Ilustrasi kesehatan mental

4 Hal yang Perlu Dilakukan agar Mental tetap Sehat di Tengah Pandemi Corona

20 April 2020 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan menjaga kesehatan mental. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan menjaga kesehatan mental. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lebih dari satu bulan telah berlalu sejak kasus corona atau COVID-19 pertama diumumkan di Indonesia. Berbagai langkah pun sudah dilakukan untuk berupaya menekan penyebaran penyakit tersebut, termasuk dengan menjalani peraturan social distancing, menggelar rapid test Corona, hingga memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, terkadang rasa khawatir tak kunjung hilang dari dalam diri. Terlepas dari apa yang sudah dilakukan, kita mungkin masih merasa tertekan karena harus berhadapan dengan aneka ketidakpastian di tengah pandemi ini. Tak cuma memusingkan soal kesehatan fisik, kita juga khawatir karena tak tahu kapan wabah akan berakhir, kapan kita bisa leluasa bertemu dengan orang yang dicintai, juga kapan kita akan kembali ke kehidupan ‘normal’. Seolah tak cukup sampai di situ, kondisi ekonomi dunia yang memburuk juga menambah pikiran, membuat kita mengkhawatirkan soal mata pencaharian dan ketersediaan uang.
Bila ditelaah secara ilmiah, kekhawatiran yang ada selama pandemi ini sebenarnya bukan tidak beralasan. Sebagaimana disebutkan dalam penelitian oleh Paul Slovic, psikolog dari University of Oregon, AS, ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan rasa takut dalam diri seseorang. Di antaranya, karena merasa ada ancaman yang belum pernah ditemui sebelumnya, merasa tidak dapat mengontrol bahaya, hingga merasa takut ketika terekspos dengan kabar seperti penyakit dan kematian. Semua elemen ini terkandung dalam pembahasan mengenai COVID-19 yang memang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Sehingga, wajar bila kita merasa khawatir.
ADVERTISEMENT
"(Karena) belum jelas seperti apa perkembangan ke depannya, wajar bila seseorang khawatir," sebut Slovic, seperti dikutip dalam situs resmi American Psychological Association atau APA.
Meski begitu, kita sebaiknya berusaha untuk mulai beradaptasi dengan situasi ini. Agar bisa menghadapi pandemi hingga akhir, kita perlu berupaya menjaga kesehatan mental dan fisik, sekaligus tetap berpikir positif. Ada beberapa hal yang bisa kita coba untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk dengan melakukan empat hal berikut.

Menjalani gaya hidup sehat

Ilustrasi menjalani hidup sehat. Foto: Shutterstock/Narith Thongphasuk
Secara khusus, World Health Organization atau WHO menyarankan kita untuk tetap menjalani pola hidup sehat di tengah pandemi. Di antaranya, dengan mengonsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, juga berolahraga teratur. Kemudian, kita perlu menghindari hal-hal yang bisa membuat kesehatan memburuk, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, juga menggunakan narkoba.
ADVERTISEMENT
Selain itu, meski berada terpisah dengan keluarga atau orang-orang yang dicintai, kita disarankan untuk tetap menjaga kontak dengan mereka. Bila tak bisa bertatap muka secara langsung, kita bisa mengontak mereka lewat chat, e-mail, juga telepon. Sementara, bila merasa membutuhkan bantuan khusus secara mental, kita bisa mencoba berkonsultasi psikolog atau tenaga kesehatan lainnya.

Membatasi dan mencermati konsumsi media

Ilustrasi apatis terhadap media. Foto: Shutter Stock
Setelah melakukan perawatan diri, WHO juga menyarankan agar kita dan keluarga membatasi konsumsi berita. Terutama, berita yang membuat kita merasa sedih atau jengkel, demi mengurangi kecemasan dan juga gejolak dalam diri.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan dalam sebuah penelitian oleh Roxane Cohen Silver dari University of California, AS, dan sekelompok ilmuwan lainnya. Menurut situs APA, melalui penelitian yang akan dipublikasikan dalam jurnal Health Psychology itu, Silver dan rekannya membahas mengenai sifat media yang dianggap bisa meningkatkan rasa stres. Pembahasan ini didasarkan kepada penelitian soal krisis yang telah lampau, seperti kasus bom Boston Marathon di 2013 dan Ebola di Afrika pada 2014.
ADVERTISEMENT
Silver mengatakan, informasi mengenai risiko yang disampaikan dengan cara konsisten dan otoritatif bisa bermanfaat bagi orang-orang. Namun, di saat yang sama, seseorang bisa jadi semakin stres dan cemas bila terlalu banyak mengkonsumsi media.
"Pesan kami adalah, agar (orang-orang) tetap memiliki informasi dari sumber terpercaya, tapi berhati-hatilah dengan jumlah waktu yang Anda habiskan dalam mengikuti berita," ujarnya, seperti dimuat dalam APA.

