Para Ahli Prediksi Traveling Jadi Lebih Mewah Usai Pandemi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir Insider, Founder & Chief Executive Officer at Mr & Mrs Smith, James Lohan dan CEO PrivateFly Adam Twidell memprediksi bahwa traveling akan menjadi lebih personal.
Lohan menjelaskan, untuk menghindari kerumunan para tamu wajib menerapkan social distancing, terutama saat menginap di hotel.
"Social distancing dapat menjadi hal yang baik untuk perjalanan romantis karena kita harus menjaga jarak lebih jauh dengan tamu lainnya daripada biasanya," kata Lohan.
Lohan mengatakan, hal tersebut juga berlaku saat di restoran di mana para tamu akan dilayani secara contactless.
"Semuanya akan dilakukan dari jarak jauh. Anda akan diberi iPad untuk melakukan semua pemesanan, yang dilakukan oleh beberapa hotel," lanjut Lohan.
Selain itu, ia juga memperkirakan saat menginap di hotel akan lebih sedikit kontak tatap muka dengan staf hotel, yang berarti lebih banyak privasi. Mulai dari saat check-in di resepsionis yang akan dilakukan secara online.
ADVERTISEMENT
Dalam banyak hal, traveling juga akan menjadi lebih mewah. Lohan mengungkapkan hotel-hotel di pusat kota akan mengalami tantangan terbesar dalam menarik tamu kembali usai pandemi.
"Hotel urban tidak lagi dapat mengandalkan lokasi mereka untuk menarik pengunjung dan sebaliknya mereka perlu memikirkan cara yang lebih kreatif untuk mendatangkan para tamu," kata Lohan.
Pandemi ini juga membuat wisatawan mencari destinasi wisata di luar perkotaan yang cenderung lebih tenang. Contohnya saja para traveler Inggris yang berminat mengunjungi desa-desa kuno di Costwolds daripada kota-kota besar.
Tempat-tempat terpencil, rumah-rumah pribadi, dan properti terpencil semuanya diatur untuk menjadi lebih populer, seperti misalnya kastil-kastil Skotlandia, vila-vila di pegunungan Alpen atau di Maladewa.
"Pengalaman akan menjadi lebih dan lebih privat, Anda tidak akan berada dalam kelompok sama sekali," kata Lohan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut CEO PrivateFly Adam Twidell, mengungkapkan para tamu akan mengurangi frekuensi bepergian dan lebih mengutamakan kualitas liburan.
"Mereka memberi tahu kami bahwa mereka tidak akan pergi liburan sebanyak dulu. Mereka ingin menikmati lebih banyak waktu justru saat liburan," kata Twidell.
Tentu saja hal ini membuat mereka memilih liburan yang lebih lama. Mereka juga lebih senang menjelajah banyak tempat di sebuah destinasi wisata daripada sebelumnya.
"Orang mungkin memilih dua atau tiga hotel berbeda di berbagai negara bagian di Italia atau Portugal atau ke mana pun Anda pergi," katanya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )