Sepi Penumpang, American Airlines Tawarkan Tiket Pesawat Rp 260 Ribu

31 Maret 2020 17:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai American Airlines. Foto: Shutter Stiock
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai American Airlines. Foto: Shutter Stiock
ADVERTISEMENT
Industri penerbangan global saat ini sedang merana akibat mewabahnya virus corona yang hampir menyerang seluruh negara di dunia. Pemicunya karena banyak orang menghindari bepergian, akibat khawatir tertular virus corona.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah pandemi virus corona, maskapai American Airlines tetap berusaha menggaet wisatawan untuk bepergian dengan memberikan potongan harga di rute penerbangan favorit maskapai tersebut.
Dilansir The Independent, untuk penerbangan rute ke Miami dan Los Angeles, American Airlines menawarkan harga 16 dolar Amerika atau sekitar Rp 262 ribu untuk sekali perjalanan. Hal itu berarti, untuk tiket perjalanan pulang pergi yang berjarak 2.340 mil dan memakan waktu lebih dari 11 jam dapat dibeli seharga 32 dolar Amerika atau sekitar Rp 524 ribu.
Pesawat American Airlines. Foto: Pixabay
Harga tiket pesawat tersebut dapat diperoleh dalam periode April. Lalu, di bulan Mei harga akan berubah menjadi 28 dolar Amerika atau sekitar Rp 459 ribu untuk sekali perjalanan dan akan berubah ke harga semula menjadi 243 dolar Amerika atau sekitar Rp 3,9 juta.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sampai saat ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, bahwa tidak ada aturan atau larangan untuk membatasi perjalanan di Amerika Serikat. Namun, para wisatawan harus mempertimbangkan rencana untuk berkunjung ke tempat keramaian, seperti bandara.
Pesawat Boeing 737 yang diterbangkan oleh American Airlines. Foto: AFP/ Caballero Reynolds
CDC juga mengimbau kepada wisatawan untuk mempertimbangkan risiko tertularnya virus corona di destinasi tujuan. Baru-baru ini, CDC mengeluarkan travel advisory yang isinya meminta kepada penduduk New York, New Jersey, dan Connecticut agar sementara waktu menunda perjalanan domestik yang tidak penting selama 14 hari sejak 28 Maret.
Keputusan tersebut diambil setelah angka penyebaran COVID-19 meluas di daerah-daerah terpencil. Sejak saat itu, ahli penyakit menular top Gedung Putih, Dr Anthony Fauci, memprediksi kematian di Amerika Serikat meningkat 100 ribu hingga 200 ribu akibat virus corona. Hal itu diprediksi terjadi jika tidak ada kebijakan untuk menekan angka penyebaran.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, jumlah penderita virus corona di AS tembus 122.666, melebihi China dan Italia --peringkat pertama penderita terbanyak. Angka kematian akibat corona di AS telah tembus 2.147 jiwa.