Setelah Ditutup 3 Bulan, Maroko Kembali Buka Perbatasannya untuk Pariwisata

8 Februari 2022 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chefchaouen di Maroko. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Chefchaouen di Maroko. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Maroko akhirnya membuka kembali perbatasan negaranya untuk kedatangan internasional dan pariwisata, Senin (7/2), setelah hampir tiga bulan ditutup dikarenakan tingginya kasus COVID-19 di Eropa.
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengatakan bahwa keputusan diambil berdasarkan ketentuan hukum yang berkaitan dengan pengelolaan keadaan darurat kesehatan, dan mengikuti rekomendasi dari komisi ilmiah dan teknis, serta mempertimbangkan evolusi situasi epidemiologis di kerajaan.
"Maroko terbuka dan menyambut wisatawan internasional, tetapi kesehatan adalah prioritas nomor satu. Kondisinya juga berlaku untuk warga lokal," ujar Adel El Fakir, Direktur Jenderal dan Kepala Eksekutif Kantor Pariwisata Nasional Maroko, seperti dikutip dari Travel Weekly.
Chefchaouen di Maroko. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
Wisatawan yang mengunjungi Maroko harus menunjukkan kartu vaksinasi dan hasil tes PCR negatif kurang dari 48 jam sebelum naik ke pesawat. Maroko juga memberikan keringanan bahwa semua kartu vaksin yang dikeluarkan oleh negara lain diterima selama masih berlaku di negara asalnya.
Sebelum menaiki pesawat, wisatawan harus menunjukkan formulir kesehatan yang telah diisi lengkap, termasuk alamat, nomor telepon utama, dan nomor telepon cadangan yang digunakan untuk melacak mereka selama mereka tinggal.
ADVERTISEMENT
Setibanya di bandara, mereka akan diperiksa dengan tes cepat gratis. Tes PCR acak juga akan dilakukan untuk beberapa kelompok wisatawan dan hasilnya akan diinformasikan kemudian. Setelah wisatawan menginjakkan kaki di Maroko selama 48 jam, mereka diwajibkan untuk menjalani tes tambahan di tempat mereka menginap.
Chefchaouen di Maroko. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
Jika mereka didapati positif namun masih memiliki gejala normal, maka mereka harus menjalani karantina di penahanan sanitasi di tempat mereka tinggal. Namun, jika mereka mengalami gejala yang parah, maka mereka akan ditangani di rumah sakit sesuai dengan protokol nasional.
Terkhusus anak-anak, pemerintah Maroko tidak mewajibkan anak di bawah 6 tahun melakukan tes PCR dan tes cepat. Ketika ingin keluar dari Maroko, anak usia di bawah 12 tahun tidak diberikan persyaratan. Untuk anak usia 12-18 tahun hanya dibutuhkan kartu vaksinasi saja.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Maroko mewajibkan para wisatawan menggunakan masker dan menjalani pemeriksaan suhu jika mereka mengunjungi kafe, restoran, situs budaya, pusat perbelanjaan, dan transportasi umum.
Selama mereka menutup perbatasan dari penerbangan internasional, kasus COVID-19 terkonfirmasi di Maroko cenderung menurun. Walaupun sempat mengalami kenaikan di pertengahan Januari dari 885 kasus menjadi 9.061 kasus, kini mereka hanya mencatat sekitar 1.200 kasus.
Penulis: Mohamad Fadel