Tak Ada Turis Asing, Pengusaha Pariwisata di Kepri Hanya Bertahan Hingga Agustus

30 Maret 2021 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan berjalan di tepi Pantai Teluk Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Minggu (1/11/2020). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan berjalan di tepi Pantai Teluk Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Minggu (1/11/2020). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan bahwa perusahaan pariwisata di wilayah tersebut nyaris mengalami kebangkrutan. Bahkan, Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar, menyebut rata-rata pelaku usaha pariwisata di Kepri hanya mampu bertahan sampai Agustus 2021, jika tidak memperoleh pendapatan dari wisatawan mancanegara (wisman).
ADVERTISEMENT
Buralimar mengatakan bahwa pemilik perusahaan pariwisata seperti perhotelan, resor, dan restoran sudah menghabiskan uang untuk bertahan selama masa pandemi COVID-19. Biaya operasional dalam pengelola hotel, resor, dan restoran cukup besar, sementara tidak ada omzet selama pandemi.
Di Lagoi, Kabupaten Bintan, yang sudah sejak beberapa bulan lalu bersiap melayani wisman memiliki sebanyak 15 destinasi wisata, 10 di antaranya sudah tidak beroperasi. Begitu pula di Nongsa, memiliki 11 objek wisata, namun tidak seluruhnya beroperasi.
"Melihat kondisi ini, pemerintah pusat dan daerah tidak tinggal diam. Kami terus mengupayakan agar destinasi wisata di Lagoi kembali jaya. Untuk tahap awal, pemerintah menargetkan wisatawan asal Singapura mengunjungi Lagoi dan Nongsa," ujarnya, sebagaimana dikutip dari Antara.
Sejumlah wisatawan bercengkerama di Pantai Teluk Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Minggu (1/11/2020). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Komunikasi politik antara sejumlah kementerian terkait di Indonesia dengan Pemerintah Singapura sudah dilakukan secara intensif. Hal tersebut berkaitan dengan pembukaan travel bubble di Batam dan Bintan dengan Singapura. Rencananya, kedua wilayah di kepri itu akan menerima wisatawan asal Singapura mulai April mendatang.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, dan Kementerian Luar Negeri berupaya meyakinkan Pemerintah Singapura bahwa Lagoi dan Nongsa aman dari COVID-19.
Pengelola objek wisata di kawasan itu telah mempersiapkan fasilitas hotel, hiburan dan restoran dengan menerapkan protokol kesehatan. Lagoi merupakan kawasan pariwisata berskala internasional yang paling siap menerima wisatawan asal Singapura.
"Peralatan medis, seperti alat pemeriksaan kesehatan berupaya GeNose dan PCR ada di Lagoi. Di Lagoi, paling indah dan lengkap," ucapnya.
Ilustrasi Nongsa Batam, Kepulauan Riau Foto: Wikimedia Commons
Buralimar berharap Pemerintah Singapura membuka akses masyarakat untuk berkunjung ke Lagoi dan Nongsa mulai 21 April 2021. Pemerintah Singapura juga dapat melihat langsung persiapan Lagoi melayani wisatawan asal negara yang bertetangga dengan Bintan tersebut.
Ia menegaskan wisatawan asal Singapura memiliki "tempat" tersendiri di Lagoi yang aman. Mereka tidak bercampur dengan warga lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kami yakin pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Singapura membuahkan hasil yang positif," katanya.
Setelah Lagoi dan Nongsa berhasil menerapkan protokol kesehatan dalam menyambut kedatangan wisatawan asal Singapura, ia mengatakan Kepri akan menerima wisatawan asal negara lainnya, seperti Malaysia.
"Kalau sekarang Malaysia masih menutup akses masyarakatnya ke Indonesia," pungkas Buralimar.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).