Picture1.png

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata di Bali yang Terapkan Protokol Kesehatan

5 Desember 2020 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Destinasi wisata di Bali.
zoom-in-whitePerbesar
Destinasi wisata di Bali.
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi virus corona. Banyak tempat wisata #DiIndonesiaAja yang harus ditutup sementara waktu demi menekan angka penyebaran COVID-19. Namun, memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, kini perlahan sektor pariwisata di Indonesia kembali bangkit dari masa keterpurukannya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus berupaya menghidupkan kembali industri pariwisata dengan menggalakkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di berbagai destinasi wisata. Hal itu guna meningkatkan kepercayaan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Salah satu destinasi wisata #DiIndonesiaAja yang telah menerapkannya adalah Bali. Pulau Dewata sendiri memang terpilih sebagai pilot project program CHSE oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bali dijadikan pilot project karena provinsi ini dinilai yang terdepan dalam menekan dan mengatasi pandemi COVID-19.
Bukan hanya menggaungkan CHSE di tempat wisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mendorong sektor pariwisata menjadi destinasi pariwisata berkualitas. Konsep pariwisata berbasis kualitas ini membuat wisatawan menjadi lebih betah tinggal di destinasi tersebut.
Pulau Dewata sendiri terpilih sebagai pilot project program CHSE oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sehingga konsep pariwisata ini secara tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi pelaku pariwisata lokal. Konsep pariwisata berkualitas ini tentu disertakan dengan protokol kesehatan ketat, sehingga mampu memberi nilai tambah lebih tinggi kepada wisatawan.
Selain tempat wisata, wisatawan juga diminta terlibat dalam mendukung konsep pariwisata baru di era Adaptasi Kebiasaan Baru dengan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab atau responsible tourism. Salah satu yang wajib dilakukan adalah selalu mengenakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, cek suhu tubuh secara berkala, rajin cuci tangan, dan usahakan memakai kendaraan pribadi.
Untuk itu, berikut Kumparan rangkum lima destinasi wisata di Bali yang telah menerapkan CHSE dan quality tourism, di mana kamu tidak hanya akan merasa nyaman dengan protokol kesehatan yang ketat, tetapi juga merasa betah karena banyaknya budaya yang bisa dipelajari di sana. Tak hanya itu, lima destinasi ini juga memiliki akses yang mudah dan dikelilingi pusat kerajinan yang bisa dikunjungi, sehingga liburan kamu semakin menyenangkan.

1. Pantai Kuta

Pantai kuta.
Travelling ke Pulau Dewata Bali, belum lengkap tanpa mengunjungi pantai. Dari sekian banyak pantai yang ada di pulau ini, ada satu pantai yang selalu menjadi tujuan para pelancong, yakni Pantai Kuta.
Pantai Kuta terletak di bagian barat Pulau Bali, tepatnya di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Salah satu hal yang membuat pantai ini selalu menjadi favorit, karena selain keindahan yang dimiliki, letaknya juga strategis. Pantai Kuta terletak tidak jauh dari Bandara Internasional Ngurah Rai.
Memasuki wilayah pantai, pengunjung akan disambut sebuah gapura megah berbentuk candi bentar. Gapura ini merupakan penanda sisi paling selatan dari kawasan Kuta. Setelahnya, pengunjung akan terpesona dengan garis pantai yang panjang dan hamparan pasir yang lembut.
Kuta memang telah menjadi salah satu simbol pariwisata Bali, bahkan Indonesia. Tak heran jika fasilitas penunjang hiburan bagi para wisatawan tak sulit ditemukan di sepanjang pantai ini. Berbagai rumah makan, cafe, dan penginapan dengan beragam kelas bertebaran di sepanjang jalan Kuta, seiring pertambahan pengunjung yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sebagai destinasi unggulan Bali, Pantai Kuta menjadi lokasi yang telah memenuhi syarat protokol Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) di tempat wisata. Hampir seluruh fasilitas di destinasi ini telah direvitalisasi untuk memenuhi syarat tersebut, salah satunya dengan meningkatkan fasilitas toilet umum. Mengingat toilet yang bersih, higienis dan kering yang dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan menjadi keharusan pada masa pandemi.
Selain itu, pengunjung juga diwajibkan selalu mengenakan masker saat berada di area pantai, serta menjaga jarak aman. Pintu masuk kawasan Kuta juga dibatasi, agar memudahkan mengawasi jumlah pengunjung yang masuk ke Pantai Kuta.

