news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Putuskan Menuju Endemi, Taiwan Hapus Wajib Karantina untuk Turis Asing

24 September 2022 10:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Taiwan Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Taiwan Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Tak sedikit negara yang hingga saat ini masih memiliki aturan keluar-masuk jalur internasional terkait COVID-19. Tapi, kini mereka perlahan membuka perbatasannya supaya turis asing bisa masuk dan tentu itu akan berbanding lurus dengan kebangkitan sektor-sektor terdampak.
ADVERTISEMENT
Salah satunya Taiwan. Pemerintah setempat memutuskan membuka perbatasannya dan tak lagi mewajibkan aturan karantina bagi wisatawan asing pada Oktober 2022 mendatang.
Taiwan sempat menutup semua perbatasan serta menerapkan aturan wajib karantina untuk para turis asing demi menjaga jumlah infeksi tetap rendah.
Dilansir Japan Today, Pemerintah Taiwan kini memutuskan untuk mulai menuju ke endemisitas setelah populasinya sudah dipastikan melakukan vaksinasi COVID-19 dengan baik.
Su Tseng-chang, Perdana Menteri Taiwan. Foto: AFP/Mandy Cheng
Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, melalui juru bicara kabinet, Lo Ping-cheng, mengatakan, pemerintah akan menghapus karantina dan meminta kedatangan untuk memantau sendiri selama tujuh hari.
Karena saat ini turis asing yang masuk ke Taiwan wajib menjalani karantina hotel selama tiga hari, setelah itu diikuti dengan pemantauan mandiri selama empat hari di mana mereka diharapkan menghindari tempat-tempat ramai.
ADVERTISEMENT
Perjalanan bebas visa untuk turis asing dari negara tertentu juga akan dilanjutkan mulai 29 September dan larangan grup wisata akan dicabut pada Oktober 2022 mendatang.
"Masyarakat untuk sepenuhnya kembali ke kehidupan normal, Taiwan membuka pintunya untuk menyambut kembali turis dan semua industri menjadi lebih aktif dan sejahtera," kata Lo Ping-cheng.
Ilustrasi Taiwan Foto: Shutter stock
Namun melihat keputusan tersebut, beberapa pakar pariwisata mengatakan, jika Taiwan masih harus berjuang untuk mendapatkan kembali kunjungan turis asing.
"Seluruh dunia kecuali China dan Taiwan telah terbuka, dan Taiwan sudah terlalu lambat dan terlambat," kata Robert Kao, pakar manajemen dan operasi pariwisata di Universitas Teknologi Tainan.
Dia menggambarkan tujuh hari pemantauan diri tanpa karantina sebagai tidak ada artinya, dan menambahkan bahwa turis akan memilih negara-negara seperti Jepang atau Korea Selatan yang sudah tidak ada batasan seperti itu.
ADVERTISEMENT