4 Mitos Kebersihan Vagina yang Masih Sering Dipercaya Perempuan

13 Mei 2022 20:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mitos kebersihan vagina yang masih sering dipercaya perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mitos kebersihan vagina yang masih sering dipercaya perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kesehatan vagina hingga saat masih tabu untuk dibicarakan oleh sebagian perempuan. Hal ini membuat mitos-mitos seputar vagina bermunculan. Dan sayangnya, tak sedikit perempuan yang mempercayainya.
ADVERTISEMENT
Sebagian perempuan meyakini bahwa vagina harus bersih dan wangi. Jadi tak heran kalau mereka memutuskan untuk menggunakan produk pembersih area kewanitaan. Padahal kenyataannya, produk dan perawatan area kewanitaan seperti vaginal douche atau semprotan pembersih vagina tidak diperlukan karena dapat merusak ekosistem bakteri baik pada vagina.
Nah, agar tidak membahayakan kesehatan, yuk, ketahui beberapa mitos soal kebersihan vagina seperti kumparanWOMAN dari berbagai sumber.

1. Mitos: Vagina membutuhkan produk kebersihan khusus

Ilustrasi mitos kebersihan vagina yang masih sering dipercaya perempuan Foto: Shutterstock/Photo_mts
Dilansir Healthshots, vagina memiliki bau asam yang khas. Aroma tersebut sering kali membuat perempuan merasa kurang percaya diri dan berusaha untuk menghilangkan bau tersebut. Salah satunya dengan menggunakan sabun.
Nyatanya, vagina adalah organ tubuh yang bisa membersihkan sendiri secara alami sehingga tidak butuh produk kebersihan khusus. Kamu cukup membersihkan area sekitar vulva dengan air mengalir dan tidak disarankan untuk menggunakan produk-produk pembersih.
ADVERTISEMENT
Jika kamu sudah menjaga kebersihan vagina, namun masih tetap mengeluarkan bau yang kurang sedap, seperti muncul bau busuk, itu kemungkinan pertanda infeksi dan kamu harus segera konsultasi ke dokter.

2. Mitos: Mencukur bulu kemaluan akan menjaga kebersihan vagina

Ilustrasi cukur bulu vagina Foto: Shutterstock
Banyak perempuan percaya bahwa bulu kemaluan menjadi salah satu penyebab munculnya aroma kurang sedap pada vagina. Dikutip dari Insider, dalam survei tahun 2016 dari JAMA Dermatology, kebanyakan perempuan mengatakan mereka mencukur bulu kemaluan mereka karena higienis atau bersih, padahal itu kurang tepat.
Ginekolog asal California, Amerika Serikat, Leah Millheiser, MD mengatakan bahwa perempuan yang bercukur atau waxing lebih rentan terhadap infeksi kulit. Setelah bercukur atau waxing, kulit berisiko untuk mengalami luka dan memungkinkan bulu kemaluan untuk tumbuh ke dalam (ingrown hair). Bahkan mencabuti bulu-bulu kemaluan dengan pinset juga meningkatkan risiko infeksi.
ADVERTISEMENT
Ia juga menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti nyata bahwa menghilangkan bulu kemaluan bisa meningkatkan kebersihan dan kesehatan area kewanitaan. Bulu kemaluan berfungsi sebagai pelindung vagina dari kotoran (virus dan bakteri) serta bisa menjaga kelembapan alami.

3. Mitos: Vaginal douche bisa menjaga keseimbangan pH vagina

Ilustrasi mitos kebersihan vagina yang masih sering dipercaya perempuan Foto: Shutterstock
Vaginal douche merupakan cara membersihkan bagian dalam vagina dengan semprotan (nozzle) berisi cairan beraroma dari bahan kimia. Dikutip dari Women's Health, seringnya cairan douche berasal dari campuran air, cuka, soda kue, atau yodium.
Vaginal douche dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami vagina. Pasalnya vagina yang sehat idealnya memiliki bakteri baik dan bakteri buruk. Keseimbangan bakteri membantu menjaga lingkungan asam. Lingkungan asam melindungi vagina dari infeksi atau iritasi. Sementara douching dapat menyebabkan bakteri buruk tumbuh secara berlebih dan menyebabkan infeksi jamur atau bakterial vaginosis.
ADVERTISEMENT
Jika kamu sudah mengalami infeksi vagina dan melakukan vaginal douche, itu bisa membuat bakteri buruk yang ada di sekitar vagina bisa terdorong ke dalam serviks, saluran tuba dan ovarium yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul.

4. Mitos: Uap vagina (ratus) akan membantu membersihkan area kewanitaan

Ilustrasi mitos kebersihan vagina yang masih sering dipercaya perempuan. Foto: Shutterstock
Uap vagina atau dikenal dengan istilah ratus adalah cara alami kuno yang diklaim bisa membersihkan vagina dan rahim, mengatur siklus menstruasi, meredakan kram dan kembung saat menstruasi. Untuk melakukannya, kamu harus duduk di atas air yang panas hingga mengeluarkan uap.
Cara ini ternyata berbahaya untuk kesehatan vagina. Healthline melansir bahwa ratus dapat mengganggu pH alami yang dihasilkan oleh mikrobioma vagina. Kemudian bisa juga menciptakan lingkungan yang ideal bagi tumbuhnya bakteri penyebab infeksi vagina. Diketahui, kulit vagina sangat tipis dan sensitif. Ratus yang berasal dari uap panas bisa menyebabkan luka bakar dan iritasi di bagian organ kewanitaan.
ADVERTISEMENT