Women on Top desember, Ask The Expert

Bagaimana Bicarakan Kepuasan Seksual secara Terbuka dengan Pasangan?

31 Desember 2019 19:01 WIB
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kualitas hubungan seksual dalam kehidupan berpasangan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kualitas hubungan seksual dalam kehidupan berpasangan Foto: Shutterstock
Cinta bukan modal satu-satunya dalam menjalani hubungan. Banyak sekali aspek yang membuat hubungan bisa langgeng, romantis dan harmonis. Salah satunya adalah kualitas hubungan seksual dalam kehidupan berpasangan.
Hubungan seks memang memberikan manfaat positif bagi fisik dan psikis. Dari memproduksi hormon bahagia hingga membantu tidur nyenyak. Meski demikian, tidak semua orang dapat menjalani hubungan seksual yang mulus.
Berdasarkan penelitian Archives of Sexual Behavior yang dilakukan oleh The Center for Sexual Health Promotion di Universitas Indiana, Amerika Serikat, terhadap 999 perempuan Amerika mayoritas heteroseksual, dan rentang usia 18 sampai 70 tahun, sebanyak 58,8 persen responden mengaku pernah melakukan fake orgasm atau orgasme palsu.
Ada banyak alasan yang membuat mereka melakukan hal itu. Di antaranya yang paling banyak adalah menginginkan pasangan untuk merasa sukses dalam hubungan seks, ingin seks cepat berakhir, sampai tidak ingin membuat pasangan kecewa. Apakah Anda salah satu yang memiliki alasan itu, Ladies?
Bila dibayangkan, pastinya kita tidak ingin masuk ke ‘lingkaran setan’ seperti itu. Di mana pasangan tidak pernah tahu bahwa kita tidak puas dalam kehidupan seks. Untuk itu, komunikasi menjadi hal yang sangat penting kita lakukan bersama pasangan demi mencapai hubungan seksual yang membahagiakan kedua belah pihak.
Lalu bagaimana cara kita dapat berkomunikasi terbuka dengan pasangan mengenai topik yang dianggap sensitif bagi banyak orang ini? kumparanWOMAN pun bertanya terhadap psikolog klinis Nadya Pramesrani M.Psi, Co-Founder Rumah Dandelion.
Kenapa kita perlu jujur dan terbuka pada pasangan mengenai kehidupan seksual?
Sudah banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa ketidakpuasan dalam hubungan seksual berpengaruh terhadap kebahagiaan hubungan. Makanya komunikasi terbuka terkait hubungan seks perlu dilakukan, supaya bisa memuaskan kedua belah pihak.
Bicarakan kepuasan seksual secara terbuka dengan pasangan Foto: Shutterstock
Tidak semua perempuan bisa terbuka membicarakan seks pada pasangannya, bagaimana menghadapi rasa canggung itu?
Dari si perempuan maupun si lelaki perlu memiliki open mindset, cara pandang terbuka. Bahwa hubungan seksual adalah hal yang wajar. Biasanya kita canggung karena tidak biasa membicarakan ini.
Coba latihan open mindset ini dari hal-hal yang kecil. Misalnya ketika ingin dipeluk, bilang minta peluk. Lagi ingin dikecup, ya minta. Ketika pasangan melakukan hal yang membuat kita nyaman, berikan apresiasi. Itu membantu menciptakan kedekatan secara emosional.
Apa yang perlu diperhatikan ketika kita ingin membicarakan permasalahan kehidupan seksual pada pasangan?
Melihat waktu yang nyaman untuk pasangan dan kita juga. Kalaupun dalam diskusi itu terjadi kesalahpahaman, ketika keduanya dalam kondisi fit, itu bisa diklarifikasi.
Bayangkan kalau dalam keadaan capek, salah tanggap itu bisa timbul. Tapi kalau keadaan lagi enak dan tubuh juga lagi segar, otak jadi bisa lebih berpikir jernih.
Kalau kita sudah berusaha jujur tentang kehidupan seksual, tapi pasangan seakan tidak mau menerima, apa yang harus dilakukan?
Cari cara lain buat ngomong. Intinya, ketika punya kebutuhan dan keinginan seks, sampaikan hal itu. Kalau sekali ngomong pasangan nggak paham, komunikasi itu harus berjalan terus menerus, jadi coba lagi.
Sering terjadi baru ngomong sekali, terus pasangan nggak ngerti, akhirnya sudah tidak usaha lagi. Mungkin mesti ada pendekatan lain, ketika punya kebutuhan, keinginan, sampaikan hal itu. Komunikasi itu berjalan terus menerus, jadi coba lagi.
Ilustrasi pasangan membicarakan hubungan seksual Foto: Shutterstock
Jangan sekali coba terus menyerah, kan bisa dibicarakan ketika kencan atau pada momen santai lainnya. Kalau pasangan dikasih tahu sudah mengerti, tapi nggak konsisten, ya kasih reminder lagi, ingatkan terus.
Banyak perempuan yang takut jujur terhadap pasangan karena khawatir mereka kecewa. Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal itu?
Dari awal kenapa mesti bohong? Ya, karena takut. Jika begitu, berarti kemungkinan ada hubungan yang belum matang, kualitasnya belum kuat, emotional connection belum kuat dan hubungannya perlu dievaluasi
Apakah ada sesuatu dalam hubungan itu yang membuat kita tidak berani jujur sama pasangan? Jadi, kualitas hubungannya secara umum perlu ditingkatkan. Jika kita memiliki kedekatan emosional dengan pasangan, maka ketika ada kendala dalam hal seksual, hubungannya sudah lebih solid dan akan lebih nyaman.
Dalam kondisi tertentu kita perlu menolak ajakan pasangan untuk berhubungan seks. Bagaimana cara kita menolak tanpa membuatnya tersinggung?
Apakah menolaknya karena capek, atau karena mengurus anak masih bayi. Bilang saja, tapi kasih alternatif waktu. Jadi pasangan tidak digantungkan terus.
“Aku lagi capek banget sekarang, besok pagi yah.” Nah, kita komitmen sama besok pagi itu. Kalau menolak karena sebal pasangan menyerobot saja, tapi kita maunya foreplay dulu, ini balik lagi ke tadi. Bilang, komunikasi.
Kalau pasangan bisa mengerti tentang seksual kita, berikan apresiasi. “Terima kasih ya, sayang, sudah mengerti.” Jadi kualitas hubungan kan semakin baik.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten