Anak dan Remaja Perempuan Rentan Alami Pelecehan di Media Sosial, Ini Dampaknya

9 Oktober 2020 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak dan Remaja Perempuan Rentan Alami Pelecehan di Media Sosial. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak dan Remaja Perempuan Rentan Alami Pelecehan di Media Sosial. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Media sosial menjadi platform bagi para penggunanya untuk berekspresi dan bertegur sapa jarak jauh dengan orang lain. Sayangnya, platform ini sering disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan, salah satunya adalah pelecehan secara online.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh State of the World Girls, terdapat 58 persen anak dan remaja perempuan di dunia yang mengalami pelecehan dan kekerasan di platform online. Dari angka tersebut mayoritas korban berusia 15-20 tahun, bahkan ada yang sudah mengalaminya di usia 8 tahun. Lebih spesifik, disebutkan kalau 96 persen anak dan remaja perempuan di Indonesia ternyata pernah mengalami dan mendengar temannya mendapat ancaman kekerasan seksual melalui media sosial.
Ilustrasi Kekerasan Online pada Remaja Foto: Shutterstock
Adapun bentuk pelecehan dan kekerasan lainnya yang sering dialami anak dan remaja perempuan Indonesia, antara lain dihina dengan bahasa yang kasar, body shaming, serta stalking. Tidak hanya itu, beberapa juga merasakan diskriminasi di media sosial karena identitas gender, ras, orientasi seksual, dan disabilitas yang dimiliki. Perbedaan politik dan penampilan pun kerap membuat seseorang berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dan mendapat perlakuan buruk.
ADVERTISEMENT

Dampak Fatal Kekerasan Online

Tentunya walaupun terjadi secara online, ancaman dan pelecehan tersebut tetap bisa berdampak fatal pada korban. Adapun beberapa akibat buruk yang dialami anak dan remaja perempuan, antara lain merasa tidak aman secara fisik, kehilangan rasa percaya diri, rentan mengalami stres, bahkan mengalami masalah dalam pendidikan dan hubungan dengan orang di sekitarnya.
Dalam laporan yang dirilis, salah satu responden asal Indonesia menceritakan kalau dirinya cukup sering mengalami pelecehan secara online dan juga di tempat umum. Hal ini membuat dia merasa tidak aman, apalagi cukup banyak orang yang mengomentari aktivitasnya di media sosial. Ia pun memutuskan untuk mengubah penampilan dengan mengenakan dress panjang, menutupi rambut, dan lainnya untuk membuat diri merasa lebih nyaman. Perempuan berusia 19 tahun ini mengatakan kalau pelecehan tersebut membuatnya menjadi sulit untuk mengekspresikan diri sebebas yang dia mau.
Ilustrasi Remaja Perempuan Depresi Foto: Shutterstock
Riset lainnya, dari Pew Research Center menyebutkan kalau korban pelecehan online kerap merasa takut bila reputasinya menjadi buruk di mata orang lain, serta khawatir sulit mendapatkan pekerjaan. Tidak hanya itu, ada pula yang memilih untuk berhenti mengakses Facebook dan media sosial lainnya selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Hal serupa disebutkan dalam laporan State of the World Girls. Ada 19 persen responden yang memilih untuk mengurangi penggunaan media sosial dan 12 persen lainnya menghentikan aktivitasnya di platform tersebut. Hal ini membuat kebebasan anak dan remaja perempuan menjadi terganggu lantaran platform yang seharusnya menjadi tempat bebas berekspresi justru menjadi menakutkan untuk sejumlah orang.
Penulis: Adinda Cindy Lapod
----
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)