timbunan kotoran manusia.
ADVERTISEMENT

Tantangan Pendakian di Gunung Fuji

Gunung Fuji saat ini tak hanya menghadapi permasalahan lingkungan, tetapi juga masalah keselamatan. Hal tersebut karena puncak tertinggi di Jepang ini, bisa membuat pendaki mengalami kekurangan oksigen dan mabuk ketinggian.
Banyak pendaki yang tidak siap menghadapi kondisi yang keras, menghadapi bahaya karena suhu turun di bawah titik beku dan angin kencang. Laporan mengenai korban jiwa, batu runtuh, dan cedera semakin menyoroti sifat Gunung Fuji yang tak kenal ampun.
Sakura dengan latar belakang Gunung Fuji, Jepang. Foto: Shutter Stock
Pihak berwenang sangat prihatin dengan 'pendakian peluru', sebuah praktik di mana pendaki mendaki sepanjang malam tanpa beristirahat di tempat peristirahatan. Strategi yang bertujuan untuk mencapai puncak sebelum matahari terbit ini menimbulkan risiko yang signifikan, karena kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi dan kurangnya tempat berlindung yang layak.
ADVERTISEMENT
Laporan menambahkan bahwa pada musim panas 2023, 221.322 orang mendaki Gunung Fuji, dengan 137.236 orang memilih jalur Yoshida. Fokus pemerintah pada jalur ini bersifat strategis, bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan keselamatan secara keseluruhan.
Luke Cummings, pemilik Fuji Mountain Guides, menguraikan potensi manfaat dari langkah-langkah tersebut, dan mengantisipasi bahwa prefektur lain yang mengawasi jalur alternatif mungkin akan mengadopsi sistem serupa di masa depan.
"Karena Gunung Fuji terus menarik para pendaki, pendekatan yang seimbang sangat penting untuk memastikan kelestarian keindahan alamnya, keselamatan pendaki, dan praktik pariwisata berkelanjutan," ujar Luke.