Survei: Pandemi Jadi Momen yang Tepat untuk Gaungkan Wisata Berkelanjutan

9 Maret 2021 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan yang sedang berwisata alam Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan yang sedang berwisata alam Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Pandemi memang berdampak terhadap industri pariwisata. Pepatah mengatakan 'ada berkah di balik musibah', pandemi nyatanya jadi momen pas untuk menggaungkan sustainable tourism atau wisata berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Hal itu terungkap dari survei yang baru-baru ini dilakukan oleh MarkPlus Tourism. Dalam survei cepat yang dilakukan pada 62 responden di seluruh Indonesia dengan rentang usia 25 sampai 44 tahun.
Ilustrasi wisatawan traveling di alam Foto: Shutter Stock
Sebanyak 83,9 persen responden menilai saat ini di era new normal adalah waktu yang tepat untuk mengkampanyekan program responsible tourist.
“95,2 persen responden memahami perilaku responsible tourist sebagai upaya menjaga lingkungan kawasan destinasi. Dan menurut 71 persen dari mereka menilai untuk menjadi wisatawan yang bertanggung jawab harus berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal yang akan dikunjungi,” kata Senior Business Analyst MarkPlus Tourism Azhari Fauzan, dalam webinar “Redefining Sustainable Tourism Roadmap” yang digelar virtual pada Selasa (9/3).
Azhari mengatakan, harapannya ketika pandemi berakhir dan pariwisata kembali pulih, kesadaran masyarakat sudah tumbuh untuk berwisata yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 80,6 persen responden menyatakan untuk mendorong kampanye sustainable tourism.
Ilustrasi wisatawan yang mematuhi protokol kesehatan di Bali Foto: Shutter stock
Salah satunya adalah dengan mengunggah pengalaman berwisata melalui media sosial setelah berkunjung ke suatu destinasi. Tidak hanya mempromosikan tempat wisata, tetapi juga produk ekonomi kreatif (ekraf) di sekitarnya.
Namun, untuk mengkampanyekan wisata berkelanjutan, hal tersebut perlu didukung dengan kolaborasi berbagai pihak. Mulai dari pemerintah, pengelola destinasi wisata, masyarakat lokal, hingga travel influencer.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)