Sepertiga Rute Penerbangan Dunia Lenyap Akibat Pandemi Virus Corona

18 November 2020 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bandara  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bandara Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona tak hanya berimbas pada berkurangnya perjalanan wisatawan tetapi juga rute penerbangan. Beberapa rute penerbangan dunia pun lenyap akibat pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Dilansir South China Morning Post, dalam waktu kurang dari setahun sepertiga rute penerbangan dunia pun terpaksa ditutup akibat pandemi virus corona. Padahal sebelum adanya pandemi, terdapat 50 ribu rute penerbangan di seluruh dunia.
Ilustrasi kabin pesawat tanpa penumpang Foto: Shutter Stock
Berdasarkan data OAG Aviation Worldwide, hingga akhir Januari 2020 lalu, menunjukan ada 47.756 rute penerbangan yang melintasi dunia. Lebih dari setengah rute penerbangan tersebut ada di Amerika Serikat, Eropa Barat dan Asia Timur Laut.
Namun, hingga 2 November 2020 kemarin, tinggal 33.416 rute penerbangan terjadwal yang ada di seluruh dunia.
Berkurangnya rute tersebut diakibatkan oleh penutupan perbatasan, lockdown yang dilakukan di beberapa negara, serta berkurangnya perjalanan komersial wisatawan akibat pandemi COVID-19. Dari ribuan rute penerbangan tersebut, rute domestik dan internasional mengalami penyusutan.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya, rute yang hilang adalah rute penerbangan menuju Hervey Bay, sebuah kota kecil di pantai timur Australia. Penduduk di sana bersedih saat penerbangan langsung ke Sydney terpaksa ditutup beberapa waktu lalu.
Rute penerbangan tersebut salah satunya dihapus oleh maskapai Virgin Australia yang ambruk di bulan April akibat pandemi. Maskapai tersebut pun meninggalkan utang sekitar 5 miliar dolar AS atau Rp 70 triliun.
"Kami berharap mereka akan kembali," ujar Wakil Wali Kota Hervey Bay, Darren Everard.
Ilustrasi pesawat Foto: shutter stock
Tak hanya itu saja, beberapa rute penerbangan dari dan menuju ibu kota Australia, Canberra juga sudah menghilang. Canberra tidak lagi memiliki penerbangan langsung ke luar negeri setelah Singapore Airlines menghentikan layanan mereka dari Singapura pada September lalu.
ADVERTISEMENT
"Mungkin akan membutuhkan waktu 4-5 agar konektivitas ini kembali ke level yang sama seperti di akhir tahun 2019. Beberapa rute ini mungkin tidak akan beroperasi lagi," ujar Direktur Jenderal Asosiasi Maskapai Asia Pasifik, Subhas Menon.

Industri Penerbangan di Tengah Pandemi

Selain rute penerbangan, pandemi virus corona juga membuat maskapai penerbangan mengalami kesulitan. Banyak maskapai penerbangan dunia yang terpaksa memangkas jumlah karyawannya agar bisa bertahan di tengah pandemi.
Menurut data Aviation Benefits Report 2019 lalu, sebelum adanya pandemi virus corona industri penerbangan menjadi rumah bagi 65,6 juta pekerja yang lebih dari setengahnya secara tidak langsung terkait pariwisata. Dengan dampak ekonomi global sebesar 2,7 triliun dolar AS.
Pramugari Cathay Pacific yang mengenakan masker Foto: Dok. Cathay Pacific
Di masa mendatang industri penerbangan dipastikan akan mengalami perubahan. Ke depan perjalanan bisnis dan liburan ke luar negeri akan lebih banyak singgah di bandara dengan waktu perjalanan lebih lama dengan moda transportasi tambahan.
ADVERTISEMENT
Bahkan saat vaksin virus corona ditemukan, dan penerbangan sudah mulai pulih beberapa rute penerbangan nonsetop mungkin akan hilang selamanya.
"Rute dengan margin keuntungan paling sedikit akan menjadi yang pertama hilang, sementara maskapai penerbangan akan mencoba untuk menjaga koneksi yang memberikan penumpang ke pusat perjalanan yang lebih besar," kata kepala konsultan perjalanan dan pariwisata Boston Consulting Group yang berbasis di Amsterdam, Dirk-Maarten Molenaar.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)