Revenge Travel, Balas Dendam Turis Usai Terkurung Pandemi COVID-19

27 April 2022 10:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan liburan di pantai Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan liburan di pantai Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak senang melihat pandemi COVID-19 sudah melandai? Ini tandanya semua orang akan berlomba "membalaskan dendam" mereka untuk pergi liburan, karena tertunda selama dua tahun.
ADVERTISEMENT
Hal ini akan dimanfaatkan oleh para turis mengambil kesempatan selagi ada peluang. Orang-orang akan buru-buru memesan tiket perjalanan, akomodasi, dan hotel demi pergi liburan.
Tentu ini bagus karena agen perjalanan, operator hotel, dan restoran akan ikut merasakan dampaknya. Apalagi saat ini sudah mendekati libur lebaran.
Jadi, sebenarnya apa itu revenge travel?

Makna Revenge Travel

Ilustrasi turis asal China. Foto: Shutter Stock
Dilansir India Today, revenge travel adalah "perjalanan balas dendam", di mana orang-orang ingin melepaskan diri dari rutinitas duniawi setelah terkurung karena pandemi COVID-19.
Kalau lebih sederhananya lagi, orang-orang lelah mengikuti rutinitas yang sama hari demi hari, bekerja dari rumah, tidak dapat keluar rumah karena takut tertular virus corona.
Hal ini menimbulkan semacam kepenatan yang membuat mereka ingin melarikan diri ke berbagai destinasi wisata, sebuah konsep yang juga dikenal sebagai wisata balas dendam.
ADVERTISEMENT
Dalam revenge travel, para turis akan mulai meningkatkan frekuensi jalan-jalan, menambah pengalaman, serta mereka ingin menghilangkan emosi yang terjadi karena lockdown.
Ilustrasi Rottnest Island Australia Barat Foto: Istimewa
Asia Pacific Travel Lead for Google, Hermione Joye, mengatakan awalnya revenge travel hanya muncul di Australia. Tapi, setelah diperlonggarnya perbatasan di Asia tenggara, banyak traveler yang ingin datang ke asia tenggara.
"Berita baiknya revenge travel benar-benar dilakukan di Asia Tenggara. Awalnya fenomena ini hanya muncul di Australia," kata Hermione Joye, pada diskusi Southeast Asia Travel Roundtable 2022, Selasa (26/4) lalu.
Peningkatan pariwisata di Asia Tenggara bulan lalu meroket tajam hingga 336 persen. Bisa dibilang ini adalah peningkatan yang sangat masif dan mind-blowing.
"Biasanya para turis revenge travel melakukan kegiatan yang berbeda dari turis biasanya. Mereka akan mencari destinasi wisata yang alamnya bagus, dan bisa untuk healing," ujar Hermione Joye.
Ilustrasi keindahan wisata alam Indonesia. Foto: Shutterstock
Tak hanya itu, ketika berada di sebuah negara, mereka akan kembali pada classic itinerary, yaitu melihat budaya, sejarah, dan berwisata kuliner bersama komunitasnya.
ADVERTISEMENT
"Menurut data yang kami lihat, ada kenaikan akomodasi lebih dari 100 persen di Asia Tenggara. Ini adalah berita yang baik," tambah Hermione Joye.
Menurut Hermione Joye, orang-orang di Asia Tenggara bisa dibilang memiliki keinginan yang unik untuk jalan-jalan. Misalnya saja mereka ingin selalu update di media sosial, memberikan detail rencana perjalanan, ingin liburan dengan durasi yang panjang, dan memiliki preferensi kemewahan.
Jadi, apakah kamu termasuk orang yang akan melakukan revenge travel?