5 Tahapan yang Akan Kita Lalui setelah Patah Hati

17 Januari 2020 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi patah hati. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi patah hati. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa berani jatuh cinta berarti juga harus berani patah hati. Memang, mencintai seseorang tak hanya membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Tetapi kita juga harus berani menerima risikonya, yaitu patah hati.
ADVERTISEMENT
Kenyataan bahwa kita sudah tidak lagi bersama pasangan tentunya membuat kita merasa sedih, marah, kecewa, dan bahkan kadang timbul penolakan yang akhirnya membuat kita jadi galau.
Secara psikologi, tahapan perasaan itu memang merupakan hal yang wajar terjadi setelah kita patah hati. Sebab tahapan tersebut merupakan reaksi emosional kita terhadap hal-hal yang kita lalui dalam hidup, termasuk patah hati karena putus cinta.
Untuk lebih tahu apa saja tahapan psikologi yang kita lalui setelah putus cinta, kumparanWOMAN bertanya kepada Liza M. Djaprie, Clinical Psychologist & Hypnotherapist, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Tidak Menerima Kenyataan

Tidak menerima kenyataan bahwa hubungannya telah berakhir. Foto: Shutterstock
Menurut Liza M. Djaprie, tahapan awal yang dialami setelah patah hati adalah perasaan tidak bisa menerima kenyataan. Hal ini terjadi karena kita meyakini bahwa keputusan untuk berpisah itu hanya emosi sesaat.
ADVERTISEMENT
“Biasanya ini memang terjadi karena kita merasa hubungan yang dijalani belum berakhir dan yakin nanti akan balikan lagi dengan pasangan. Makanya akan timbul perasaan tenang dan yang mengalami ini biasanya cenderung memberikan waktu dua minggu sampai satu bulan untuk melihat apakah nantinya ada tanda-tanda pasangan menghubungi kembali,” jelas Liza M. Djaprie kepada kumparanWOMAN.
Namun Liza juga menambahkan bahwa tidak semua orang mengalami tahapan ini. Perasaan tidak bisa menerima kenyataan atau denial ini terjadi jika kita jatuh cinta yang mendalam atau sudah menjalani hubungan sangat lama. Tetapi kalau tidak terlalu cinta dengan pasangannya berarti proses menerimanya jadi lebih cepat dan mudah.

Marah dan Mencari Kejelasan

Berusaha menghubungi mantan untuk mencari kejelasan. Foto: shutterstock
Di tahapan kedua, ada fase marah yang seringnya terjadi ketika pasangan tak ada tanda-tanda untuk menghubungi Anda. Kenyataan akan datang dan saat itulah kita akan merasa marah atas apa yang terjadi. Dan kita juga cenderung mempertanyakan, kenapa pasangan meninggalkan kita, apa yang salah dengan hubungan tersebut, dan bagaimana caranya agar bisa kembali lagi seperti dulu.
ADVERTISEMENT
Jika Ladies mengalami hal serupa setelah putus, Anda tak perlu khawatir sebab Liza mengatakan bahwa ini adalah hal yang wajar. “Ketika ditunggu seminggu, dua minggu, sebulan tapi pasangan tidak menghubungi atau tidak juga mengajak balikan, kenyataan mulai menghampiri. Saat itu, biasanya kita akan merasa marah,” ungkap Liza.
Perasaan marah ini bisa diluapkan dalam berbagai hal. Mulai dari menghubungi langsung sang mantan, menulis status di media sosial, hingga bercerita kepada orang-orang terdekat dengan amarah yang meluap-luap.

Sedih

Ilustrasi perempuan menangis karena patah hati. Foto: Shutterstock
Fase kesedihan ini memang sudah pasti akan kita lalui setelah merasakan patah hati karena putus cinta. Sebab, bagaimanapun juga, kehilangan seseorang yang kita sayangi bukanlah perkara yang mudah. Fase ini biasanya terjadi setelah kita benar-benar menyadari bahwa hubungan yang dijalani memang benar-benar tak bisa diperbaiki.
ADVERTISEMENT
When reality hits, saat itulah kita akan merasa sedih karena benar-benar kehilangan orang yang kita sayang. Namun meski itu adalah hal yang wajar, kita tetap tidak boleh berlarut-larut. Coba lakukan hal lain yang bisa membuat kita tidak selalu terbelenggu dalam kesedihan,” jelasnya.

Menerima Kenyataan

Ilustrasi perempuan bahagia Foto: Shutterstock
Ketika ketiga tahapan itu sudah dilalui, suatu saat nanti kita akan berada pada titik penerimaan. Di mana kita sudah mulai bisa menerima kenyataan bahwa hubungan tersebut memang sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Liza mengatakan ketika sudah berada di fase menerima ini, kita harus bisa menerima apapun yang terjadi pada diri kita di masa lalu hanyalah sebuah proses kehidupan yang harus dilalui.
“Jadi kita harus menerima saja. Apapun yang terjadi pada Anda di masa lalu hanyalah sebuah proses kehidupan,” ungkap Liza.
ADVERTISEMENT

Move On

Move on setelah patah hati. Foto: Shutterstock
Jika sudah bisa menerima kenyataan, tahap selanjutnya yang harus dilakukan setelah patah hati adalah move on. Liza M. Djaprie mengatakan bahwa move on membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kita bahkan harus bisa melalui banyak fase dan tahapan yang akhirnya membuat kita menerima bahwa pasangan Anda bukanlah cinta sejati yang selama ini diimpikan.
“Dua hal yang harus dilakukan untuk bisa move on adalah menerima dan berserah diri. Itu memang tidak mudah dijalani, tetapi itu adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Jadi kita harus menanamkan pada diri bahwa apapun yang terjadi kedepannya, mau nanti jadi balikan atau tidak dengan pasangan, fase kehidupan inilah yang harus saya jalani. Jadi nanti kalau suatu hari kita relapse atau marah dan sedih lagi, kita tidak merasa down karena sudah tahu itu adalah hal yang wajar,” tutupnya.
ADVERTISEMENT