Strategi Kemenparekraf Dorong Pariwisata di Desa Wisata yang Terdampak Pandemi

8 Juli 2020 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Desa. Foto: Pixabay - @tpsdave
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Desa. Foto: Pixabay - @tpsdave
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona berdampak paling besar pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain destinasi wisata, desa-desa wisata di Indonesia juga menjadi salah satu yang terdampak akibat pandemi tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk menghidupkan kembali desa wisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melibatkan 20 desa wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA). Program ini memberikan insentif bagi pelaku desa wisata, dalam bentuk kegiatan padat karya.
Ilustrasi Desa Wisata. Foto: Pixabay - @For_the_people
Gerakan tersebut merupakan dukungan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak COVID-19. Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Fadjar Hutomo, mengatakan 1.400 masyarakat desa terlibat langsung ke dalam gerakan tersebut.
“Program BISA Desa Wisata merupakan gerakan padat karya yang bertujuan untuk mengoptimalkan pelaku usaha parekraf dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan masyarakat di Desa Wisata untuk menghadapi kondisi new normal pascapandemi COVID-19,” kata Fadjar, dalam webinar Sosialisasi Kebijakan dan Simulasi Protokol Kesehatan Bagi Industri Parekraf di Masa COVID-19, Rabu (8/7).
ADVERTISEMENT
Fajar menjelaskan, gerakan BISA ini juga akan dilakukan di desa-desa wisata ataupun destinasi wisata lainnya.
"Serentak, kemarin juga kita lakukan di Jawa Barat. Kita akan lakukan ini di berbagai destinasi wisata di Indonesia, khususnya desa wisata," lanjutnya.
Fasilitas penginapan di desa wisata Desa Kenalan, Kec. Borobudur dibuat setara dengan resort mewah. Foto: Dok. Balkondes Borobudur
Adapun 20 desa wisata tersebut adalah Desa Wisata Candi Rejo, Desa Wisata Wanurejo, Desa Wisata Karangrejo, Desa Wisata Borobudur, Desa Wisata Karanganyar, Desa Wisata Wringinputih, Desa Wisata Giripurno, Desa Wisata Giritengah, dan Desa Wisata Sambeng.
Kemudian juga Desa Wisata Ngadiharjo, Desa Wisata Majaksingi, Desa Wisata Bigaran, Desa Wisata Kebon Sari, Desa Wisata Ngargogondo, Desa Wisata Tanjungsari, Desa Wisata Tuksongo, Desa Wisata Ngargoretno, Desa Wisata Banyubiru, Desa Wisata Ngawen, dan Desa Wisata Jamuskauman.
Sejumlah wisatawan menyusuri jalan Desa Kenalan di antara rumah-rumah warga yang tertata rapi. Foto: Dok. PT TWC (Persero)
Fadjar menjelaskan program ini diharapkan membantu menggerakkan perekonomian masyarakat, sekaligus mengantisipasi kondisi new normal dengan mempersiapkan desa wisata yang lebih baik, yakni mengutamakan faktor health, hygiene, safety dan security yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Program ini diharapkan dapat membantu para pelaku usaha yang sebelumnya empat bulan harus berhenti, karena kehilangan penghasilannya bisa terbantu dengan kegiatan ini. Di sisi lain adalah ini untuk persiapan destinasi, membersihkan objek wisata di tempatnya masing-masing. Ketika nanti dibuka kembali, mereka sudah siap," pungkas Fajar.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)