Rekomendasi 5 Curug di Sukabumi, Dijamin Segarkan Mata dan Pikiran

Ilustrasi curug dengan air yang jernih Foto: Dok. istockphoto

Sukabumi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki wisata alam menakjubkan, mulai dari gunung, laut, hingga danau. Suguhan panorama alam di Sukabumi sangat alami, sehingga banyak wisatawan lokal maupun luar daerah berkunjung untuk menikmatinya.

Selain gunung, laut dan danaunya, wisata alam yang paling terkenal di Sukabumi adalah beragam curug atau wisata air terjunnya yang eksotis. Suasana sejuk curug menghadirkan sensasi yang berbeda dari biasanya, apalagi jalan menuju curug cukup sulit. Kamu harus melalui beragam rintangan dan tantangan sebelum menyaksikan keindahannya.

Nah, untuk kamu yang ingin mencoba merasakan keindahan curug di Sukabumi, berikut rekomendasinya.

1. Curug Puncak Manik

Berlokasi di Desa Cibenda, Ciemas, Kota Sukabumi, Curug Manik menawarkan keindahan air terjun yang mengalir dengan sangat menawan. Di dekatnya terdapat pepohonan rimbun yang mengelilingi curug tersebut.

Curug populer ini masih termasuk dalam kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi. Yang menjadikan Curug Manik ini populer adalah keindahan pemandangan yang terlihat dari Bukit Panenjoan.

Untuk menuju ke sini pun kamu harus berjalan melalui tangga-tangga yang tersedia di sana. Di perjalanan, kamu akan melihat pesona curug yang terlihat dari kejauhan. Harga tiket masuk ke kawasan Curug Manik tidak dipungut biaya, tetapi kamu hanya membayar biaya parkir sebesar Rp 3 ribu saja.

2. Curug Cikanteh

Selanjutnya adalah Curug Cikanteh yang berlokasi di Desa Ciwaru, Ciemas, Kota Sukabumi. Curug ini memiliki daya tarik tersendiri, karena memiliki dua sumber air terjun yang mengalir di beberapa bebatuan di dekatnya.

Curug tersebut memiliki tiga tingkatan dengan nama yang berbeda-beda. Airnya berasal dari Sungai Cikanteh, sehingga debit airnya cukup besar.

Air yang dialirkannya pun sangat jernih dan menyegarkan. Airnya mengalirkan dari tempat yang tinggi, kemudian dialirkan kembali ke air terjun yang berada di bawahnya.

Untuk memasuki Curug Cikanteh tidak dikenakan biaya resmi, hanya seikhlasnya saja. Tetapi, kamu harus membayar untuk parkir motor sebesar Rp 3 ribu, sedangkan untuk mobil Rp 5 ribu.

3. Curug Sodong

Curug Sodong masih satu lokasi dengan Curug Cikanteh. Curug ini menawarkan sebuah air terjun kembar yang mengalir dengan megah di dinding tebing Ciletuh. Ketinggiannya mencapai 20 meter, sehingga dengan mudah disaksikan dari jarak jauh.

Curug ini memiliki nama lain yang dinamakan oleh warga setempat, yaitu Curug Kembar dan Curug Pengantin. Dinamakan begitu karena adanya dua air terjun yang mengalir dari sungai yang sama dan mengalir sepasang. Hal itulah yang menjadi daya tarik dari curug tersebut. Untuk memasukinya, kamu hanya perlu membayar tiket masuk seharga Rp 3 ribu per orangnya.

4. Curug Cibeureum

Kemudian ada Curug Cibeureum yang terletak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Curug ini menawarkan panorama alam yang sangat eksotis. Curug ini dikelilingi oleh hutan lindung, sehingga keasriannya masih terjaga.

Untuk masuk ke Curug Cibeureum yang berada di kawasan konservasi ini, kamu harus memiliki surat izin masuk kawasan konservasi dengan membayar tiket dan asuransi. Tiket masuknya, yaitu seharga Rp 16 ribu untuk hari biasa dan Rp 18.500 untuk hari libur atau akhir pekan.

5. Curug Sawer

Satu lagi curug yang bisa kamu kunjungi di Sukabumi adalah Curug Sawer yang terletak di di Desa Gedepangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Karena berada di kawasan Gunung Gede Pangrango, curug ini dikelilingi oleh pepohonan hijau nan rimbun.

Untuk menuju ke Curug Sawer Sukabumi, wisatawan yang datang biasanya akan diarahkan untuk melewati Situ Gunung Suspension Bridge atau Jembatan Gantung Situ Gunung terlebih dahulu. Jembatan tersebut menawarkan sensasi yang berbeda dari biasanya.

Sama seperti Curug Cibeureum, untuk tiket masuk ke Curug Sawer sekitar Rp 16 ribu untuk hari biasa dan Rp 18.500 untuk hari libur atau akhir pekan.

Tertarik menikmati deretan curug di Sukabumi ini saat keadaan sudah kondusif nanti?

Penulis: Rani Nuraeni Khairunissa