Turis Asing Mulai Ramai, Warga Jepang Permasalahkan Aturan Penggunaan Masker
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata itu menimbulkan kekhawatiran bahwa kasus COVID-19 di Jepang akan kembali meledak karena banyaknya turis asing yang masuk.
Apalagi kini angka batas kedatangan harian di Jepang sudah dihapus. Karena hal tersebut membuat warga Jepang mengandalkan masker untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.
Kebanyakan turis asing yang datang ke Jepang sudah melepas maskernya, hal ini terjadi karena di negara asalnya sudah tidak lagi mewajibkan memakai masker.
Namun, Pemerintah Jepang sudah melonggarkan tentang pemakaian masker dengan menyankan melepas pemakaian masker dalam keadaan tertentu saat berkegiatan di luar maupun di dalam ruangan.
Dikutip Japan Today, para kritikus mulai mengkritik keputusan yang dibuat oleh Pemerintah Jepang. Pemerintah dinilai memberi tahu dunia bahwa turis asing diharuskan memakai masker selama di Jepang.
ADVERTISEMENT
Karena pada saat pemakaman mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, 700 tamu kenegaraan yang berasal dari luar Jepang termasuk Wakil Presiden AS, Kamala Harris, diminta untuk mengenakan masker.
"Tidak ada yang berbicara selama pemakaman kenegaraan. Itu adalah tempat paling efektif untuk mengirim pesan tentang penghapusan penggunaan masker," kata Mantan Gubernur Osaka dan komentator politik, Toru Hashimoto.
Namun nyatanya, banyak warga Jepang yang enggan melepas masker, karena masih sulit mendapatkan obat virus corona dan kekhawatiran kasus baru COVID-19 akan meningkat setelah larangan masuk dicabut.
Bukan hanya itu, beberapa warga Jepang juga menyuarakan keengganan untuk aktif berinteraksi dengan turis asing, karena takut terkena COVID-19.
Melihat hal tersebut, para pengamat memperingatkan bahwa tren seperti itu dapat menyebabkan penolakan sosial terhadap turis asing di Jepang.
ADVERTISEMENT