PIA Sarankan Awak Kabin Tidak Berpuasa Selama Penerbangan, Ini Alasannya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir Simple Flying, aturan tersebut dikeluarkan lantaran berpuasa selama mengoperasikan penerbangan berbahaya dan menimbulkan risiko keselamatan. Sebab, efek puasa seperti dehidrasi, refleks lambat, stamina menurun, dan pengamatan yang buruk dapat mempengaruhi pekerjaan, terutama saat penerbangan berlangsung.
Mengingat baik pilot maupun awak kabin harus jeli dan waspada terhadap potensi masalah keselamatan saat terbang. Sehingga, puasa dikhawatirkan dapat mengganggu kinerja mereka.
PIA menilai berpuasa saat bertugas menimbulkan risiko yang besar saaat penerbangan. Hal itulah yang membuat pihak maskapai meminta awak kabin dan pilot agar tidak berpuasa saat penerbangan.
“Meskipun dianggap bahwa terbang dengan puasa adalah suatu kemungkinan, dalam kasus seperti itu, elemen risikonya cukup besar dan margin keselamatan minimal. Dalam keadaan darurat dengan berbagai kerumitan, tindakan yang salah dan tertunda dapat mengakibatkan konsekuensi serius karena penilaian yang terganggu dan ketidakmampuan. Saat berpuasa, seseorang harus melakukan perubahan dalam rutinitas normal,'' tulis PIA dalam keterangan resminya.
Meskipun awak kabin diminta untuk tidak berpuasa, aturan tersebut tidak berlaku bagi penumpang. Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan untuk sementara mencabut larangan menyajikan makanan pada penerbangan domestik, yang diberlakukan karena kasus COVID-19 meningkat.
ADVERTISEMENT
Namun, maskapai penerbangan tersebut akan menyediakan makanan berbuka puasa bagi penumpang pesawat. Untuk mencegah kontak di dalam pesawat, makanan berbuka atau takjil akan dibagikan saat check-in.
Alasan risiko keamanan dan keselamatan saat berpuasa dianggap masuk akal. Faktanya, PIA bukanlah satu-satunya maskapai yang mengeluarkan kebijakan tersebut. Maskapai asal Timur Tengah mayoritas mengeluarkan kebijakan serupa dengan meminta awak kabinnya agar tidak berpuasa saat bertugas.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona) .