Zurich Jadi Kota Termahal di Dunia Tahun 2020, Geser Posisi Singapura

19 November 2020 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang beraktivitas di alun-alun Trocadero dekat Menara Eiffel di Paris, Senin, 25 Mei 2020. Foto: Michel Euler/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang beraktivitas di alun-alun Trocadero dekat Menara Eiffel di Paris, Senin, 25 Mei 2020. Foto: Michel Euler/AP Photo
ADVERTISEMENT
The Economist Intelligence Unit (EIU), sebuah perusahaan penelitian dan analisis asal London, baru saja merilis lebih dari 133 kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Menurut data tersebut, Zurich (Swiss), Paris (Prancis), dan Hong Kong (China) menempati urutan teratas kota termahal di dunia saat pandemi virus corona berakhir.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil penelitian EIU, biaya hidup di kota-kota Eropa telah melangkahi Singapura dan Osaka. Sebelum Zurich dan Paris, posisi tersebut ditempati oleh Singapura dan Osaka.
Kedua kota tersebut turun peringkat, masing-masing ke peringkat keempat dan kelima karena tekanan deflasi akibat menyusutnya permintaan domestik dan kebijakan pemerintah. Sedangkan Hongkong masih bertahan dan menjadi satu-satunya kota termahal teratas di Asia.
EIU menyebutkan sebagian kota di China saat ini menunjukkan kenaikan peringkat. Perang dagang antara AS-China tentu saja telah memberi pengalaman, sekaligus menguji ketahanan rantai pasokan dan menaikkan harga (pendapatan) konsumen.
Kota Zurich, Switzerland. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
EIU juga menjelaskan bahwa COVID-19 sangat berdampak serius terhadap kondisi harga dan pendapatan. Bahkan, kenaikan tren harga ini akan berlanjut hingga 2021, karena pengeluaran tetap dibatasi dan harga mengalami tekanan ke bawah.
ADVERTISEMENT
Survei tersebut dilakukan dengan cara membandingkan 138 item harga barang di 130 kota di seluruh dunia. Pergerakan Paris dan Zurich yang bergabung dengan Hong Kong di posisi teratas didorong oleh kenaikan euro dan franc Swiss terhadap dolar AS, serta penurunan komparatif dalam biaya hidup di dua kota di Asia yang sebelumnya berada di peringkat teratas.
Fluktuasi mata uang karena pandemi-yang termasuk penurunan dolar AS-berarti bahwa kota di Afrika, Amerika, dan Eropa Timur menjadi lebih murah sejak Maret. Sementara Eropa Barat, di mana nilai euro telah meningkat terhadap dolar, membuat nilai mata uang naik. Franc Swiss juga meningkat nilainya.
A Symphony of Lights, Hong Kong. Foto: Shutter Stock
Selain fluktuasi mata uang, masalah pasokan kebutuhan, kebijakan pemerintah, penurunan pendapatan, dan perubahan gaya hidup juga menjadi alasan di balik pergeseran harga global. Dengan mayoritas populasi global yang masih bekerja dari jarak jauh, pembeli yang tinggal di rumah sekarang memiliki pandangan baru tentang barang dan jasa yang mereka anggap penting.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya kota-kota yang bertukar tempat. Survei menemukan bahwa harga elektronik telah meningkat secara global. Harga makanan pokok sebagian besar tetap sama, sementara produk perawatan pribadi, tembakau, dan alkohol semuanya naik.
"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan dolar AS melemah, sementara mata uang Eropa Barat dan Asia Utara menguat terhadapnya, yang pada gilirannya telah menggeser harga barang dan jasa," kata Upasana Dutt, dari EIU.
Sinsekai, shopping street di Osaka Foto: Shutter Stock
"Pandemi telah mengubah perilaku konsumen, karena penguncian dan tren seperti bekerja dari rumah telah meningkatkan harga elektronik dan makan di rumah telah menggantikan makan di restoran untuk keluarga kelas menengah," lanjutnya.
Untuk masa depan, segala sesuatunya tidak terlihat cerah. EIU memperkirakan bahwa tren akan terus berlanjut, dengan orang-orang memprioritaskan kebutuhan pokok dan hiburan rumah daripada pakaian selama tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Berikut daftar lengkap kota dengan biaya hidup termahal dan termurah di dunia versi EIU pada 2020:
Termahal

Termurah

(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).