2. Tanah Lot

Tanah lot.
Keindahan sunset di Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Bali, sudah tak perlu diragukan. Menyaksikan waktu terbenamnya matahari di ufuk barat dari tempat ini terasa begitu indah dan mempesona. Keberadaan Pura Tanah Lot yang dikenal memiliki keunikan, karena berada di atas batu karang yang besar menjadi pelengkap keindahannya yang luar biasa.
Tanah Lot merupakan tempat wisata religi dengan panorama pantai yang indah. Terdiri dari dua pura yang masing-masing berada di atas bongkahan batu karang dan tebing yang menjorok ke laut, Tanah Lot tampak cantik bersahaja. Tebing inilah yang menghubungkan pura dengan daratan dan bentuknya melengkung seperti jembatan. Yang disebut dengan Pura Tanah Lot adalah pura yang berada di atas bongkahan batu karang di tengah pantai.
Pura ini merupakan tempat pemujaan pada dewa laut, hal ini pula yang membuat pura ini dibangun di lokasi yang sangat dekat dengan laut. Wisatawan tidak diperbolehkan masuk ke dalam bangunan pura untuk menjaga kesucian dan kesakralan tempat ibadah ini.
Saat air pasang, kamu bisa melihat Pura Tanah Lot seperti mengapung di atas air. Lain halnya saat air surut, di bawah pura terdapat lubang-lubang kecil layaknya gua yang ditempati banyak ular ekor pipih dengan warna hitam berbelang kuning.
Menurut cerita legenda Bali, ular laut tersebut adalah jelmaan dari selendang perdiri pura, yaitu seorang Brahmana dari Jawa yang mengembara ke Bali.
Keunikan lain dari Tanah Lot ini adalah adanya sumber mata air tawar yang disebut dengan air pabersih. Sumber mata air ini tentu saja merupakan sebuah keajaiban tersendiri karena terletak di tengah pantai yang berair asin. Menurut warga setempat, sumber mata air tawar ini pula yang menjadi salah satu alasan dipilihnya pantai ini sebagai lokasi pendirian Pura Tanah Lot, karena dianggap sebagai tempat yang suci.
Di Tanah Lot sendiri protokol kesehatan sangat ketat dijalankan. Sejak dibuka kembali 1 Agustus lalu, wisata Tanah Lot yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali telah menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan pengunjung memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

3. Nusa Penida

Nusa Penida.
Selanjutnya adalah Nusa Penida, Bali. Destinasi wisata ini menjadi lokasi wisata yang telah menerapkan protokol kesehatan, seperti Saat berkunjung ke Nusa Penida, wisatawan diwajibkan untuk selalu memakai masker, menjaga jarak aman, dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun. Konsep CHSE yang diterapkan di destinasi wisata ini dilakukan melalui Program We Love Bali yang telah diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Nusa Penida sendiri merupakan salah satu objek wisata paling populer di Pulau Dewata. Pesona Nusa Penida yang cukup populer adalah lanskap perbukitannya yang eksotis dan Pantai Kelingking dengan tebing berbentuk mirip Tyrannosaurus Rex.
Bahkan, Pantai Kelingking dinyatakan sebagai salah satu pantai terbaik di Asia. Terletak di sebelah tenggara Bali, Nusa Penida menjadi destinasi populer wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tahun 2019 lalu, Nusa Penida dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik dunia bagi backpacker pada 2020 versi Hostelworld, sebuah platform pemesanan hostel yang berbasis di Dublin, Irlandia.

