3 Hal Mengenai Perselingkuhan Finansial yang Perlu Anda Ketahui

30 April 2020 21:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengeluarkan uang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengeluarkan uang. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selama ini, kita sering mengaitkan perselingkuhan dengan tindakan tidak jujur terhadap pasangan. Biasanya, ini diasosiasikan dengan adanya pihak ketiga, baik dalam konteks perselingkuhan fisik maupun emosional.
ADVERTISEMENT
Namun, pernahkah Anda mendengar mengenai perselingkuhan finansial atau financial infidelity? Pernahkah Anda menganggap bahwa menutupi penghasilan, pengeluaran, maupun hutang dari pasangan bisa dianggap sebagai perselingkuhan finansial?
Sebenarnya, ada beberapa pendapat mengenai hal ini. Sebagaimana seseorang bisa beda pendapat soal batas perselingkuhan romantis, beragam pula anggapan mengenai batasan tindakan yang bisa dianggap masuk ke dalam perselingkuhan finansial. Tak ada salahnya kalau kita memahami pendapat-pendapat tersebut. Lebih lengkapnya, berikut pembahasan mengenai perselingkuhan finansial yang perlu Anda ketahui.

1. Definisi selingkuh finansial?

Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Dalam studi yang dipublikasikan pada 2019, peneliti dari University of Southern Mississippi, Michelle Jeanfreau, dan rekannya menggambarkan perselingkuhan finansial atau financial infedelity sebagai hal yang bisa merusak hubungan. Mereka menyebutnya sebagai kombinasi dari penipuan, upaya menyembunyikan sesuatu, serta adanya rasa tidak percaya (dalam sebuah hubungan).
ADVERTISEMENT
Menurut studi Jeanfreau, dikatakan bahwa sepertiga dari pernikahan yang ada pasti pernah mengalami masalah ini. Di antaranya, ketika seseorang menyembunyikan pengeluaran atau berbohong soal jumlah uang yang mereka keluarkan untuk membeli sebuah barang dari pasangannya.
"Hal seperti ini bisa menimbulkan masalah kepercayaan (trust issues) dan rusaknya sebuah hubungan," tutur Jeanfreau, seperti dikutip Psychology Today.
Sementara, Denrich Suryadi, M. Psi, psikolog klinis yang juga merupakan relationship expert, memiliki pendapat yang sedikit berbeda. Menurutnya, menutupi penghasilan atau pengeluaran secara keuangan bukan termasuk kategori perselingkuhan.
"Lebih tepat, perilaku menutupi kondisi keuangan ini dapat menjadi salah satu pemicu seseorang berselingkuh atau ciri seseorang yang memiliki kecenderungan berselingkuh," ujarnya ketika dihubungi oleh kumparanWOMAN via WhatsApp pada Kamis (30/4).
Ilustrasi uang. Foto: Shutterstock
Denrich mengutarakan, selama ini, istilah perselingkuhan lebih familiar digunakan untuk menyatakan seseorang yang tidak setia--menduakan pasangannya dengan cara menjalin relasi bersama orang lain. Sementara, perilaku menutupi status keuangan belum tentu menunjukkan seseorang memiliki kekasih selain pasangan resmi atau pacarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa, tindakan terkait keuangan yang dikategorikan sebagai perselingkuhan adalah ketika seseorang jelas-jelas menggunakan uangnya untuk hal atau pasangan lain, di luar kebutuhan rumah tangganya sendiri dan tanpa sepengetahuan pasangan resminya. Misal, ketika seseorang membiayai kebutuhan selingkuhan, atau menggadaikan dan meminjamkan aset untuk selingkuhannya.
Di luar itu, ada juga perilaku tidak jujur lain terkait keuangan yang bisa dilakukan oleh seseorang. Misal, berjudi, menjual atau menggadaikan aset, maupun membeli aset berharga tanpa sepengetahuan suami atau istrinya.
Namun, Denrich juga menjelaskan, ketidakjujuran dalam hal finansial bisa merusak hubungan di antara pasangan, bahkan menyebabkan perceraian.
"Terutama, apabila masalah ini akhirnya diketahui pasangannya, sehingga mereka merasa ditipu atau dibohongi, menyebabkan masalah yang besar bagi kondisi ekonomi keluarga, bahkan menyusahkan keluarga maupun pihak lain di luar keluarga," ujar Denrich.
ADVERTISEMENT

