news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wanita Suku Antapani Sengaja Menyumbat Hidung agar Tak Diculik

13 September 2018 14:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wanita Suku Antapani Menggunakan Yaping Hurlo (Foto: Flickr / Rita Willaert)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita Suku Antapani Menggunakan Yaping Hurlo (Foto: Flickr / Rita Willaert)
ADVERTISEMENT
Umunya, setiap suku yang ada di berbagai negara memiliki tradisi masing-masing, tak terkecuali seperti Suku Antapani yang mendiami sebuah desa kecil di lembah Ziro, India.
Wanita Suku Antapani (Foto: Flickr / Priya Srivastava)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita Suku Antapani (Foto: Flickr / Priya Srivastava)
Para wanita Suku Antapani dikenal memiliki paras cantik, maka tak heran banyak lelaki dari suku lain yang mengaguminya. Namun sayangnya, karena kecantikannya, wanita suku ini sering diculik dan tidak pernah kembali.
ADVERTISEMENT
Melihat kejadian ini, pemimpin Suku Antapani memutuskan agar para wanita di sana memakai penyumbat hidung yang melingkar, atau dikenal yaping hurlo. Penyumbat ini ditempatkan di kedua sisi hidung mereka, agar wajahnya terlihat tidak menarik lagi.
Yaping Hurlo yang Menempel di Hidung Wanita Suku Antapani (Foto: Flickr / Angel Lahoz)
zoom-in-whitePerbesar
Yaping Hurlo yang Menempel di Hidung Wanita Suku Antapani (Foto: Flickr / Angel Lahoz)
Alat penyumbat tersebut dibuat dari batang-batang kayu yang ada di hutan sekitar pemukiman. Cara pembuatannya pun terbilang mudah. Cukup menghaluskan batang kayu, kemudian dibakar ujungnya dan menggosokkannya pada permukaan keras serta halus.
Selama proses ini, kebersihan kayu juga harus diperhatikan dan dijaga. Hal ini dilakukan demi mengurangi risiko cedera di hidung.
Potret Tato dan Penyumbat Hidung Suku Antapani (Foto: Flickr / Donatella Venturi)
zoom-in-whitePerbesar
Potret Tato dan Penyumbat Hidung Suku Antapani (Foto: Flickr / Donatella Venturi)
Rupanya, selain hidung yang disumbat, wajah mereka juga ditato. Namun, tatonya terbilang cukup sederhana, hanya berupa garis yang digoreskan dari dahi hingga ke ujung hidung mereka.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sejak tahun 1970-an tradisi ini sudah mulai ditinggalkan karena pemerintah melarangnya. Maka tak heran, hanya wanita yang sudah berumur saja yang terlihat masih menggunakan penyumbat hidung ini.