Alasan Perempuan Memiliki Peran Penting Tingkatkan Keuangan Perusahaan

28 Juni 2019 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Perempuan Karier. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan Karier. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah diketahui, keterlibatan perempuan sangat penting untuk memajukan perekonomian negara. Peran perempuan juga dinilai memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai sektor, termasuk sektor industrial.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Sebuah survei yang dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC), bagian dari Kelompok Bank Dunia, Kelompok Kerja Pemberdayaan Perempuan (WEP WG), dan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih banyak perempuan dalam keanggotaan dewannya menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik.
Dari survei bertajuk Board Gender Diversity in ASEAN ini terlihat bahwa perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan direksi perempuan melaporkan rata-rata Tingkat Pengembalian Aset (ROA) sebesar 3,8 persen lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan perempuan yang hanya memiliki nilai pengembalian aset sebesar 2,4 persen. Survei tersebut dilakukan terhadap 1.000 perusahaan di China dan enam negara ASEAN lainnya seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Peluncuran Studi dan Diskusi Board Gender Diversity in ASEAN, BEI, Jakarta, Kamis (27/6) Foto: dok. IFC
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa perempuan memiliki andil yang cukup kuat untuk memajukan perusahaan. Karena selain memiliki potensi yang besar, perempuan dinilai memiliki perspektif yang lebih luas sehingga dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik. Perempuan juga memungkinkan terjadinya inklusivitas yang lebih besar di dunia kerja. Maka dari itu, keberagaman gender sangat penting untuk kesejahteraan perusahaan-perusahaan di Asia.
ADVERTISEMENT
"Perempuan memiliki banyak kelebihan dalam memimpin perusahaan. Sisi 'keperempuanannya' mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman," ungkap Trisha Suresh, Senior Consultant The Economist Intelligence Unit saat menjelaskan tentang hasil penelitian IFC di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (27/6)
Namun adanya kemajuan ini tidak lantas membuat usaha perempuan untuk mencapai level yang lebih tinggi dalam perusahaan menjadi lebih mudah. Pasalnya, dari 6 negara ASEAN yang disurvei tampaknya posisi pria di dewan direksi masih mendominasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei yang menunjukkan hampir 40 persen perusahaan tidak memiliki anggota dewan perempuan dan hanya 16 persen perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen perwakilan perempuan yang berhasil menduduki posisi level tinggi di perusahaan. Di Indonesia sendiri, jumlah perempuan yang menduduki posisi manajemen senior hanya 18,4 persen, masih jauh di bawah rata-rata ASEAN yaitu 25,2 persen.
ADVERTISEMENT
Faktor utama yang menyebabkan hal itu terjadi adalah terdapat bias gender yang luas dan stereotip yang menganggap bahwa perempuan kurang cocok untuk duduk di posisi petinggi dalam sebuah perusahaan.
Padahal menurut presiden Global Compact Network Indonesia, Y. W. Junardy, bisnis yang mengedepankan kesetaraan gender menjadi kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan PBB.
Di era modern ini, perusahaan tidak lagi hanya mengurusi persoalan internalnya saja. Tetapi juga harus memikirkan isu-isu sosial yang sedang berkembang. Termasuk isu kesetaraan gender di lingkup kerja yang ternyata turut berperan dalam meningkatkan kinerja keuangan menjadi lebih maju.
Lily Puspasari, Programme Management Specialist dari UN Women. Foto: Avissa Harness/ kumparan
"Jadi jika perusahaan ingin sustainable, maka mereka harus memperhatikan gender diversity. Pemberdayaan ekonomi saat ini adalah mata uang baru bagi perusahaan jika mereka ingin melangkah lebih jauh," ungkap Lily Puspasari, Programme Management Specialist dari UN Women kepada kumparan di kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT