NTT Siapkan Panduan Wisata Aman Bencana untuk Wisatawan

12 Januari 2022 8:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan yang sedang berwisata alam Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan yang sedang berwisata alam Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menyiapkan petunjuk pelaksanaan wisata aman bencana untuk wisatawan. Panduan ini diharapkan dapat mendukung keamanan dan kenyamanan wisatawan saat berwisata ke provinsi yang berbasiskan kepulauan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah melakukan kajian terkait wisata aman bencana yang selanjutnya akan diteruskan ke level kabupaten/kota, termasuk pelaku industri wisata untuk diterapkan di setiap destinasi wisata di NTT," kata Kepala Bidang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disparekraf NTT, Johny Rohi, seperti dilansir Antara.
Wisatawan yang tengah menikmati keindahan Labuan Bajo Foto: Dok. Kemenparekraf
Sebab, NTT merupakan miniatur bencana di Tanah Air, karena hampir semua jenis bencana alam dan non-alam di daerah lain juga terjadi di NTT.
Johny mencontohkan seperti bencana hidrometeorologi, berupa banjir dan tanah longsor yang terjadi di akhir-akhir ini di daerah tujuan wisata di Pulau Flores, seperti Labuan Bajo, Ende, Sikka, dan lainnya.
Gempa berpusat di Laut Flores, berpotensi tsunami. Foto: USGS
Kondisi ini yang menjadi perhatian serius, karena berdampak pada pertumbuhan sektor pariwisata yang telah ditetapkan pemerintah provinsi sebagai penggerak utama perekonomian.
ADVERTISEMENT
"Karena itu kami lakukan kajian dan hasilnya berupa dokumen yang berisi petunjuk atau upaya-upaya yang harus dilakukan dalam mewujudkan wisata aman bencana," katanya.

Wisata Aman Bencana di NTT

Sebuah kapal wisata pinisi melintas di perairan dekat Dermaga Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/7/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Johny menjelaskan petunjuk wisata aman bencana yang dimaksud mencakup aspek kesiapsiagaan atau mitigasi di tahap sebelum bencana, tanggap darurat saat saat bencana, dan penanganan setelah bencana.
Selanjutnya, pihaknya akan mendorong agar hasil kajian terkait wisata aman bencana ini menjadi produk regulasi yang bisa diimplementasi di setiap kabupaten/kota.
Pantai Lariti, Bima, NTT Foto: Instagram (@sabuaraa)
"Apakah nanti dalam bentuk pergub, perda, sehingga bisa diterapkan dan membuat wisatawan bisa merasa yakin,bahwa meskipun NTT ini langganan bencana, tetapi bisa berwisata dengan aman," ujar Johny.
Untuk itu, agar penerapan wisata aman bencana dapat berjalan baik, maka sangat dibutuhkan peran serta semua pihak, seperti pemerintah, pelaku industri wisata, perguruan tinggi, media massa, dan komunitas.
ADVERTISEMENT
"Berbagai stakeholder ini memang harus berjalan bersama-sama agar pembangunan pariwisata kita bisa mencapai target yang diharapkan," pungkas Johny.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)