Ajak Rakyat AS Ikut Pemilu, Pangeran Harry Dianggap Bertindak Melewati Batas

24 September 2020 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran Harry saat menghadiri KTT Investasi Inggris-Afrika di London, Inggris, Senin, (20/1). Foto: Stefan Rousseau/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Harry saat menghadiri KTT Investasi Inggris-Afrika di London, Inggris, Senin, (20/1). Foto: Stefan Rousseau/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemilu AS atau pemilihan presiden AS akan berlangsung pada 3 November mendatang. Banyak tokoh penting, termasuk selebriti, yang mengajak masyarakat untuk mengikuti pemilihan demi menentukan masa depan AS, salah satunya adalah Meghan Markle dan Pangeran Harry.
ADVERTISEMENT
Keduanya cukup aktif mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan politik, bahkan Meghan dikabarkan berminat untuk terjun ke dunia politik. Hal ini terlihat dari partisipasi Harry dan Meghan Markle dalam acara penganugerahan TIME100 yang diselenggarakan Selasa (22/9) lalu. Keduanya sempat memberikan pidato singkat yang mengajak masyarakat untuk melakukan voting atau terlibat dalam pemilu.
Pangeran Harry dan Meghan Markle di acara TIME100. dok. ABC
"Enam minggu lagi kita akan melakukan pemilu dan hari ini adalah Hari Pendaftaran Pemilih. Ini adalah pemilu paling penting dalam sejarah kita. Ketika kita memilih, suara kita akan didengar dan kita harus mengedepankan nilai-nilai yang diyakini," ujar Meghan seperti dikutip dari Daily Mail.
Dalam pesan singkatnya itu, secara implisit, Meghan terdengar seperti mengajak penonton untuk memilih Calon Presiden Joe Biden. Ia dan Harry menegaskan bahwa para pemilih sebaiknya 'menolak ujaran kebencian', informasi yang tidak akurat dan perasaan negatif yang ditimbulkan melalui media sosial. Hal ini terdengar seperti ajakan untuk masyarakat dalam memilih Joe Biden, bukan Donald Trump yang sering berkomentar dengan nada negatif di media sosialnya.
ADVERTISEMENT
Begitu pun dengan Pangeran Harry yang juga turut menyuarakan pendapatnya dalam acara yang sama. Ia mendorong masyarakat agar mencari informasi yang benar dan tidak menyebarkan ujaran kebencian di media sosial.
Pangeran Harry menyambangi Jepang Foto: AFP
"Apa yang kita baca, apa yang kita lihat, dan apa yang kita lakukan di dunia maya memiliki dampak nyata bagi diri kita sendiri dan orang lain," kata Harry.
Dalam video tersebut, Harry mengatakan bahwa dia tak akan bisa melakukan pemilihan karena dirinya bukanlah warga negara AS. Ayah satu anak ini juga bercerita bahwa ia tidak pernah bisa melakukan pemilihan di Inggris meski secara teori ia memiliki hak untuk memilih sejak berusia 18 tahun.
Pesan singkat Harry ini menimbulkan sejumlah reaksi bagi masyarakat yang menontonnya dan dianggap sudah kelewat batas dalam mengomentari ranah politik AS. Melihat hal ini, para royal experts mengatakan bahwa pasangan ini harus melepaskan gelar Duke dan Duchess of Sussex dan tidak mengaitkan diri dengan Kerajaan Inggris bila ingin berkomentar dalam politik AS.
ADVERTISEMENT
"Pangeran Harry yang meminta rakyat Amerika untuk memilih presiden merupakan perlakukan yang tidak bisa diterima oleh para keluarga kerajaan," ujar jurnalis Inggris, Piers Morgan.
"Harry mempertahankan gelar His Royal Highness-nya dan masih menjadi representasi dari negara ini (Inggris). Saya rasa itu bukalah kapasitas dia untuk berbicara tentang pemilu di AS. Dia harus berhenti melakukannya," kata Norman Baker, penulis buku 'And What Do You Do? What The Royal Family Don't Want You To Know'.
com-pangeran harry dan meghan Foto: dok. Istimewa
Sementara itu, pihak Kerajaan Inggris dikabarkan tidak mau menanggapi mengenai hal dan mengatakan bahwa pidato tersebut dilakukan Harry secara personal, bukan atas nama kerajaan. Sedangkan masyarakat Inggris mempermasalahkan kapasitas Harry dalam memberikan pendapatnya di ranah politik. Karena sebagai anggota keluarga kerajaan Inggris (walau sudah tidak aktif), ia seharusnya tidak terlibat dalam urusan politik dan harus tetap netral sesuai dengan aturan kerajaan.
Penampilan Meghan Markle saat Royal Tour ke Afrika Selatan. Foto: dok. @hrhofsussex/ Instagram
Hukum di Inggris tidak secara eksplisit melarang anggota keluarga kerajaan untuk memberikan suaranya dalam pemilihan, tetapi ada harapan dari masyarakat bahwa anggota kerajaan tetap apolitis (tidak memihak pihak politik manapun). Dalam praktiknya, mereka pun tidak pernah berpartisipasi dalam pemilihan, melalui pemungutan suara atau hal politik lainnya.
ADVERTISEMENT
"Duke of Sussex tidak bekerja untuk Royal Family dan semua komentar yang ia lontarkan itu berada dalam kapasitas pribadi," demikian tutur pihak Istana Buckingham kepada The Times.