Traveler, Ini Protokol Kesehatan yang Harus Dipatuhi Saat Wisata Arung Jeram

5 Mei 2021 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisata arung jeram Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisata arung jeram Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Arung jeram menjadi salah satu kegiatan yang digemari para pencinta wisata adrenalin. Sayangnya, kegiatan susur sungai ini sempat terhenti imbas pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, wisatawan kini sudah bisa kembali menjajal wisata arung jeram dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) untuk kegiatan wisata arung jeram.
Wisatawan yang tengah menikmati wisata arung jeram Foto: Dok. Istimewa
Sosialisasi tersebut kembali dijelaskan dalam “Sosialisasi dan Simulasi Panduan Pelaksanaan CHSE Wisata Arung Jeram” yang digelar di Sungai Elo, Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/5).
Lalu, seperti apa protokol kesehatan yang harus dipenuhi wisatawan?
Menurut dr. Siswo Putranto, arung jeram menjadi salah satu kegiatan yang dekat dengan alam dan minim risiko penularan jika penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan ketat.
Tim arung jeram putra dari Dhamasraya melintasi derasnya air sungai batang Sinamar, Sumatera Barat, Rabu (12/12). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Ia menyatakan bahwa virus corona tidak menular melalui percikan air sungai, melainkan lewat pernafasan. Sehingga yang ia tekankan adalah para wisatawan wajib memakai masker dan menjaga jarak sosial minimal 1 meter.
ADVERTISEMENT
“Untungnya di kegiatan arung jeram kita berada di alam terbuka dan di atas arus air. Sehingga seandainya ada virus, maka akan menjadi encer saat di air dan selanjutnya yang kita perlukan adalah menjaga jarak saat duduk di atas perahu yang biasanya diisi 6 orang menjadi 4 orang saja," kata dr. Siswo, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan, Rabu (5/5).
Dokter yang bertugas di RS UKI ini juga menekankan disiplin memakai masker saat berada di darat.
“Saat briefing di titik start pengarungan hingga duduk di perahu peserta dan pemandu harus tetap memakai masker. Namun, saat pengarungan tidak perlu memakai masker, karena masker akan menutupi jalan pernafasan, sehingga saat darurat peserta tercebur di air, hidung dan mulut yang tertutup masker akan menimbulkan efek terganggu dan bisa menimbulkan kepanikan pada peserta,” ujar dr. Siswo.
ADVERTISEMENT
“Masker dapat disimpan di dalam wadah plastik berklip agar terjaga dan tetap kering saat dipakai kembali di darat, saat beristirahat maupun kembali ke darat saat finish," imbuhnya.

Protokol Kesehatan untuk Operator Wisata Arung Jeram

Sosialiasi CHSE wisata arung jeram Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, Koordinator Wisata Alam Kemenparekraf, Itok Parikesit, menjelaskan protokol CHSE tidak hanya harus dipenuhi oleh wisatawan, tetapi juga para operator wisata arung jeram.
Itok mengatakan ada tiga aspek yang harus dimiliki operator wisata arung jeram. Selain penerapan protokol kesehatan CHSE, para pemandu juga harus mempunyai sertifikasi kerja SKKNI, serta perusahaannya juga harus berizin dan memiliki TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata).
Ilustrasi Arung Jeram Foto: Shutter Stock
“Dengan ketiga aspek itu barulah Kabupaten Magelang dapat menjadi destinasi wisata arung jeram yang berstandar global, “ kata Itok.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa panduan CHSE arung jeram sebetulnya telah diluncurkan sejak tahun lalu, namun maksud dari kegiatan ini untuk lebih mempertajam kembali penerapan protokol kesehatan CHSE di lapangan.
Arung Jeram Foto: Pixabay
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah bagaimana wisata arung jeram kembali mendapat kepercayaan dari wisatawan baik domestik maupun mancanegara dengan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE,“ imbuhnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Kadisparpora) Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein, menjelaskan bahwa ada 29 operator arung jeram yang berizin di Kabupaten Magelang. Ia juga menyambut baik kegiatan sosialisasi dan simulasi CHSE Wisata Arung Jeram, karena sangat relevan dengan situasi pandemi saat ini.
“Penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE merupakan jaminan keamanan bagi para wisatawan yang ingin berarung jeram, sehingga melalui kegiatan ini kita melihat kesiapan kita dalam menerima wisatawan nanti dan mohon tetap ekstra hati-hati dalam melayani para tamu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)