Parkir Membeludak, Vietnam Wajibkan Pesawat Terbang Sebulan Sekali

31 Januari 2021 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis memakai masker saat mereka menunggu untuk check-in untuk keberangkatan di Bandara Da Nang, Vietnam.  Foto: Tran Le Lam/VNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Turis memakai masker saat mereka menunggu untuk check-in untuk keberangkatan di Bandara Da Nang, Vietnam. Foto: Tran Le Lam/VNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Hampir seluruh bandara di dunia saat ini menampung banyak pesawat yang terparkir, lantaran aktivitas udaranya yang berhenti akibat COVID-19. Kondisi ini tentu membuat banyak bandara kewalahan menyediakan ruang untuk pesawat yang tidak beroperasi selama pandemi, salah satunya Vietnam.
ADVERTISEMENT
Karena kondisi tersebut, Vietnam memperketat aturan terkait penyimpanan atau parkir pesawat jangka panjang di bandara. Aturan ini mengharuskan setiap maskapai penerbangan untuk mengoperasikan armadanya yang terparkir di gudang penyimpanan minimal satu bulan sekali.
Kebijakan itu meminta setiap maskapai penerbangan untuk melakukan rotasi antara pesawat yang aktif dan yang disimpan, agar armadanya tetap dalam kondisi baik. Kebijakan itu dikeluarkan oleh Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam (CAAV).
Pesawat Boeing 737 MAX diparkir di tempat parkir staf karena tidak ada lagi kapasitas yang tersisa di bandara. Foto: Twitter/@Airplane_pic
Selama pandemi COVID-19, nyaris seluruh maskapai penerbangan dunia hanya memarkirkan armadanya, baik dalam penyimpanan jangka pendek maupun jangka panjang. Selama pesawat tidak beroperasi, keamanan dan pemeliharaan pesawat di tempat parkir menjadi kekhawatiran. Sebab, selama mereka disimpan, pesawat tersebut tak luput dari pengawasan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah yang timbul dari penyimpanan jangka panjang, CAAV akan mewajibkan semua pesawat untuk digunakan setidaknya sebulan sekali. Hal inilah akhirnya yang menuntut maskapai penerbangan di Vietnam secara aktif merotasi aktivitas pesawatnya antara yang terbang dengan yang terparkir.
Setiap maskapai juga diimbau untuk tidak membiarkan setiap pesawat terparkir terlalu lama. Jika sebuah pesawat harus menjalani perawatan atau menghadapi masalah teknis yang akan membuatnya dilarang terbang lebih dari satu bulan, maka maskapai penerbangan diharuskan melaporkan situasinya dan mendapat izin dari CAAV.
Ilustrasi penumpang wanita kecewa penerbangannya ditunda Foto: Unsplash/Arthur Edelman
Aturan baru ini muncul karena jumlah pesawat di gudang penyimpanan transportasi udara terus meningkat karena permintaan penerbangan yang rendah.
Selain itu, masalah keamanan dan perawatan menjadi faktor utama. Jika pesawat parkir terlalu lama, hal ini tentu membutuhkan perawatan rutin dan pemeriksaan untuk mencegah malfungsi.
ADVERTISEMENT
Risikonya semakin meningkat ketika pesawat ini ditarik dari penyimpanan. Regulator seperti IATA dan EASA telah menyoroti peningkatan dramatis dalam jumlah pendekatan yang tidak stabil saat mendarat dan instrumen penerbangan yang tidak berfungsi.
Ilustrasi pesawat Boeing. Foto: REUTERS/Lindsey Wasson
Selain itu, bidang parkir dapat menyebabkan kerusakan struktur, kehilangan pelumasan dan kerusakan instrumental. Meskipun ini akan membantu mengurangi risiko, maskapai penerbangan sekarang harus mengeluarkan armada yang diparkir di bandara selama berhenti beroperasi.

Dampak

Pesawat Scoot di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Rachmadin Ismail/kumparan
Berdasarkan laporan Planespotters.net, beberapa maskapai penerbangan Vietnam tetap menggunakan armada mereka. Misalnya, Bamboo Airways di mana 27 pesawatnya dalam pelayanan, sementara Vietnam Airlines telah memarkir 24 dari 99 pesawatnya, dan 22 dari 71 pesawat A320 Vietjet juga saat ini diparkir.
FlightGlobal mencatat bahwa 221 jet komersial di Vietnam beroperasi dari Maret hingga Desember 2020, yang berarti aturan baru akan membutuhkan maskapai penerbangan untuk sedikit meningkatkan jumlah pesawat yang akan segera beroperasi.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).