Tak Sampai Seminggu Ditutup karena Virus Corona, Museum Louvre Kembali Dibuka

6 Maret 2020 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran penyebaran coronavirus novel COVID-19 di kawasan Pyramide du louvre di Paris. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Turis mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran penyebaran coronavirus novel COVID-19 di kawasan Pyramide du louvre di Paris. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN / AFP
ADVERTISEMENT
Museum Louvre yang menjadi salah satu ikon wisata seni di Paris akhirnya kini dibuka kembali. Tak sampai seminggu ditutup, museum berbentuk piramida itu kini kembali membuka gerbangnya bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
Dilansir USA Today, pembukaan kembali Museum Louvre dilakukan pada Rabu sore (4/3) waktu setempat. Tadinya, Museum Louvre ditutup, karena karyawannya tak masuk kerja demi menghindari terjangkitnya virus corona sejak Minggu (1/3).
Padatnya pengunjung di dalam Museum Louvre, Paris Foto: Unsplash/Jean Carlo Emer
Karyawan Museum Louvre takut terkena virus corona mengingat museum itu sering kali dipadati pengunjung dari seluruh dunia. Tahun 2018 lalu saja, di antara 9,6 juta pengunjung yang datang menyambangi Museum Louvre, lebih dari setengahnya adalah wisatawan.
"Kami sangat khawatir, karena kami memiliki pengunjung dari mana-mana. Risikonya sangat sangat hebat. Meskipun (saat ini) belum ada pekerja yang berjumlah 2.300 orang yang terinfeksi. Itu hanya masalah waktu," kata Andre Sacristin, karyawan dan perwakilan serikat pekerja Museum Louvre, seperti dikutip dari TIME.
Tampak luar Museum Louvre di Paris, Prancis Foto: Unsplash/Chris Karidis
Penutupan ini menyusul keputusan Pemerintah Prancis pada Sabtu (29/2) yang melarang pertemuan publik di dalam ruangan dengan batasan maksimal 5 ribu orang. Untuk meredakan ketakutan karyawan, manajemen museum akhirnya menghadirkan langkah-langkah pencegahan anti virus.
ADVERTISEMENT
Di antaranya adalah memberikan gel disinfektan bagi karyawan yang bertugas, dan lebih sering melakukan rotasi staf. Sehingga karyawan bisa lebih sering mencuci tangan.
Selain itu, karyawan tidak akan ditempatkan di dalam museum berdesak-desakan dengan pengunjung. Tetapi hanya bertugas di pintu masuk saja. Sehingga tak perlu berinteraksi dalam waktu lama dengan wisatawan.