PHRI DIY Sebut Okupansi Hotel di Yogyakarta Naik 20 Persen Berkat Agenda G20

25 Maret 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cek suhu sebelum memasuki area hotel. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cek suhu sebelum memasuki area hotel. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut rangkaian agenda G20 berdampak langsung terhadap tingkat okupansi hotel di Yogyakarta. Menurut Ketua PHRI DIY, Deddy Pranawa Eryana, tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel di Kota Gudeg naik hingga 20 persen.
ADVERTISEMENT
"Dampaknya bagi hotel bintang empat dan lima itu alami peningkatan okupansi dari dulu 30 persen, saat ini bisa mencapai hampir 50 persen," kata Deddy, seperti dilansir Antara.
Suasana pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Deddy menambahkan, naiknya jumlah okupansi hotel di Yogyakarta tak terlepas dari beberapa hotel bintang empat dan lima yang dijadikan sebagai venue utama pertemuan G20.
Ilustrasi staf hotel. Foto: David Tadevosian/shutterstock
Adapun, hotel-hotel tersebut adalah Hotel Royal Ambarrukmo, Tentrem, Sheraton, dan Hyatt. Kemudian, hotel bintang empat dan lima lainnya juga ikut dipilih sebagai tempat menginap pendamping atau keluarga para delegasi G20.
"Ternyata delegasi G20 banyak yang bawa keluarga. Hampir enam hotel yang terpakai meski itu di luar penunjukan oleh panitia G20," ujar Deddy.

G20 Juga Dongkrak Okupansi Hotel Bintang Tiga ke Bawah

Ilustrasi kamar hotel mewah Foto: Shutter Stock
Dampak positif dari agenda G20 juga ikut dirasakan hotel bintang tiga ke bawah, karena DIY sebagai salah satu destinasi penyelenggaraan pertemuan G20 dinilai aman, nyaman, dan sehat untuk disinggahi.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak aman, nyaman, dan sehat, tentunya tidak dipilih sebagai tempat penyelenggaraan G20," tutur Deddy.
Dampak positif tersebut, menurut Deddy, semakin diperkuat dengan penurunan status PPKM di DIY dari level 4 ke level 3.
Ilustrasi MICE Foto: Shutter Stock
Selain wisatawan atau tamu kategori keluarga, kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), baik dari kementerian maupun swasta juga ikut bermunculan.
"Ini menjadi napas kitalah setelah kemarin level 4 banyak yang menunda, sekarang sudah mulai reservasi kembali. Tetapi kami masih prihatin belum semua hotel mengalami seperti itu, terutama yang nonbintang," ujar Deddy.
Sementara itu, Public Relations Manager Grand Inna Malioboro, Retno Kusuma, mengatakan sejak 20 Maret 2022, okupansi hotel mereka di atas 85 persen.
Tingginya tingkat hunian kamar hotel itu disebabkan kepercayaan pelanggan yang mulai pulih, sehingga menggelar event-event berskala nasional di DIY.
ADVERTISEMENT
"Seiring dengan turunnya level PPKM, tingkat okupansi hotel juga meningkat," tutut Retno.