4. Garuda Wisnu Kencana

Garuda Wisnu Kencana.
Berlibur ke Bali, tidak hanya pantai saja yang harus dikunjungi. Pulau Dewata juga memiliki tempat wisata memukau yang bisa dinikmati. Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana bisa menjadi salah satu destinasi wisata #DiIndonesiaAja yang wajib disinggahi saat berkunjung ke Bali.
Taman wisata budaya yang terletak di Bali Selatan ini menyuguhkan berbagai atraksi budaya, bahkan tak hanya saat Galungan saja. Selain menyaksikan pertunjukan budaya, kamu bisa menikmati megahnya patung karya I Nyoman Nyuarta, ditemani keindahan bukit-bukit kapur di sekitarnya.
Tak hanya itu, kamu juga bisa menyaksikan patung-patung raksasa lainnya di GWK, seperti Patung Garuda Wisnu Kencana setengah badan, hingga patung burung garuda yang dikendarai Dewa Wisnu. Patung Garuda Wisnu Kencana sendiri merupakan destinasi wisata baru di Bali. Objek wisata ini baru rampung pada Juli 2018 sejak dibangun 2013.
Patung GWK menempati urutan keempat sebagai patung tertinggi di dunia, berada tepat di bawah monumen Sardar Patel di India yang memiliki tinggi 182 meter. Meski hanya menempati posisi keempat, namun patung yang berada di Kuta Selatan ini berhasil dinobatkan sebagai patung terlebar di dunia dengan lebar 64 meter dihitung dari bentang sayap terluar patung garuda.
Seiring dengan penerapan kebiasaan baru, pengelola GWK juga turut menyiapkan protokol kesehatan untuk menyambut wisatawan, seperti pengecekan suhu tubuh, tersedianya tempat mencuci tangan, hingga mewajibkan wisatawan memakai masker. Protokol kesehatan ini diterapkan demi mencegah penyebaran virus corona.

5. Ubud Monkey Forest

Ubud monkey forest.
Ubud memang menampilkan sisi lain dari wisata di Bali. Bukan dengan pemandangan pantai eksotis yang digemari oleh wisatawan mancanegara, kawasan ini lebih dikenal sebagai episentrum budaya dan wisata alam yang tak banyak dijumpai di tempat lainnya.
Di antara destinasi wisata yang kerap menjadi pilihan favorit bagi wisatawan adalah The Sacred Monkey Forest Sanctuary atau kerap disingkat menjadi Ubud Monkey Forest. Ubud Monkey Forest berada di tempat yang dikelilingi dengan tumbuhan dan persawahan hijau.
Berkunjung ke destinasi wisata ini tentunya akan memberikan nuansa berbeda selama liburan di Ubud. Apalagi, kera yang dianggap suci di Bali akan memberikan pengalaman baru bagi wisatawan yang datang ke sini.
Hutan cagar alam ini dihuni oleh empat kelompok monyet dan kera berekor panjang. Dengan luas sekitar 10 hektare, kawasan ini sangat disakralkan oleh masyarakat setempat.
Objek wisata ini merupakan habitat bagi tak kurang dari 650 ekor kera. Kera yang menggantungkan hidupnya di Ubud Monkey Forest berjenis kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Karena koleksi kera dan beragam aktivitas yang bisa dinikmati, kawasan ini pun menjadi begitu populer hingga mendapat sorotan dunia internasional.
Monkey Forest Ubud tepat berada di Jalan Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Kalau wisatawan memulai perjalanan dari bandara Ngurah Rai, maka diperlukan waktu sekitar 1 jam 15 menit dengan menempuh jarak sejauh 36 kilometer.
Tak lupa, Ubud Monkey Forest juga telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai standar CHSE, seperti pengecekan suhu tubuh, mewajibkan pengunjung untuk mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.
Bagaimana, inspiratif bukan 5 destinasi di Bali yang sudah terapkan protokol CHSE ini? Jangan lupa, setelah pandemi berakhir buat wish list jalan-jalan kamu dengan berbagai destinasi yang sudah terapkan protokol kesehatan dan tentunya CHSE secara ketat, ya. Agar liburan kamu #DiIndonesiaAja kelak bisa nyaman dan seru. Namun tetap ingat untuk menerapkan protokol kesehatan ya, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, membawa hand sanitizer, dan mengecek suhu tubuh.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten