Prancis Akan Buka Perbatasan dengan Negara Non Uni Eropa Mulai Mei 2021

19 April 2021 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang beraktivitas di alun-alun Trocadero dekat Menara Eiffel di Paris, Senin, 25 Mei 2020. Foto: Michel Euler/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang beraktivitas di alun-alun Trocadero dekat Menara Eiffel di Paris, Senin, 25 Mei 2020. Foto: Michel Euler/AP Photo
ADVERTISEMENT
Prancis akan mencabut pembatasan perjalanan internasional dengan sejumlah negara non Uni Eropa seperti Amerika Serikat (AS) mulai Mei 2021. Kebijakan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
ADVERTISEMENT
"Kami akan secara bertahap mencabut pembatasan pada awal Mei," kata Macron, kepada CBS News.
Dilansir USA Today, Macron menyampaikan bahwa pemerintahannya saat ini sedang mengembangkan berbagai langkah untuk warga Prancis, Eropa, dan AS yang sudah menerima vaksin COVID-19 untuk bepergian secara leluasa pada musim panas ini.
Macron menyebut pihaknya saat ini telah berkoordinasi dengan Gedung putih mengenai potensi rencana mencabut beberapa perbatasan perjalanan antara Prancis dan AS. Selain itu, Macron mengungkapkan perbatasan akan hanya dibuka untuk warga AS yang divaksinasi dengan izin khusus.
Wisatawan berkunjung ke Menara Eiffel, Paris. Foto: Shutter Stock
Bukti vaksinasi itu nantinya akan dikemas melalui skema pariwisata baru berupa sertifikat kesehatan digital atau paspor vaksin. Paspor vaksin itu nantinya digunakan sebagai syarat tambahan bagi wisatawan yang akan melakukan perjalanan ke Prancis.
ADVERTISEMENT
Adapun, keputusan Macron ini dinilai menunjukkan bahwa pembatasan perjalanan di seluruh Eropa akan segera mereda. Di samping itu, Italia juga ikut mengumumkan akan mulai melonggarkan beberapa pembatasan perjalanan terkait COVID-19 lebih cepat dari jadwal.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel, telah mendorong parlemen negara itu untuk meningkatkan aturan penguncian perbatasan, lantaran jumlah kasus COVID-19 yang meningkat. Eropa dan AS saat ini sedang dalam tahap finalisasi mengembangkan sertifikat vaksin Eropa yang dapat digunakan wisatawan dari kedua benua untuk melakukan perjalanan.
Meski begitu, Presiden AS Joe Biden, telah berulang kali mengatakan bahwa pemerintah federal tidak akan menerapkan sistem pelacakan vaksin melalui sertifikasi vaksinasi.
Ilustrasi Menara Eiffel, Prancis di musim dingin. Foto: Thinkstock
Sebab menurut Biden, hal itu melanggar privasi dan hak orang AS. Dalam hal ini, para pejabat juga sepakat agar sistem privat yang akan digunakan di AS harus diatur untuk melindungi privasi kesehatan dan kebebasan sipil Amerika.
ADVERTISEMENT
"Izinkan saya memperjelas ini. Pemerintah tidak sekarang, kami juga tidak akan mendukung sistem yang mengharuskan orang Amerika untuk memiliki kredensial," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada 6 April 2021.
"Karena alat ini sedang dipertimbangkan oleh sektor swasta dan nirlaba, minat kami sangat sederhana, dari pemerintah federal, yaitu privasi dan hak orang Amerika harus dilindungi sehingga sistem ini tidak digunakan terhadap orang secara tidak adil," imbuhnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).