Apakah Puasa Bisa Mengubah Siklus Menstruasi? Ini Kata Obgyn

28 Maret 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto ilustrasi menstruasi. Foto: Aigul Minnibaeva/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi menstruasi. Foto: Aigul Minnibaeva/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat menjalankan ibadah puasa, tak sedikit perempuan merasa khawatir akan mengalami perubahan pada siklus menstruasi. Akan tetapi, apakah puasa benar-benar bisa membuatnya siklus menstruasi jadi berubah?
ADVERTISEMENT
Kepada kumpawanWOMAN, dokter spesialis kandungan dan ginekologi, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, M.Kes, FICS, mengatakan bahwa seharusnya puasa [khususnya di bulan Ramadan yang hanya berjalan satu bulan] tidak mengubah siklus menstruasi.
“Kecuali kalau orang puasanya jangka panjang, dan itu bukan puasa yang Senin Kamis ya. Jadi mungkin dia puasa Nabi Daud yang selang-seling tiap hari, yang kemudian membuat berat badannya turun, itu mungkin bisa memengaruhi kondisi hormonalnya sehingga mengubah pola siklus menstruasi,” ujar dr. Dara.
Ilustrasi siklus menstruasi Foto: LariBat/Shutterstock
Perubahan siklus menstruasi bisa saja terjadi pada perempuan. Akan tetapi, dr. Dara bilang, biasanya perempuan dengan kondisi yang terlalu gemuk atau kurus bisa mengalami perubahan hormon yang berkaitan dengan siklus mens. Alhasil, bisa saja hal tersebut membuat kamu mengalami gangguan menstruasi.
ADVERTISEMENT

Pentingnya mengetahui siklus menstruasi

Menurut dr. Dara, siklus menstruasi itu perlu diperhatikan. Bila perubahannya terlihat sangat signifikan, yakni jangka waktunya terlalu sering atau malah terlambat, maka itu harus segera kamu periksakan pada dokter.
Menghitung siklus menstruasi juga ternyata tak sulit, kok. Kamu cukup menghitungnya dari hari pertama menstruasi di bulan saat ini ke hari pertama menstruasi di bulan selanjutnya.
Ilustrasi Menstruasi. Foto: Shutterstock
“Biasanya dari hari pertama ke hari pertama berikutnya idealnya kurang lebih 28 hari atau 4 minggu. Nah, dia bisa maju 5 hari, tuh. Jadi per 23 hari. Masih oke. Atau mundur kurang lebih 1 minggu per 35 hari. Itu masih oke. Jadi kalau lebih cepat dari 23 hari atau lebih lama dari 35 hari. Nah, itu yang nggak normal,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah kamu harus langsung panik saat mengetahui siklus menstruasi menjadi berubah?
Foto ilustrasi menstruasi. Foto: Peakstock/Shutterstock
“Kalau berubahnya cuma ada perubahan yang tidak signifikan, itu tidak perlu dikhawatirkan. Sebagai contoh, dia mens itu di awal bulan. Ternyata ada perubahan menjadi maju di akhir bulan. Itu nggak ada masalah. Jadi yang harus diwaspadai kalau dia tidak mens-mens atau dia mens-nya keseringan. Sebagai contoh, dalam satu bulan, jarak mens yang pertama dan kedua itu jaraknya kurang dari 3 minggu. Misal baru 1 minggu, 2 minggu mens lagi. Itu keseringan. Itu nggak benar,”
Nah, dengan demikian, penting untuk kamu selalu mencatat siklus menstruasi bulanan. Bila sekiranya ada hal-hal yang menurutmu tidak sesuai, bisa segera melakukan konsultasi dengan dokter, ya, Ladies.
ADVERTISEMENT