Qantas Airway Tunda Penerbangan Internasional Hingga Vaksin COVID-19 Tersedia

2 September 2020 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pandangan menunjukkan jet jumbo Qantas Boeing 747 yang terbang dari Bandara Sydney di Sydney, Australia. Foto: Loren Elliott/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pandangan menunjukkan jet jumbo Qantas Boeing 747 yang terbang dari Bandara Sydney di Sydney, Australia. Foto: Loren Elliott/REUTERS
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan Qantas Airways berencana tidak melanjutkan penerbangan internasionalnya hingga pertengahan tahun 2021 akibat pandemi virus corona. Bahkan, maskapai yang berbasis di Australia ini berencana baru akan membuka rute internasional hingga vaksin COVID-19 sudah tersedia.
ADVERTISEMENT
Dilansir Lonely Planet, Qantas menyebut menelan kerugian mencapai 2,9 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 42,8 triliun. Pada bulan Juni, terjadi penurunan laba hingga 96,6 persen dibandingkan Juni tahun lalu.
Tak mau mengambil risiko, maskapai penerbangan tersebut akan kembali membuka rute penerbangan hingga kasus virus corona dapat terkendali.
“Mungkin perlu vaksin sebelum kita bisa melihat itu terjadi,” kata CEO Qantas, Alan Joyce.
Maskapai Qantas Foto: Reuters/Jason Reed
Joyce memprediksi bahwa perbatasan internasional akan dibuka paling cepat sekitar satu tahun yang akan datang. Bahkan, menurutnya hampir seluruh maskapai di seluruh negara akan memarkir pesawat terbang hingga tiga tahun ke depan.
Saat ini banyak negara yang mengusung rencana membuka travel bubble antarnegara untuk meningkatkan pariwisata. Menurut Joyce kebijakan tersebut akan berpotensi meningkatkan jumlah penerbangan internasional.
ADVERTISEMENT
"Selandia Baru adalah contoh nyata yang berpotensi membuka relatif cepat dibandingkan dengan negara lain di seluruh dunia," ujar Joyce.
Pesawat Qantas Foto: Shutter Stock
Enam bulan pertama tahun 2020 adalah kondisi terberat dalam 100 tahun Qantas terakhir bagi Qantas. Tapi, Joyce menyebut Qantas berada dalam posisi keuangan yang lebih baik daripada banyak maskapai penerbangan untuk bertahan hidup dari pandemi.
"Kami yakin, kami adalah maskapai yang menghabiskan uang tunai terendah di antara grup maskapai penerbangan besar mana pun di dunia. 29 juta dolar AS per minggu masih merupakan angka yang besar, tapi itu jauh lebih rendah daripada maskapai lain di Amerika Utara dan Eropa," pungkas Joyce.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).