Melakukan aktivitas yang disukai dan membuat bahagia

Ilustrasi perempuan berbelanja online. Foto: Shutterstock
Selain itu, kita juga bisa mencoba untuk melakukan hal-hal yang disukai untuk mengurangi beban pikiran di masa pandemi COVID-19. Misalkan, dengan melakukan retail therapy atau berbelanja untuk membuat diri sendiri merasa lebih bahagia. Sebab, seperti diungkapkan dalam penelitian yang dimuat di Journal of Consumer Psychology, retail therapy terbukti bisa membuat seseorang merasa lebih bahagia dan mengurangi stres.
ADVERTISEMENT
“Penelitian kami mengusulkan bahwa membuat pilihan dalam berbelanja bisa membantu untuk mengembalikan rasa memiliki kontrol terhadap lingkungan, juga mengurangi kesedihan yang tersisa (dalam diri seseorang),” ungkap para peneliti dalam laman penjelasan riset The Benefits of Retail Therapy: Making Purchase Decisions Reduces Residual Sadness.
Bila selama ini kita terbiasa melakukan retail therapy secara offline, kita bisa mulai beralih ke aktivitas belanja online. Saat ini berbagai e-commerce menawarkan program-program belanja yang menarik. Salah satunya adalah Lazada yang menawarkan promo gratis ongkos kirim untuk jumlah pembelanjaan tertentu serta promosi perlengkapan untuk menyambut bulan Ramadhan. Di Lazada kita bisa menemukan berbagai kebutuhan rumah tangga seperti groceries, makanan, dan obat-obatan, hingga yang bersifat fashion seperti pakaian dan sepatu olahraga. Untuk kamu yang ingin melakukan perawatan kecantikan dan berlatih makeup untuk meningkatkan suasana hati, Lazada dikenal sebagai salah satu e-commerce yang menyediakan produk kecantikan terlengkap dengan harga menarik.
ADVERTISEMENT
Namun, kita juga perlu ingat untuk tetap mengontrol jumlah barang dan pengeluaran yang dialokasikan untuk aktivitas ini. Jangan sampai, kita berujung membeli banyak barang yang tidak diperlukan atau mengeluarkan terlalu banyak uang, sehingga mengganggu cash flow bulanan.

Berfokus pada apa yang ada di depan mata

Ilustrasi perempuan berfokus pada apa yang ada di depan mata. Foto: Shutterstock
Selanjutnya, kita juga bisa belajar untuk menikmati momen saat ini dan fokus pada apa yang ada di depan mata. Dalam situs American Foundation for Suicide Prevention (AFSP), psikolog asal Georgia, Doreen Marshall, menjelaskan bahwa sebagian besar rasa cemas yang kita alami saat ini berasal dari pemikiran mengenai hal-hal yang tidak bisa dikontrol. Menurutnya, ini bisa menjadikan seorang merasa tak berdaya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan demi mencegah stres lebih lanjut. Bahkan, ketidakpastian di tengah COVID-19 juga bisa menghubungkan kita kepada masalah lain dalam hidup, sekaligus mengingatkan kita kepada masalah di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Bagi orang-orang yang merasa kesulitan di tengah pandemi ini, ada beberapa hal yang disarankan oleh Doreen. Misal, dengan berfokus dan melakukan hal yang bisa kita kontrol, seperti mencuci tangan dan meminum vitamin untuk menjaga kesehatan fisik. Kemudian, kita bisa mencoba melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan rasa aman, seperti menghindari kerumunan besar bila memang kita takut tertular COVID-19. Kita juga bisa tetap berusaha menikmati alam terbuka, meski tengah menerapkan social distancing.
Selain itu, Doreen menyarankan agar kita berkonsentrasi terhadap apa yang ada di depan mata dan tidak memusingkan hal yang belum terjadi.
“Saat Anda mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi, cobalah untuk kembali ke masa kini dengan cara yang lembut. Sadari pemandangan, suara, rasa, serta pengalaman sensorik lain yang ada di depan Anda dan coba sebutkan hal-hal tersebut,” tulis Doreen dalam laman AFSP.
ADVERTISEMENT
"Melakukan aktivitas (yang berkonsep) mindfulness adalah salah satu cara untuk tetap memiliki pikiran sehat, ketika berbagai hal terasa di luar kontrol kita,” ujarnya menambahkan.
Bagaimana menurut Anda, Ladies?
Story ini merupakan persembahan Lazada dalam rangka merayakan Hari Kartini. Untuk story menarik lainnya kunjungi collection Cerita Perempuan Hebat.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten