Permintaan Penerbangan Anjlok, Emirates Minta Pilotnya Cuti Setahun Tak Digaji

7 November 2020 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Emirates Airways Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Emirates Airways Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Industri penerbangan dunia sangat terpukul akibat pandemi COVID-19 yang menyerang seluruh negara nyaris satu tahun terakhir. Hal itu pun dirasakan oleh maskapai penerbangan asal Timur Tengah Emirates.
ADVERTISEMENT
Maskapai yang berpusat di Bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab ini menawarkan beberapa pilotnya untuk cuti selama satu tahun tanpa dibayar. Keputusan itu diambil lantaran banyak penerbangan yang ditangguhkan akibat penutupan perbatasan di berbagai negara.
Hal itu sudah dikonfirmasi langsung oleh juru bicara Emirates. Pihaknya juga mengeklaim para pilot mereka akan menerima dan mendukung penuh keputusan maskapai, menurut laporan The Independent.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa kami telah menawarkan beberapa pilot untuk cuti yang tidak dibayar selama 12 bulan, dan kemungkinan ada penarikan kembali lebih cepat tergantung pada seberapa cepat permintaan rebound dan persyaratan operasional kami," kata juru bicara maskapai.
Ilustrasi Maskapai Emirates. Foto: AFP/STAN HONDA
Dia menambahkan, "Selama cuti tidak dibayar, perusahaan akan terus menyediakan akomodasi perlindungan medis dan tunjangan lainnya (untuk pilot)".
ADVERTISEMENT
Sementara itu, maskapai Emirates menekankan akan terus melakukan semua yang mereka bisa demi melindungi awak kabinnya untuk pemulihan bisnis pasca pandemi COVID-19. Tetapi, mereka juga akan terus memantau bagaimana perkembangan wabah COVID-19 yang telah berdampak pada operasionalnya dan keuntungannya.
"Di seluruh grup, kami menerapkan berbagai penawaran termasuk cuti tidak dibayar dan model waktu kerja yang lebih fleksibel," kata pihak Emirates.
Pesawat Emirates Foto: Reuters
Pada September 2020 lalu, maskapai Emirates sebelumnya sudah memberikan sinyal bahwa hampir 600 karyawannya yang berbasis di Inggris berisiko kehilangan pekerjaannya. Hal itu disebabkan maskapai Emirates perlu mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja di Inggris.
Emirates menyatakan bahwa karantina, kontrol perbatasan, dan pembatasan perjalanan lainnya telah membuat permintaan penumpang berkurang.
ADVERTISEMENT
“Kami harus mengurangi skala operasi untuk melindungi arus kas kami dan menjaga bisnis kami dan memastikan bahwa kami memiliki masa depan yang layak,” tertulis pada email staf tersebut.
Sementara pada Juli 2020 lalu, presiden maskapai, Sir Tim Clark mengatakan jika Emirates perlu melepaskan sejumlah staf untuk memangkas sepersepuluh tenaga kerjanya, dilaporkan dalam BBC.
Pramugari Maskapai Emirates di Kabin Pesawat Foto: Shutter Stock
Meskipun telah disebutkan jika maskapai Emirates tidak separah dibanding maskapai lainnya, tapi mereka mengakui kalau hampir 15% karyawannya mungkin akan dihentikan. Ini mengikuti seruan para pilot United Kingdom untuk mengikuti pengujian COVID-19 di bandara.
Mereka siap pergi pada masa akhir penguncian sebagai alternatif dari karantina yang selalu berubah-ubah aturannya. Brian Strutton, sekretaris jenderal Asosiasi Pilot Maskapai Inggris (Balpa), menuturkan, “Jika pemerintah bertekad untuk menghancurkan industri penerbangan, mereka tidak dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
“Ratusan pilot dan ribuan pekerja lain telah kehilangan pekerjaan mereka, dan ribuan staf lainnya telah mengambil pemotongan gaji atau bekerja paruh waktu.”
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).