PBB Ungkap Alasan Lambatnya Pertumbuhan Pariwisata Dunia

24 Januari 2020 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan memadati Piramida Giza di Mesir Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan memadati Piramida Giza di Mesir Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Organisasi Pariwisata Dunia yang bernaung di bawah PBB, UNWTO, baru-baru ini mengungkapkan bahwa pariwisata dunia tumbuh melambat sepanjang tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, badan PBB yang berbasis di Madrid itu menemukan bahwa jumlah kedatangan wisatawan internasional melambat menjadi 4 persen. Persentase ini hampir sama besarannya dengan tingkat pertumbuhan wisatawan 2016 silam, dan termasuk yang terkecil sejak tahun tersebut.
Pasalnya, pada tahun 2018, jumlah wisatawan tumbuh sebesar 6 persen. Sementara itu, pada 2017, pertumbuhan wisatawan mencapai angka 7 persen.
Ilustrasi memotret patung Liberty di Amerika Serikat Foto: Shutter Stock
Dalam pernyataannya, UNWTO juga menyebutkan bahwa jumlah kedatangan wisatawan internasional mencapai 1,5 miliar pada 2019. Jumlah ini meningkat sekitar 1,4 miliar dari tahun 2018.
Eropa dan kawasan Asia-Pasifk merupakan destinasi wisata yang paling terpengaruh karena perlambatan tersebut. Di Eropa misalnya, persentase tingkat kedatangan wisatawan berada di angka 4 persen. Jumlah ini turun 2 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 6 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jumlah kedatangan wisatawan ke Asia Pasifik berada di angka 5 persen, turun dari tahun 2018 yang mencapai 7 persen. UNWTO mengklaim hal penurunan itu terjadi karena adanya aksi demo dan protes yang tengah berlangsung di Hong Kong sepanjang 2019.
Suasana di Golden Bauhinia Square, Hong Kong Foto: Shutterstock
Jika Asia Pasifik dan Eropa mengalami penurunan yang kurang lebih sama, yaitu sekitar 2 persen, maka Afrika bisa dibilang mengalami penurunan yang lebih signifikan. Penurunan wisata Afrika mencapai 5 persen dari 2018 yang berada di angka 9 persen.
Sebaliknya, justru Timur Tengah mengalami lonjakan pertumbuhan wisatawan. Dari angka 8 persen di tahun 2018, Timur Tengah berhasil mengalami peningkatan pertumbuhan wisatawan sekitar 3 persen. Hal ini berhasil karena adanya visa turis yang dikeluarkan oleh Arab Saudi.
Ilustrasi seorang turis wanita berfoto di Menara Eiffel, Paris Foto: Shutter Stock
Menurut Kepala Intelijen Pasar UNWTO, Sandra Carvao, lambatnya pertumbuhan kedatangan wisatawan terjadi karena berbagai faktor. Mulai dari ketegangan geopolitik, keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal sebagai Brexit, hingga menurunnya gairah ekonomi dunia.
ADVERTISEMENT
"Lambatnya pertumbuhan kedatangan wisatawan terjadi seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 3 persen," ujarnya dalam konferensi pers seperti yang dikutip dari AFP.
Salah satu yang terkena imbasnya adalah Thomas Cook, agen perjalanan tertua di dunia yang bangkrut pada tahun lalu.
Meski begitu, badan PBB tersebut memperkirakan bahwa pariwisata global akan tumbuh sekitar 3-4 persen tahun ini, karena adanya acara olahraga dan budaya, seperti Olimpiade Tokyo di Jepang.
com-Sakura di Jepang Foto: Shutterstock
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti negara mana saja yang masuk ke dalam kategori negara dengan jumlah wisatawan terbanyak sepanjang 2019. Namun, apabila menilik ke tahun sebelumnya, Prancis menjadi negara yang paling ramai dikunjungi dengan total wisman 89 juta orang.
Posisi kedua kemudian diikuti oleh Spanyol dan Amerika Serikat. Oleh sebab itu, UNWTO berharap agar nantinya ketiga negara ini bisa memberikan angka yang baik pula. Karena sejauh ini, ketiga negara tersebut masih menghitung jumlah wisatawan yang menyambangi negaranya.
ADVERTISEMENT