PHRI Minta Pemerintah Aktifkan Lagi Badan Promosi Pariwisata Indonesia

10 Februari 2020 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka Munas PHRI XVII di Karawang. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka Munas PHRI XVII di Karawang. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta pemerintah untuk menghidupkan kembali Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI).
ADVERTISEMENT
Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani, mengatakan BPPI memiliki banyak fungsi guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan menghadapi dinamika pariwisata yang terjadi.
“Kami sangat mengharapkan BPPI dapat diaktifkan kembali, mengingat dinamisnya pariwisata dan memerlukan respons yang cepat, serta tepat seperti kasus yang terjadi saat ini (virus corona),” ujar Haryadi dalam sambutannya di Musyawarah Nasional (Munas) ke-17 PHRI di Karawang, Senin (10/2).
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Hariyadi menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar dengan keragaman budaya, keindahan alam, serta keramahtamahan penduduknya. Namun, meskipun demikian, ia melihat bahwa angka kunjungan wisatawan masih jauh dari target.
Lebih lanjut, Hariyadi menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki BPPI. Namun, sayangnya tidak diaktifkan oleh Kementerian Pariwisata sejak tahun 2014 dengan alasan ingin mengurangi jumlah badan.
ADVERTISEMENT
“Kami berpendapat masih belum optimalnya koordinasi program pariwisata, seperti perencanaan pengelolaan dan promosi pariwisata antar pemerintah dan stakeholder pariwisata. Produk wisata kita bisa dibilang paling lengkap di Asia, namun permasalahannya bagaimana kita mempromosikan dengan tepat pada target pasar yang kita inginkan,” papar Hariyadi.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka Munas PHRI XVII di Karawang. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, mereka justru memiliki tourism board yang sangat aktif.
Apalagi, kita sedang menghadapi wabah virus corona yang telah menyebabkan pembatalan lebih dari 78 ribu pax. Sedangkan rata-rata turis China yang berkunjung ke Indonesia per hari sekitar 3 ribu orang, dengan rata-rata average spending per arrival 1.100 dolar AS.
“Jika dihitung masa peak season Januari-Februari kita mengalami kerugian sekitar Rp 2,7 triliun. Ini menjadi perhatian kita bersama untuk bagaimana kita bisa mengatasi permasalahan yang tidak kita duga tersebut,” ujar Hariyadi.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah dampak yang lebih buruk bagi industri pariwisata, PHRI berharap BPPI dapat diaktifkan kembali. Tak sampai di situ, PHRI dan pelaku industri pariwisata yang tergabung dalam Visit Wonderful Indonesia (Viwi) Board yang terdiri dari 15 asosiasi sektor pariwisata, sepakat membuat program wisata domestik, yaitu Viwi Nusantara Shocking Deals 2020. Program ini harapkan bisa meningkatkan kembali kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia.