4 Tips untuk Bisa Merasa Bahagia dan Tidak Insecure dengan Diri Sendiri

16 Mei 2020 12:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi perempuan yang bahagia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi perempuan yang bahagia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, menerima kekurangan diri sendiri itu memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Sebab adanya stigma di masyarakat yang menganggap bahwa untuk bisa dikatakan cantik atau sempurna itu berarti kita harus memenuhi standar tertentu.
ADVERTISEMENT
Untuk perempuan misalnya, kita harus memiliki tubuh yang langsing, kulit yang putih, rambut yang lurus, atau badan yang tinggi. Apabila tidak bisa memenuhi standar tersebut, kita akan selalu merasa insecure dan menganggap diri kita tidak sempurna. Jika sudah begitu, tentu kita tidak akan pernah merasa bahagia dengan diri sendiri.
Padahal, kita diciptakan dengan bentuk tubuh yang beragam dan kita bisa cantik dengan caranya masing-masing. Nah, oleh karena itu, kita perlu melakukan beberapa cara supaya bisa lebih bahagia dan tidak insecure.
Menurut dr. Jiemi Ardian, SpKJ, Psikiater RS Siloam Bogor, kita perlu melakukan beberapa tahapan supaya bisa menerima diri apa adanya. Mulai dari menyadari pikiran kita tidak selalu benar, membatasi penggunaan media sosial, melakukan journaling, hingga menerima kekurangan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Untuk tahu lebih lengkapnya, simak penuturan dr. Jiemi berikut ini.

Menyadari bahwa pikiran kita tidak selalu benar

Hal utama yang perlu dilakukan supaya kita bisa merasa lebih bahagia dengan diri sendiri adalah dengan menyadari bahwa pikiran yang ada di otak kita itu tidak selalu benar. Menurut dr. Jiemi Ardian, kita memiliki automatic thought atau pikiran otomatis.
Pikiran ini bisa muncul begitu saja tanpa kita sadari. Misalnya, saat kita scroll timeline Instagram dan melihat seseorang yang cantik, kita akan berkomentar secara tiba-tiba bahwa dia cantik sekali. Namun kemudian akan dibarengi dengan pemikiran negatif dengan membandingkan diri, ‘Dia cantik sekali, tidak seperti aku yang jelek.’
Nah, seringnya saat kita sudah membandingkan diri seperti itu, kita akan menganggap pemikiran kita itu sama dengan realita, padahal kalau pikiran kita mengatakan kita jelek, belum tentu realitanya kita jelek.
Atasi rasa insecure pada diri sendiri dengan percaya diri Foto: Shutterstock
“Jadi kita harus tahu bahwa pikiran itu bukan realita. Pikiran adalah persepsi terhadap realita. Kita tidak boleh menganggap apa yang kita pikirkan itu benar, karena itu akan menyiksa kita,” ungkap dr. Jiemi saat melakukan Live Streaming Virtual Talk bersama kumparan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ketika kita sudah memikirkan hal yang negatif terhadap diri sendiri, kita harus bisa mengontrolnya. Sebab pikiran kita perlu dilatih untuk bisa menerima diri kita apa adanya.

Menerima diri apa adanya

Selanjutnya, kita akan bisa lebih menerima diri apa adanya ketika kita bisa menerima kenyataan yang ada. Bukan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Jadi pastikan kamu melakukan sesuatu bukan karena melihat orang lain lebih baik. Tetapi karena memang merasa bahwa itu yang terbaik untuk diri kamu.
“Bahagia akan datang ketika kita bisa menerima dan bertumbuh. Misalnya, ketika kita melihat tubuh kita terlalu gemuk, maka ubah pemikiran menjadi; 'berat badan saya naik, sepertinya sudah tidak sehat dan saya ingin berubah menjadi lebih baik.' Maka lakukanlah olahraga dan makan makanan yang sehat,” jelas dr. Jiemi.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan bahwa bahagia itu bisa kita rasakan saat kita benar-benar bisa menerima diri apa adanya. Bukan denial dengan merasa tidak apa-apa berat badan bertambah dan tidak mau bertumbuh atau menjadi lebih baik. Jika itu yang dilakukan, bisa saja nanti dampaknya tidak hanya ke mental tetapi juga pada kesehatan fisik.

Melakukan journaling untuk menyalurkan pikiran negatif

Salah satu cara lain untuk bisa menerima diri sendiri adalah dengan menulis jurnal. Kegiatan ini bisa dilakukan untuk menuangkan isi pikiran dan perasaan kita. Menurut dr. Jiemi, menulis jurnal juga bisa membantu kita untuk mengontrol pikiran.
Hal pertama yang perlu dituliskan adalah penerimaan diri. Misalnya 'saya merasa tidak percaya diri atau ketika orang mengatakan saya jelek harga diri saya terasa diinjak-injak'. Usahakan untuk menulis sesuatu yang benar-benar kamu rasakan dan jangan menyalahkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Tulisan tersebut nantinya akan membantu kamu untuk menyadari apa yang dirasakan selama ini. Pastikan saat menulis jurnal pikiran kamu dalam kondisi yang tenang dan tidak emosi. Sebab kalau menulis dalam kondisi emosi, nanti kita justru bisa menyalahkan diri sendiri. Kemudian setelah menulis, tanyakan pada diri sendiri apakah dulu kamu pernah merasa lebih baik terhadap diri sendiri? Jika pernah, berarti pikiran negatif tersebut hanya berasal dari pemikiran sementara saja.

Membatasi diri saat menggunakan media sosial

Seperti yang sudah banyak diketahui, terlalu banyak bermain media sosial memang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, supaya tidak mudah membandingkan diri dengan orang lain, cobalah untuk membatasi penggunaan media sosial.
ADVERTISEMENT
Terutama di masa pandemi seperti sekarang ini, ada banyak hal yang bisa memicu kita untuk berpikiran negatif dengan diri sendiri lantaran melihat kehidupan orang lain yang lebih baik. dr. Jiemi menyarankan supaya kita membatasi waktu kurang lebih 30 menit setiap harinya untuk bermain media sosial. Atau kamu juga bisa berhenti jika leher, mata, dan tangan sudah mulai merasa tidak nyaman.
Nah Ladies, Anda bisa menyaksikan Jessica Mila bercerita tentang pengalamannya menghadapi body issue dan tips menghadapi rasa insecure sebagai perempuan lewat tayangan di bawah ini.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.