Ilustrasi pawai perempuan

16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan: Kampanye Global untuk Semua

21 Januari 2022 10:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Foto: KatePilko/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Foto: KatePilko/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang aktif menyuarakan isu-isu perempuan, 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan tentu menjadi momen yang sangat penting. Sebab kampanye ini merupakan gerakan global untuk meningkatkan perhatian akan masih tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia, serta mendorong masyarakat dan pemerintah untuk mendukung, berkomitmen, dan melakukan aksi untuk mencegah dan menghapus segala bentuk kekerasan. Meski begitu, sebagian dari kamu mungkin belum terlalu mengenal secara detail mengenai kampanye tersebut.
ADVERTISEMENT
Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan sendiri berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada Mirabal bersaudara (Patria, Minerva dan Maria Teresa Mirabal). Diketahui, Mirabal bersaudara merupakan aktivis politik yang memperjuangkan demokrasi dan keadilan, serta menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran penguasa Rafael Trujilo di Republik Dominika.
Tiga saudara ini dibunuh pada 25 November 1960. Mirabal bersaudara menjadi simbol resistensi dan aktivisme perempuan dan hari kematiannya dideklarasikan sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan pada tahun 1981 dalam Kongres Perempuan Amerika Latin yang pertama. Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan akhirnya secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1999.
16 Hari Aktivisme melawan kekerasan berbasis gender diperingati setiap tahun dari tanggal 25 November hingga 10 Desember di seluruh dunia. Foto: The Creative Guy/Shutterstock
Pada 1991, untuk pertama kalinya kampanye 16 Days of Activism Against Gender-Based Violence atau 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan diserukan secara global oleh Women’s Global Leadership Institute yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership di Inggris. Sejak saat itu, kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan rutin dilakukan setiap tahun di seluruh dunia. Kampanye ini berlangsung pada 25 November sampai 10 Desember.
ADVERTISEMENT

Pentingnya masyarakat terlibat dalam 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Data dari WHO mengungkapkan bahwa satu dari tiga perempuan di seluruh dunia pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual dari pasangan, keluarga, atau orang tak dikenal, setidaknya sekali dalam hidupnya. Data ini mengindikasikan bahwa hingga sekarang, kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan tidak berubah selama beberapa dekade terakhir.
Ilustrasi pembatasan kemampuan perempuan di masyarakat. Foto: Mary Long/Shutterstock
Komnas Perempuan juga telah menyatakan bahwa Indonesia darurat kekerasan seksual. Satu dari empat perempuan Indonesia usia 15-64 tahun pernah menjadi korban kekerasan fisik atau seksual, menurut Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021. Masa pandemi juga menjadi momen terburuk bagi banyak perempuan. Berdasarkan data dari Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan, terdapat 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan pada 2020. Dalam hal ini, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi kasus terbesar.
ADVERTISEMENT
Komnas Perempuan juga mencatat pelecehan seksual berbasis online meningkat secara signifikan selama pandemi, dari 241 kasus pada 2019 menjadi 940 kasus pada 2020. Dengan meningkatnya berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan, menunjukkan bahwa setiap orang punya peran untuk mencegah dan menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan menjadi pengingat bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan impian dunia bebas dari kekerasan.

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan 2021

16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Foto: Dok. UN Women
Sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif dari organisasi masyarakat sipil ini, sejak tahun 2008, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ikut memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan untuk mendorong aksi global dalam meningkatkan perhatian, mendorong advokasi, dan menciptakan peluang untuk diskusi terkait pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan. Dikutip dari situs resmi mereka, tema global untuk 2021 adalah Orange the World: End violence against women now!
ADVERTISEMENT
Di tahun 2021, Badan PBB di Indonesia melakukan serangkaian kegiatan di 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. UNFPA Indonesia, UN Women, dan UNDP berkolaborasi dengan Komnas Perempuan menggelar #orangechallenge, kompetisi konten media sosial tentang pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Kompetisi #orangechallenge membebaskan peserta untuk membuat konten. Format kontennya beragam, mulai dari video berdurasi satu menit, meme, gambar, lagu, atau tulisan yang bertema kekerasan terhadap perempuan dan perubahan yang ingin dilihat di masa depan. Peserta diajak untuk membuat konten dan post di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau Twitter.
16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Foto: Dok. UN Women
Kompetisi #orangechallenge bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memicu diskusi publik di semua sektor tentang pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran dunia yang bebas dari kekerasan dan menunjukkan aksi yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, PBB di Indonesia, UN Women dan UNFPA juga melakukan kegiatan lain yang tak kalah seru. Mereka menggelar Comedy for Equality, lokakarya dan pertunjukan stand-up comedy untuk kesetaraan gender. 20 komika berpartisipasi dalam lima sesi lokakarya yang difasilitasi dan dimentori oleh komika Indonesia, Sakdiyah Ma’ruf. Bekerja sama dengan kumparan, Comedy for Equality ini diselenggarakan pada Sabtu (11/12) secara virtual dengan menampilkan 10 komika terpilih.
Sesuai dengan temanya, stand-up comedy ini membahas isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan gender dan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Tujuan utama dari Comedy for Equality ini adalah untuk membuat percakapan mengenai isu yang biasanya sensitif menjadi lebih mudah dimengerti dan menarik untuk diperbincangkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Show Your Sign, kompetisi koreografi tari bahasa isyarat, dan Ask Me Anything Series, sesi tanya jawab di Instagram story @uninindonesia juga merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh PBB di Indonesia untuk 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten