

ADVERTISEMENT
Sejak dulu, rambut dianggap sebagai salah satu hal yang menentukan kecantikan seorang perempuan. Di Indonesia misalnya, ada satu stereotip yang mengatakan bahwa perempuan dianggap cantik dan menarik bila memiliki rambut panjang, lurus dan berwarna hitam pekat.
ADVERTISEMENT
Sedangkan perempuan dengan kondisi sebaliknya (berambut pendek, keriting dan tidak berwarna hitam atau diwarnai) dianggap kurang cantik dan menarik karena tidak menggambarkan definisi perempuan sebenarnya. Entah sejak kapan hal ini terpatri di pemikiran para perempuan, karena hingga saat ini, masih banyak perempuan yang berlomba-lomba untuk memiliki rambut panjang, lurus dan hitam.
Selain hal-hal tersebut, rupanya masih ada beberapa stereotip lainnya yang sering didengar perempuan tentang rambutnya. Saking terlalu seringnya diucapkan, stereotip ini membuat perempuan menjadi insecure, tidak nyaman dengan dirinya sendiri dan tidak percaya diri karena bentuk rambutnya yang berbeda dengan orang-orang lain.
Apa saja stereotip tersebut? Berikut kumparanWOMAN rangkum lima stereotip yang sering didengar para perempuan tentang gaya rambutnya.
ADVERTISEMENT
1. "Punya rambut keriting, sering kusut ya?"
Banyak orang beranggapan bahwa memiliki rambut kering sulit dirawat karena sering kusut dan selalu rontok saat disisir. Tak heran, munculah stereotip perempuan berambut keriting tidak bisa merawat rambut karena banyak masalah rambut yang menghampirinya.
Ya, sebagian perempuan terlahir dengan rambut keriting yang membutuhkan ekstra usaha untuk merawatnya. Namun ketahuilah, rambut keriting, lurus, panjang atau pendek, sebenarnya berpotensi menjadi kusut, rontok, dan bermasalah bila tidak dirawat dengan benar.
Rambut keriting pun bukan menjadi halangan perempuan untuk berkarya dan mengekspresikan dirinya. Saat ini, sudah banyak perawatan rambut yang dikhususkan untuk rambut keriting, serta banyak tutorial merawat rambut keriting yang bisa diikuti.
2. "Perempuan kok rambutnya pendek? Kaya laki-laki ah, tomboy"
Selama ini, konstruksi sosial mengasosiasikan bahwa perempuan sewajarnya memiliki rambut panjang dan laki-laki berambut pendek. Karena hal inilah, muncul stereotip perempuan yang memotong rambut pendek (pixie cut) dianggap tomboy atau berkelakuan seperti laki-laki.
ADVERTISEMENT
Tapi ingatkah kamu dengan gaya rambut 'man bun' yang sempat populer di kalangan laki-laki? Potongan rambut yang digemari Chris Hemsworth hingga David Beckham ini tidak membuat mereka terlihat feminin atau kemayu, melainkan lebih maskulin.
Beberapa selebriti perempuan seperti Emma Watson, Jennifer Lawrence dan Anne Hathaway pun pernah memotong rambut mereka super pendek. Namun, gaya rambut tersebut tak mengurangi feminitas mereka sebagai seorang perempuan. Justru, Emma Watson pernah mendapat pujian karena gaya rambut ini.
Ladies, apakah kamu ingin memotong rambut pendek namun tidak berani melakukannya selama ini karena takut dikritik? Sekarang saatnya menghilangkan keraguan tersebut, kamu bisa memotong rambutmu sependek yang kamu mau.
3. "Rambutnya gak usah diwarnai macem-macem, nanti susah dapat kerja"
Perempuan yang mewarnai rambutnya dengan warna-warna tak biasa (ungu, pink, hijau, abu-abu, pirang, dll) dianggap akan sulit mendapatkan pekerjaan. Entah dari mana datangnya stereotip ini, namun masih banyak yang memiliki persepsi bahwa perempuan dengan rambut warna-warni ini dianggap tidak profesional dan tak layak masuk dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bila dipikir kembali, rambut yang diwarnai tidak ada hubungannya dengan tingkat profesional seseorang. Karena dalam bekerja, kita dinilai berdasarkan kinerja dan performa kerja, bukan dari warna rambut.
Lagipula, sekarang ini sudah banyak perempuan dengan rambut warna-warni yang tetap bisa sukses dalam berkarier dan memiliki imej positif. Salah satunya contohnya adalah Andrea Gunawan, seorang influencer dengan rambut khas berwarna pink-ungu yang juga merupakan aktivis kesehatan seksual dan pembicara tentang hubungan percintaan sehat.
Selai itu, kini banyak bermunculan industri yang ramah terhadap perempuan dengan rambut warna-warni. Misalnya saja, industri media, creative agency, hingga industri periklanan dan startup yang karyawannya lebih beragam.
4. "Kamu nggak niat panjangin rambut? Kelihatan lebih cantik, lho"
Dari dulu sampai sekarang, akan selalu ada orang yang berkata bahwa perempuan terlihat lebih cantik dengan rambut panjang. Hal ini seolah sudah menjadi standar kecantikan mutlak yang harus diikuti perempuan. Apalagi, banyak orang yang mendefinisikan perempuan cantik adalah mereka yang berambut lurus, panjang, dan hitam.
ADVERTISEMENT
Seringkali kita menemui kasus di mana perempuan ingin memotong rambutnya, namun ragu karena khawatir pasangannya tidak menyukai gaya rambutnya. Karena ada anggapan, pria lebih menyukai perempuan berambut panjang.
Tapi, apakah perempuan cantik harus berambut panjang? Jawabannya adalah tidak. Cantik merupakan hal relatif yang memiliki definisi berbeda bagi setiap orang, terlepas dari apapun gaya dan bentuk rambutnya, semua perempuan berhak merasa cantik menurut versi mereka.
5. "Kalau rambutmu dilurusin lebih gampang dirawatnya"
Stereotip ini menganggap bahwa memiliki rambut lurus akan mempermudah perempuan dalam merawat rambut karena mudah diatur hingga di-styling. Sedangkan mereka yang berambut ikal, keriting, mengembang, dianggap kurang bisa merawat rambut karena terlihat tidak rapi dan membuat penampilan kurang maksimal.
ADVERTISEMENT
Nah Ladies, mana di antara kalimat di atas yang pernah kamu dengar? Jika dulu kamu sempat terpengaruh, mulai saat ini hilangkan pemikiran tersebut. jangan sampai pemikiran ini menghalangi kamu untuk mengekspresikan diri dan lebih percaya diri. Ingatlah bahwa tidak ada yang berhak mengatur rambutmu, selain dirimu sendiri. Kamu lebih paham bagaimana cara merawat dan menata rambut yang tepat sesuai dengan jenis rambut, meski rambutmu keriting, ikal, mengembang, panjang, pendek, hitam atau diwarnai sekalipun.