Traveling Jadi Lebih Aman untuk Orang yang Pernah Kena COVID-19, Benarkah?

5 Januari 2021 7:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan yang sedang traveling di tengah pandemi Foto: Dok. Pegipegi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan yang sedang traveling di tengah pandemi Foto: Dok. Pegipegi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 memang membuat gerak wisatawan untuk traveling jadi terbatas. Meski begitu, hal tersebut nyatanya tak menyurutkan niat wisatawan yang ingin traveling saat pandemi.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah traveling jadi lebih aman bagi orang yang pernah kena COVID-19?
Ilustrasi wisatawan di bandara Foto: Dok. Pegipegi
Dilansir Traveller, jawaban singkatnya adalah tidak. Pusat Pengendalian Wabah dan Pencegahan Penyakit CDC telah mengeluarkan aturan untuk mengindari seluruh perjalanan yang tidak perlu.
Meski ilmuwan telah menemukan fakta bahwa orang yang pernah terinfeksi virus corona punya pertahanan tubuh yang lebih baik dari virus corona. Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa wisatawan yang sudah pulih dari corona bisa saja terinfeksi kembali saat melakukan perjalanan.
"Jika seseorang telah pulih dari COVID-19, mereka tetap wajib untuk mengikuti semua protokol kesehatan atau aturan perjalanan terkait COVID-19," kata Kepala Kesehatan CDC, John Brooks.
Brooks juga mengatakan bahwa meski orang tersebut telah pulih dari COVID-19 dan punya vaksin alami COVID-19, risiko penularan tetap bisa terjadi.
Ilustrasi traveling saat new normal. Foto: Travel Trip
"Meskipun risiko terinfeksi kembali segera setelah pemulihan (yaitu, dalam 90 hari ke depan) tampak rendah, kami tidak tahu seberapa besar perlindungan yang mungkin dimiliki orang yang telah pulih," imbuh Brooks.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga diungkapkan oleh Ahli Epidemiologi dan Senior dari Federasi Ilmuwan Amerika, Eric Feigl-Ding. Di awal pandemi banyak ahli yang menepis ancaman infeksi ulang COVID-19.
Nyatanya, saat ini banyak kasus pasien COVID-19 yang terinfeksi lebih dari satu kali, bahkan di antara mereka berada di rentang usia 20, 30, dan 40 tahun.
Ilustrasi penumpang menunggu waktu boarding di bandara Foto: Shutter Stock
"Ibarat gerhana bulan, ini (COVID-19) tidak hanya terjadi sekali, tetapi seperti sebuah kecelakaan mobil. Langka, namun hal itu (infeksi) bisa terjadi kapan saja," kata Feigl-Ding.
Oleh sebab itu, ia pun merekomendasikan setiap wisatawan untuk selalu mematuhi aturan perjalanan terkait COVID-19 dan juga protokol kesehatan yang berlaku.
"Mari kita selalu berada di sisi pencegahan baik untuk alasan penularan epidemiologi serta alasan sosiologis dari memakai masker dan tetap memberikan contoh yang baik," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)