2. Apa yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan finansial?

NBC News melaporkan, banyak orang yang sebenarnya tidak merencanakan perselingkuhan finansial. Namun, sekali melakukannya, seseorang bisa terjebak untuk melakukan hal yang sama, dalam skala yang lebih parah.
Menurut Kimberly Foss, pendiri dari perusahaan konsultan keuangan AS, Empyrion Wealth Management, tindakan ini sering berkembang ke arah yang tidak diinginkan, terutama bagi orang-orang yang rentan terjerumus ke arah yang salah. Sekali terjerumus, mereka akan sulit untuk jujur dengan pasangan terhadap apa yang dilakukannya.
"Kalau Anda bisa berbohong saat membeli baju berharga 400 dolar AS, akan lebih mudah untuk mencoba lagi dengan perhiasan seharga 2.000 dolar. Ini dimulai dari sana," ujarnya, seperti dikutip NBC News.

3. Bagaimana cara keluar dari masalah perselingkuhan finansial?

Ilustrasi selingkuh. Foto: Shutter Stock
Sebagaimana kebanyakan masalah dalam kehidupan, perselingkuhan finansial bisa terjadi karena pasangan tidak membicarakan masalah keuangan dengan baik. Pada sebagian kasus, ada juga pasangan yang menolak untuk membicarakan masalah finansial sama sekali.
ADVERTISEMENT
Maka, cara untuk menyelesaikannya adalah dengan membicarakan masalah tersebut secara terbuka dengan pasangan. Seperti disarankan dalam Forbes, kita bisa mencoba melakukannya dengan melakukan pengecekan keuangan rutin bersama pasangan. Liz Frazier, seorang financial planner asal AS, mengatakan bahwa ini penting untuk dilakukan, terutama bila salah satu dari pasangan itu sama sekali tidak terlibat dalam manajemen keuangan di rumah.
"Bicarakanlah mengenai budget yang Anda miliki, acara besar yang akan terjadi, pengeluaran besar yang dibuat sepanjang minggu ini, juga progres dalam mencapai tujuan yang ada," tulis Liz, seperti dimuat dalam Forbes.
Ilustrasi pasangan sedang belajar finansial rumah tangga. Foto: Shutterstock
"Pengecekan keuangan rutin mendorong terjadinya lingkungan yang terbuka, juga mendukung terjadinya komunikasi (antara pasangan)," ungkapnya menambahkan.
Agar pasangan bisa mengkomunikasikan kondisi keuangannya dengan baik, Liz menyarankan beberapa hal. Termasuk, dengan membicarakan tujuan keuangan yang ada, nilai-nilai yang dimiliki suami dan istri mengenai keuangan, juga tujuan menyenangkan yang bisa dicapai bersama oleh pasangan.
ADVERTISEMENT
Namun, perlu dipahami bahwa kita mungkin akan berbeda pendapat dengan pasangan dalam hal finansial. Walaupun begitu, ini tidak seharusnya dijadikan hambatan yang bisa merusakkan sebuah hubungan. Justru, pasangan perlu mencoba untuk membicarakan perbedaan yang ada dan mencari jalan keluar yang terbaik.
"Pasangan harus menyadari bahwa mereka tidak akan selalu setuju mengenai seluruh masalah keuangan yang ada dan itu tidak apa-apa. Anda menghindari pertengkaran dan juga kemungkinan menutupi kondisi keuangan, dengan penganggaran jumlah uang yang konkret bagi Anda berdua," ujar Elle Kaplan, CEO dan pendiri konsultan keuangan AS, LexION Capital, seperti dikutip Forbes.
--------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT