Angkat Isu Kesetaraan Gender dengan Cara Berbeda di Comedy for Equality

16 Desember 2021 14:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uchieta Pohan dan komika Sakdiyah Ma’ruf di acara Comedy for Equality. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Uchieta Pohan dan komika Sakdiyah Ma’ruf di acara Comedy for Equality. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Ladies, saat ini mungkin masih banyak dari kita menormalisasi guyonan bernada seksis atau merendahkan perempuan. Padahal kebiasaan ini bisa menjadi alasan mengapa pelecehan seksual, baik verbal maupun nonverbal masih banyak terjadi.
ADVERTISEMENT
Selama ini, ada banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah, organisasi, figur publik, hingga aktivis untuk memerangi guyonan seksis dan merendahkan perempuan. Salah satunya adalah lewat ajang stand-up comedy. Diketahui, stand-up comedy sendiri saat ini sudah menjadi platform menyampaikan pesan soal berbagai isu sosial. Para perempuan pun memanfaatkan platform ini untuk menyuarakan hal-hal seputar kesetaraan, menyampaikan isu sensitif, hingga mengubah stereotip yang melekat pada perempuan. Umumnya, topik ini diangkat dari pengalaman pribadi baik yang dilihat maupun yang dirasakan.
Acara Comedy for Equality. Foto: kumparan
Untuk itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, UN Women dan United Nation Population Fund (UNFPA) menggelar pertunjukan stand-up comedy 'Comedy for Equality' yang menampilkan 10 komedian terpilih yang dibimbing oleh komika Indonesia, Sakdiyah Ma’ruf. Bekerja sama dengan kumparan, Comedy for Equality ini diselenggarakan pada Sabtu (11/12) secara virtual.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan temanya, stand-up comedy ini membahas isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan gender dan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKTP). Tujuan utama dari Comedy for Equality ini adalah untuk membuat percakapan soal topik serius tidak terlalu menakutkan.
Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, Valerie Julliand di acara Comedy for Equality. Foto: kumparan
“Kekerasan berbasis gender bisa menjadi topik yang tidak nyaman dan menyakitkan untuk didiskusikan. Tetapi untuk mengatasinya dengan efektif kita harus bisa membicarakannya dengan jujur. Lewat proyek Comedy for Equality ini kami menantang tabu dan membuat percakapan tentang subjek yang serius ini tidak terlalu menakutkan,” ungkap Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, Valerie Julliand.
Menurut Sakdiyah Ma’ruf, stand-up comedy ini bisa jadi cara tepat untuk mengangkat isu kesetaraan karena platform tersebut memang idenya berawal dari keresahan."Saya meyakini stand-up comedy punya kekuatan untuk menyampaikan isu-isu yang penting dan mendasar. Salah satunya adalah memberdayakan sebanyak-banyaknya perempuan lewat ajang ini supaya bisa berkontribusi menghapus diskriminasi, stereotip, dan stigma. Menurut saya pesan-pesan tersebut bisa disampaikan lewat stand-up comedy," ujar Sakdiyah Ma’ruf dalam acara Comedy for Equality.
Komika Vevi Alfi Maghfiroh. Foto: kumparan
Dalam acara Comedy for Equality ini, para komika membahas topik-topik yang begitu dekat dengan perempuan. Vevi Alfi Maghfiroh misalnya, ia menyoroti sulitnya jadi perempuan yang pakaiannya diatur dan kalau masih single selalu ditanya kapan menikah. Ia juga menyinggung soal kebiasaan buruk yang masih dilakukan di Indonesia ketika ada perempuan yang jadi korban pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
"Perempuan itu kalau jadi korban pelecehan seksual yang ditanya bukan keadaan atau perasaannya, tapi pakaiannya dan penampilannya," ungkap Vevi saat tampil.
Begitu juga dengan komika Frisca Rhomatiur. Ia banyak menyinggung soal kesetaraan dalam berumah tangga. Saat tampil, ia menyampaikan bahwa peran perempuan dan laki-laki harusnya sama. Frisca juga menyemangati pasangan pejuang dua garis biru yang setelah menikah belum memiliki anak.
Buat Ladies yang ketinggalan siaran langsungnya namun ingin menonton penampilan para komika perempuan di Comedy for Equality, kamu bisa menyaksikannya lewat video di bawah ini.