Selain Pangeran Abu Dhabi, Ini 4 Tokoh Dunia yang Jadi Nama Jalan di Indonesia

14 April 2021 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bosscha, Bandung Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Bosscha, Bandung Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Nama Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek II (Tol Layang Japek II) resmi diganti menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed. Jalan tol tersebut kini resmi berganti menjadi Tol Layang MBZ, akronim dari nama sang pangeran Uni Emirat Arab tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Sekretaris Negara Pratikno, mengatakan pergantian nama tol yang dioperasikan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ini lantaran nama Presiden Jokowi, lebih dulu menjadi nama jalan di Abu Dhabi, Ibu kota Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, jauh sebelum Mohamed Bin Zayed, beberapa tokoh dunia sudah lebih dulu diabadikan di sudut-sudut di berbagai wilayah di Indonesia. Berikut kumparan rangkum empat tokoh dunia yang disematkan ke dalam nama jalan di Indonesia.

1. Patrice Lumumba, Jakarta

Patrice Lumumba, tokoh dan pemimpin kemerdekaan Kongo Foto: Wikimedia Commons
Jalan Patrice Lumumba, diambil dari nama tokoh dan pemimpin kemerdekaan Kongo. Namanya dijadikan nama suatu jalan di daerah Gunungsahari, Jakarta, oleh Soekarno sebagai tanda solidaritas negara-negara Asia-Afrika.
Namun, pada masa Orde Baru nama jalan ini diganti menjadi Jalan Angkasa, karena Patrice Lumumba dianggap beraliran kiri. Sekarang namanya masih dijadikan nama jalan di Kota Surabaya, Kota Padangsidempuan, dan Kota Medan
ADVERTISEMENT

2. Jalan PJ Nehru, Medan

PM India Jawaharlal Nehru adalah sosok yang mewakili India saat KAA berlangsung Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Pandit Jawaharlal Nehru merupakan Perdana Menteri India yang sangat terkenal pada masanya. Beliau juga berperan besar bersama Bung Karno dalam mendirikan gerakan Non Blok pada awal 1960-an.
Tidak mengherankan bila namanya diabadikan pada sebuah nama jalan di Kota Medan, Sumatera Utara. Kebetulan Kota Medan merupakan tempat yang penduduknya sangat beragam dan memiliki etnis keturunan India yang cukup signifikan.

3. Pasteur, Bandung

Suasana kendaraan yang melaju menuju Kota Bandung usai keluar Gerbang Tol Pasteur, Bandung. Foto: Novrian Arbi/Antara
Pasteur, nama jalan paling populer di Bandung juga diambil dari tokoh dunia, yaitu Louis Pasteur. Ia merupakan ilmuwan kelahiran Prancis yang berhasil menemukan cara mencegah pembusukan makanan hingga beberapa waktu lamanya, dengan proses pemanasan yang biasa disebut pasteurisasi.
Nama Jalan Pasteur diambil lantaran keberadaan Bio Farma di Jalan Pasteur No 28. Biofarma adalah salah satu lembaga pengembang vaksin dengan dasar penemuannya dari Louis Pasteur.
ADVERTISEMENT
Nama Pasteur sendiri menjadi lekat karena Bio Farma pernah menyandang kata Pasteur di belakang namanya. Bio Farma didirikan 1890, yang kala itu bernama Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur.
Nama tersebut kemudian diubah oleh Pemerintah Indonesia ketika terjadi nasionalisasi perusahaan Belanda antara tahun 1955 hingga 1960. Selain dikenal dengan Bio Farma, nama Pasteur juga identik dengan pintu tol masuk Kota Bandung.

4. Bosscha, Bandung

Observatorium bosscha ITB. Foto: Shutter Stock
Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium ini dibangun pada zaman penjajahan Belanda oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) pada tahun 1923.
Nama Bosscha diambil Karel Albert Rudolph Bosscha. Ia adalah tokoh penting dalam pengembangan perkebunan teh di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.
Bosscha banyak menyumbangkan pikiran, tenaga, dan dana bagi kepentingan-kepentingan sosial dan pembangunan Kota Bandung, seperti Observatorium Bintang Bosscha di Lembang, Balai Keselamatan di Jalan Jawa, sekolah bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara.
ADVERTISEMENT
Pada 1923, bersama dengan Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereeniging (perkumpulan ahli asronomi Hindia Belanda), ia mendirikan peneropong bintang di Lembang yang kini dikenal sebagai Observatorium Bosscha. Keberadaan teropopong ini mulai terganggu dengan maraknya pembangunan fisik di sekitar Bandung Utara dan Lembang.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).