Untuk Pertama Kalinya, Inggris Larang Warga Beri Tebengan ke Orang Asing

15 Mei 2020 12:59 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hitchhiking menjadi salah satu cara traveler bujet untuk bisa sampai di tujuan tanpa mengeluarkan uang Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Hitchhiking menjadi salah satu cara traveler bujet untuk bisa sampai di tujuan tanpa mengeluarkan uang Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi traveler bujet, hitchhiking atau menebeng dengan kendaraan asing di jalan raya merupakan hal yang awam dilakukan. Apalagi kalau kamu dalam kondisi kejepit dengan dana yang benar-benar mencekak.
ADVERTISEMENT
Seperti yang biasa kamu lihat di film-film, biasanya orang-orang yang kehabisan uang atau tersesat akan berusaha menarik perhatian dengan menjulurkan jempolnya ke jalanan. Kalau beruntung, akan ada orang yang memberikan tumpangan hingga ke tujuan.
Dengan cara ini, mereka tak perlu lagi mengeluarkan uang, sehingga bisa menghemat biaya. Tapi, untuk pertama kalinya, hitchhiking kini dilarang di Inggris.
Enggak cuma menebeng ala hitchhiking saja yang dilarang oleh pemerintah setempat, tetapi juga berbagi mobil (carsharing).
Ilustrasi seorang pria mencari tumpangan di jalan raya Foto: Shutterstock
Dilansir The Independent, Pemerintah Inggris baru saja memberlakukan peraturan baru, bahwa kendaraan pribadi hanya boleh digunakan oleh anggota keluarga, atau orang-orang yang berada dalam satu rumah.
Ini adalah kali pertama hitchhiking dan carsharing dilarang di Inggris. Aturan tersebut melarang warganya memberikan tumpangan bagi siapa pun di belahan Inggris mana pun mereka berada.
ADVERTISEMENT
Kebijakan itu diluncurkan untuk mencegah penyebaran virus corona yang mungkin saja dibawa oleh orang asing.
Sebuah jajak pendapat Twitter yang dilakukan laman The Independent menemukan bahwa empat dari lima responden mengatakan bahwa hitchhiking, atau memberi tebengan pada orang lain, merupakan aktivitas yang tidak bertanggung jawab dalam kondisi seperti saat ini.
Dalam jajak pendapat tersebut ditemukan juga bahwa 82 persen pengemudi mobil setuju dengan kebijakan ini. Sementara itu, ada 71 persen warga yang bukan atau tidak bisa mengemudi yang turut setuju dengan kebijakan ini.
Ilustrasi seorang traveler perempuan mencari tebengan Foto: Shutterstock
Larangan hitchhiking dan carsharing ini tentu saja tak serta-merta berjalan mulus. Organisasi otomotif terkemuka mengatakan bahwa mereka prihatin akan hal tersebut.
Sebab, dengan melarang hitchhiking dan carsharing, maka akan semakin banyak orang menggunakan transportasi umum. Keberatan itu disampaikan oleh Presiden Automobile Association (AA).
ADVERTISEMENT
"Tak dapat berbagi mobil dengan siapa pun di luar keluarga kamu, akan menjadi masalah terutama bagi orang-orang yang terbiasa berbagi kendaraan. Banyak pekerja tidak dapat mengendarai atau tak punya mobil. Mereka tidak bisa berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi lain," ujarnya, seperti diberitakan The Independent, Kamis (14/5).
Ia juga mengatakan bahwa akan lebih aman bagi orang-orang tertentu untuk tetap bepergian dengan orang lain. Asalkan mereka duduk secara diagonal di kursi belakang dan mengenakan masker, ketimbang mesti berdesak-desakan di dalam transportasi umum.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.