Sandiaga Sebut Spending Wisman di Indonesia Capai Rp 23,1 Juta per Kunjungan

31 Agustus 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan asing. Foto: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan asing. Foto: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menyebutkan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) selama berwisata di Indonesia pada 2024.
ADVERTISEMENT
Jumlah pengeluaran wisman tahun ini dikatakan Sandiaga mencapai 1.500 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 23,1 juta per kunjungan dengan kurs Rp 15.459 per dolar AS.
Menparekraf Sandiaga Uno saat dijumpai di kompleks parlemen, Jakpus, Kamis (29/8). Foto: Thomas Bosco/kumparan
“Capaian itu sekitar 50 persen lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi COVID-19,” kata Sandiaga di sela menghadiri Konferensi Internasional Kualitas Pariwisata ke-1 di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (30/8) seperti dikutip Antara.
Ia menjelaskan peningkatan pengeluaran wisman itu dicapai melalui fokus pengembangan 3S yakni serenity, spiritual, dan sustainability (ketenangan, spiritual, dan keberlanjutan).
“Dulu kami fokus 3S yang lain yakni sun, sea, dan sand,” imbuhnya.

Jumlah Kunjungan Wisman di Indonesia

Terkait jumlah kunjungan wisman, Sandiaga memperkirakan hingga Agustus ini sebanyak 13 juta wisatawan mancanegara mengunjungi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ada pun rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia per Mei 2024 selama 7,51 malam atau lebih rendah dibandingkan periode Mei 2023 mencapai 7,87 malam.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
Pemerintah memiliki target kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia pada 2024 mencapai 17 juta orang, sebanyak tujuh juta di antaranya diharapkan disumbangkan melalui Bali.
Untuk mendorong pariwisata Tanah Air, ia memaparkan strategi komunikasi dalam pemasaran pariwisata 2024-2025 yakni menyentuh pasar wisatawan generasi milenial dan generasi Z.
Ilustrasi Turis Asing di Bali. Foto: Shutter Stock
Selain itu, pekerja yang bisa melakukan mobilitas (remote worker), keluarga muda, pelancong dan komunitas dengan pengeluaran tinggi di antaranya para pensiunan.
“Khususnya generasi Z, mereka familiar dengan geografi, keluarga dewasa muda yang mencari pengalaman pertama di Indonesia, tidak hanya di Bali tapi lima super prioritas lainnya seperti Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Likupang,” katanya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain pemerintah juga menargetkan peningkatan peringkat indeks pariwisata Indonesia yang saat ini berada di posisi ke-22 dunia, meningkat dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi ke-32.