Pariwisata Dibuka Kembali, Turis Domestik Mulai Kunjungi Wisata Bahari di Bali

3 September 2020 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang sepi pengunjung di Badung, Bali, Sabtu (21/3/2020).  Foto:  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
zoom-in-whitePerbesar
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang sepi pengunjung di Badung, Bali, Sabtu (21/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
ADVERTISEMENT
Bali telah membuka kembali pariwisatanya sejak 31 Juli 2020 untuk wisatawan domestik. Dengan dibukanya kembali pariwisata Bali, antusias wisatawan cukup besar berwisata di tengah pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Sejak kembali melanjutkan aktivitas pariwisata, wisatawan domestik mulai memadati wisata bahari yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali. Saat ini, salah satu destinasi wisata unggulan Bali itu mengalami peningkatan hingga dua persen.
"Sudah resmi dibuka sejak 31 Juli, sudah ada pengunjung tapi baru dari wisatawan domestik dengan persentase baru dua persen. Biasanya menerima tamu yang satu mobil isinya empat orang. Itupun masih dikatakan jarang, sehingga pendapatan masih minim," kata salah satu pemilik water sport atau sarana olahraga air di Tanjung Benoa, Putu Agus Sanjaya, seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Ia mengatakan bahwa sebelumnya pada 9 Juli telah dilakukan uji coba di wilayah wisata bahari tersebut untuk mempersiapkan protokol kesehatan. Persiapan yang dilakukan mulai dari uji coba speed boat, tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan penyemprotan disinfektan secara berkala.
ADVERTISEMENT
Selama masa pandemi ini, beberapa peralatan wisata bahari tidak dapat difungsikan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya perawatan dan jarang dipergunakan sejak ditutupnya kunjungan wisatawan ke Bali karena COVID-19.
"Kalau sebelum pandemi ini omzet mencapai Rp 100 juta - Rp 150 juta, sedangkan sekarang setelah pandemi ini Rp 50 juta per bulannya. Itupun sudah dialihkan untuk perawatan speed boat dan peralatan lainnya. Karena apa pun barang-barang kita yang berurusan sama laut pasti rontok, ya, kalau enggak cepat-cepat dirawat," jelasnya.
Ilustrasi Tanjung Benoa, Bali Foto: Shutter stock
Agus Sanjaya menjelaskan sebelum ada COVID-19, wisatawan domestik dan mancanegara sering menikmati wisata bahari di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali.
Biasanya di Januari sampai Maret 2020 dipenuhi wisatawan China, kemudian Maret sampai Mei didominasi wisatawan Eropa, India, dan Arab. Namun, ketika waktu libur sekolah, didominasi wisatawan domestik dari Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Penurunan pendapatan dari wisata bahari ini mencapai lebih dari 100 persen. Tidak hanya berdampak pada turunnya kunjungan wisatawan, tetapi juga pada jumlah pekerja yang banyak dirumahkan.
Ia menjelaskan bahwa selama beroperasi, lebih dari 70 orang yang dipekerjakan. Namun, karena COVID-19 dan kunjungan wisatawan sempat ditutup, maka 70 persen karyawan dirumahkan.
"Di wilayah Tanjung Benoa, ada 23 water sport yang terkena dampak yang sama karena pandemi ini," jelas Agus.
Ilustrasi Tanjung Benoa, Bali Foto: Shutter stock
Ke depannya, Agus Sanjaya menargetkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara kembali meningkat, khususnya untuk wisata bahari. Ia menambahkan beberapa permasalahan yang ditemukan dari agen-agen travel, yaitu pertimbangan wisatawan dengan adanya syarat tes cepat COVID-19.
"Kita di sini menerima semua wisatawan dan tidak pernah membandingkan wisatawan asing dan domestik. Kita harus yakinkan wisatawan dapat berwisata ke Bali dengan aman dan mengikuti protokol kesehatan," ujar Agus.
ADVERTISEMENT
"Mereka sebenarnya tidak takut di rapid test, tapi takut bayar rapid test," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).