news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

4 Fakta soal Peran Perempuan di Bidang Keamanan Siber Perusahaan

19 Mei 2022 20:20 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan karier di bidang keamanan siber. Foto: dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan karier di bidang keamanan siber. Foto: dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di era pandemi seperti sekarang, bidang Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu ranah yang paling penting bagi sebuah perusahaan. Perluasan jaringan perusahaan terjadi cukup mendadak lantaran harus beradaptasi dengan cara bekerja jarak jauh dan hybrid.
ADVERTISEMENT
Hal ini ternyata juga membawa dampak buruk. Dengan banyaknya koneksi yang tidak aman (unsecured connections) dari para pekerja jarak jauh, serangan dan pelanggaran siber semakin banyak terjadi.
Bahkan, dalam sebuah laporan oleh Fortinet tahun 2021, terjadi peningkatan serangan ransomware hingga 10 kali lipat. Tentu saja, serangan siber ini sangat berdampak buruk bagi suatu perusahaan, salah satunya adalah kerugian finansial yang sangat besar.
Fortinet, perusahaan global bidang solusi keamanan siber pun merilis laporan bertajuk 2022 Cybersecurity Skills Gap Report (Laporan Kesenjangan Keahlian Keamanan Siber 2022).
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutter Stock
Laporan ini fokus pada penyebab dari banyaknya pelanggaran dan serangan siber. Dalam laporan ini dijelaskan bahwa dalam setahun terakhir, 80 persen perusahaan mengalami setidaknya satu kali pelanggaran siber.
ADVERTISEMENT
Menurut Fortinet, penyebab dari perkara siber ini adalah kurangnya jumlah ahli keamanan siber yang terkualifikasi di perusahaan, yang berujung pada kesenjangan keahlian di bidang keamanan siber.

Perusahaan alami tantangan dalam merekrut tenaga kerja perempuan

Laporan ini juga memaparkan sejumlah tantangan di dunia keamanan siber di berbagai perusahaan dunia. Salah satunya, yakni perusahaan kesulitan merekrut dan mempertahankan tenaga ahli. Secara global, 60 persen pemimpin perusahaan di seluruh dunia mengalami kesulitan dalam perekrutan, sedangkan 52 persen mengalami kesulitan dalam mempertahankan mereka di perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga menghadapi tantangan dalam merekrut tenaga kerja perempuan. Padahal, peran perempuan sangat penting di bidang keamanan siber. Nah, berikut ini beberapa fakta mengenai peran perempuan di bidang keamanan siber perusahaan yang perlu disimak.
ADVERTISEMENT

1. Peran penting perempuan di bidang keamanan siber

Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
Ya, tenaga kerja perempuan merupakan unsur yang sangat penting dalam keamanan siber dan bidang TI secara umum, Ladies.
Membangun tim dengan keberagaman menjadi agenda banyak perusahaan di dunia saat ini. Bahkan, 89 persen dari perusahaan global dengan eksplisit mengungkapkan bahwa keberagaman adalah target perekrutan mereka.
Dikutip dari UTICA University New York, bidang keamanan siber sangat memerlukan tenaga kerja perempuan. Bukan sebagai bentuk representasi, melainkan sebagai input perspektif yang sangat berharga.
Perspektif yang beragam sangatlah dibutuhkan, terutama di bidang yang hampir selalu dihadapkan dengan ancaman-ancaman baru.

2. Perekrutan tenaga perempuan di ranah keamanan siber menjadi tantangan

Perempuan karier. Foto: Shutterstock
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, perempuan memiliki peran penting di ranah keamanan siber. Namun, secara global, 70 persen dari total jumlah manajer bidang TI di perusahaan menganggap perekrutan tenaga kerja perempuan sebagai salah satu dari tiga tantangan terberat.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Fortinet tidak menjelaskan apa alasan di balik sulitnya merekrut tenaga kerja perempuan di bidang TI, spesifiknya di keamanan siber.

3. Sudah ada peningkatan perekrutan perempuan di ranah keamanan siber

com-Ilustrasi Keamanan Siber Foto: Shutterstock
Fortinet menyebutkan bahwa meskipun merekrut tenaga kerja perempuan masih menjadi tantangan di bidang keamanan siber, setidaknya sudah terjadi perbaikan dan peningkatan dibandingkan sebelumnya.
Contohnya, 75 persen dari perusahaan-perusahaan global melaporkan bahwa mereka kini sudah memiliki struktur formal untuk merekrut lebih banyak perempuan.

4. Perekrutan selama pandemi lebih mudah

Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
Selain fakta di atas, 24 persen dari perusahaan-perusahaan global yang menjadi subjek dari penelitian ini melaporkan, mereka merasa bahwa merekrut tenaga kerja perempuan selama masa pandemi ini menjadi lebih mudah.
Bahkan, dalam tiga tahun terakhir, 88 persen perusahaan melaporkan bahwa mereka secara aktif merekrut tenaga kerja perempuan di bidang ini.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, laporan oleh Fortinet disusun berdasarkan survei yang melibatkan 1.223 pembuat keputusan di bidang TI dan keamanan siber dari 29 negara dan wilayah dunia. Mereka datang dari berbagai sektor, seperti industri teknologi (28 persen), manufaktur (12 persen), dan layanan keuangan (10 persen).