Wisatawan Tolak Penutupan Rel Kereta Instagramable di Hanoi, Vietnam
ADVERTISEMENT
Selain "Jembatan Tangan Tuhan" atau yang dikenal sebagai Golden Bridge di Vietnam , ada sebuah kawasan menarik dan Instagramable yang kerap disambangi wisatawan, yaitu rel kereta api di Old Quarter, Hanoi. Ruas jalan kereta api yang telah dibangun sejak zaman kolonial itu menarik perhatian wisatawan, terutama yang senang dengan foto Instagenic.
ADVERTISEMENT
Menurut data pemerintah Vietnam, ada sekitar 12,8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke rel kereta api tersebut selama sembilan bulan terakhir. Mereka biasanya datang untuk mendapatkan foto di tengah aktivitas warga atau ketika kereta melintasi jalur kereta api.
Alhasil, kini muncul kafe-kafe di tepi rel yang dijadikan tempat bersantai bagi wisatawan. Perkembangan ini membuat pemerintah Vietnam bergerak cepat untuk menutup kawasan tersebut demi alasan keselamatan dan keamanan.
"Meskipun kafe kereta api menarik wisatawan, mereka sebenarnya melanggar beberapa peraturan,'' kata Ha Van Sieu, seorang pejabat pariwisata pemerintah pada media.
Sebelumnya, pihak berwenang Hanoi sudah mulai memblokir orang-orang dari rel untuk menghindari kecelakaan sejak Minggu (13/10) lalu. Mereka bahkan mendirikan barikade sejak Kamis (10/10) lalu untuk mencegah wisatawan yang ingin datang.
ADVERTISEMENT
Penutupan ini bukan hanya sekadar soal keamanan saja, tapi juga demi kelancaran transportasi kereta api. Sebab, padatnya pengunjung di kawasan rel kereta di Old Quarter ini sering kali membuat koridor kereta kian menyempit.
Meski didasari alasan keamanan, nyatanya keputusan Pemerintah Vietnam ini tak sepenuhnya bisa diterima wisatawan. Salah seorang wisatawan asal Malaysia menyerukan kekecewaannya ketika tiba di ruas rel kereta api itu, tetapi tak diperbolehkan untuk masuk dan berfoto.
"Saya sangat frustasi, karena hari ini saya tidak bisa masuk dan mengambil foto," kata Mustaza bin Mustapha, seorang turis asal Malaysia seperti diberitakan Guardian.
Mustaza bukan yang pertama atau satu-satunya. Harriet Hayes misalnya, wisatawan asal Inggris itu merasa kecewa, karena ia tak bisa melihat kereta yang melewati rel tersebut.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang datang dari seluruh dunia ke Hanoi hanya untuk melihat kereta lewat. Sangat memalukan, kami baru datang dan langsung diberitahu harus pergi," ungkapnya kecewa.
Selain Mustaza dan Harriet, masih ada pula lusinan turis lainnya yang ikut ditolak. Walau begitu, tetap saja ada beberapa orang yang berhasil masuk ke bagian rel kereta yang masih terbuka. Mereka berusaha mendapatkan foto terbaik dan bergerak menjauh ketika kereta melintas.
Old Quarter di Hanoi, Vietnam , dibangun pada tahun 1902 di bawah pemerintahan kolonial Prancis. Jalur kereta itu merupakan penghubung antarprovinsi di Vietnam, yang mengangkut penumpang hingga kargo ke perbatasan pegunungan yang berbatasan dengan China atau di kawasan bekas jajahan Indochina Prancis.
Penolakan terhadap penutupan rel kereta di Old Quarter, Hanoi, bukan hanya dilakukan oleh turis saja, tetapi juga para pemilik kafe yang berlokasi di tepi rel. Mereka mengeluhkan peraturan baru yang akan diterapkan, karena dianggap dapat merugikan bisnis mereka.
ADVERTISEMENT
"Tidak pernah ada kecelakaan yang terjadi di daerah ini," kata Le Tuan Anh, salah seorang pemilik kafe dan rumah yang terletak di sepanjang rel.
Lebih lanjut, Anh menuturkan bahwa kawasan rel kereta yang ia tempati bersama keluarganya lebih aman dibandingkan dengan lalu lintas yang terjadi di kawasan lain di Vietnam , terutama Hanoi.
"Dibandingkan dengan kepadatan lalu lintas di tempat lain di kota ini, ini jauh lebih aman," tambahnya merujuk pada jalanan di Kota Hanoi yang kacau dan penuh motor.
Sementara itu, kini pihak berwenang juga telah memasang rambu-rambu untuk memperingatkan orang-orang, agar tidak mengambil foto atau video di kawasan ini karena dianggap berbahaya.