Pendakian Kembali Dibuka, Saatnya Pendaki Kotor Rinjani Dibasmi

2 April 2017 0:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rinjani terlihat di sunrise di Gili Trawangan (Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA)
Bayangkan jika lukisan Van Gogh atau Pablo Picasso yang terpampang di sebuah galeri tercoreng sebuah noda dari pengunjung. Meski mungkin hanya setitik noda hitam, pastinya hal tersebut akan menjadi bahan pembicaraan seantero dunia. Meski hanya setitik, hal tersebut dianggap merusak kesempurnaan dan keindahan lukisan.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana jika lukisan atau ciptaan Tuhan yang ternodai? Bayangkan kamu mendaki sebuah gunung dengan harapan akan menyaksikan keindahan dan keasrian alam, namun di sepanjang jalan kamu justru melihat tisu-tisu, plastik atau bahkan botol yang berserakan meski jumlahnya memang tak sebanding dengan luas total kawasan gunung tersbut.
Hal ini menjadi masalah bagi hampir semua gunung di Indonesia. Hasil survei Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2016 di delapan Taman Nasional yaitu, Taman Nasional Kerinci Seblat, Rinjani, Gede Pangrango, Merbabu, Merapi, Sindoro, Argopuro, dan Prau menunjukkan bahwa 453 ton sampah dihasilkan oleh 150.688 orang pendaki atau pengunjung setiap tahunnya.
Dari timbunan sampah tersebut, terdapat 250 ton lebih atau 53 persen sampah plastik yang sangat sulit terurai di lingkungan.
ADVERTISEMENT
Aksi bersih-bersih sampah di Gunung Rinjani. (Foto: Hadi Zamzuri/Youtube)
Gunung Rinjani yang menjadi salah satu gunung favorit pendaki lokal dan mancanegara terancam kembali dinodai oleh sampah-sampah pendaki tersebut. Gunung yang berada di Pulau Lombok ini sebelumnya sempat ditutup pada 1 Januari sampai 31 Maret 2017 kemarin karena faktor cuaca dan dalam rangka pemulihan ekosistem.
Berdasarkan surat edaran yang dirilis Balai Taman Nasional Gunung Rinjani pada Jumat (31/3), terhitung mulai 1 April 2017 pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka. Para calon pendaki pun diimbau menjaga kebersihan kawasan dengan memberikan data barang bawaan pendakian yang berpotensi sampah secara benar dan membawa turun kembali sampah bawaannya.
Para pendaki nantinya juga harus melaporkan kepada petugas di loket pintu keluar apabila telah selesai melakukan pendakian dan menyerahkan sampah bawaannya.
ADVERTISEMENT
Segara Anak, Gunung Rinjani (Foto: Petter Lindgren/wikimedia commons)
Hal ini merupakan bentuk tahapan realisasi rencana pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani yang dicanangkan tahun lalu untuk memberlakukan sistem screening dengan pembayaran deposit Rp 500 ribu untuk tiap calon pendaki.
Bagi para pendaki yang hendak naik melalui jalur Sembalun atau Senaru, uang deposit akan dikembalikan jika mereka membawa turun semua barang yang dibawa naik, termasuk sampah yang dihasilkan selama pendakian.
Upaya-upaya ini diharapkan mampu membuat oknum-oknum pendaki kotor jera. Sehingga kedepannya lukisan indah Rinjani dapat kembali pada keindahannya yang sempurna, tanpa kerusakan dan sampah yang menodai.