Ask the Expert - Women on Top Volume 3

Bagaimana Cara Atasi Rasa Insecure pada Diri Sendiri

31 Januari 2020 15:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Foto: Shutterstock
Mungkin kita sering bertemu dengan orang yang merasa kurang percaya diri terhadap bentuk tubuhnya. Atau malah Anda adalah salah satu yang mengalaminya? Merasa tidak nyaman dengan bentuk tubuh yang terlalu kecil atau gemuk, terlalu pendek atau tinggi, atau bentuk wajah yang dianggap kurang proporsional.
Krisis kepercayaan diri ini seringkali didukung oleh lingkungan, ketika mulai banyak orang yang sembarang memberikan komentar terhadap bentuk tubuh orang lain. Ditambah banyak selebriti yang memiliki tubuh dan wajah impian, begitupun para influencer di media sosial. Padahal tak jarang dari mereka yang mendapatkan bentuk tubuh indah melalui berbagai prosedur kecantikan. Rasa tidak nyaman terhadap tubuh sendiri semakin menjadi. Padahal setiap orang mempunyai sisi keunikannya sendiri, lagi pula tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Lantas, bagaimana supaya kita bisa mengatasi rasa tidak nyaman atau insecure terhadap diri sendiri itu?
Dalam program spesial kumparanWOMAN Women on Top kali ini, kami membahas masalah ketidaknyamanan terhadap bentuk tubuh dan cara mengatasinya dengan psikolog Nuran Abdat M.Psi. Simak perbincangan kami berikut ini.
Sebenarnya apa yang membuat kita bisa tidak nyaman dengan bentuk tubuh sendiri?
Pada dasarnya banyak sekali orang yang terbawa definisi masyarakat mengenai standar kecantikan. Sehingga masyarakat mengasosiasikan kita terhadap standar cantik yang tubuhnya langsing, kulit putih, hidung mancung, dan apapun itu.
Nah, sudut pandang itu kerap kali diperkuat oleh media, bisa juga dampak dari media itu terbawa sejak kita kecil sampai dewasa. Jadi orang sekitar punya sudut pandang dari media sosial, TV, dan lain-lain. Ketika ada yang hidungnya pesek, dipanggil ‘si pesek’ atau ‘si mancung’ yang bermaksud menyindir. Akhirnya itu sedikit banyak menumbuhkan rasa ketidaknyamanan atau ketidakpuasan sama diri sendiri.
Jika kita ingin mengubah bentuk tubuh karena terinspirasi selebriti atau idola, apakah itu tanda kita tidak nyaman dengan kondisi tubuh sendiri?
Tergantung. Sejauh ini, penelitian dari Amerika mengungkapkan bahwa banyak orang yang sering kali menyalahkan artikan pemahaman inspirasi. Karena, terinspirasi itu tidak berharap seperti dia, karena kan setiap orang berbeda. Kalau ingin seperti dia, pastinya jadi lebih membandingkan diri kita ke orang lain. Akhirnya berhubungan sekali dengan insecurity.
Cara atasi rasa insecure pada diri sendiri Foto: Shutterstock
Kalau kita sudah mengecilkan atau menggemukan badan karena fokus standar proporsional orang, tentunya itu ketidakpuasan. Contohnya pemikiran seperti, “Saya harus putih persis si A, ingin tubuhnya kaya si B”. Tapi karena melihat dia, kita mau lebih sehat atau cantik dengan versinya kita, itu baru benar.
Banyak sekali orang yang dengan mudah memberikan komentar terhadap bentuk tubuh orang lain, lantas bagaimana kita menghadapinya dengan bijak?
Itu memang hal berat dan mengganggu, dan kebanyakan justru terjadi dari orang-orang terdekat kita. Biasanya mereka mengkritik dengan embel-embel ‘Demi kebaikan kamu, karena saya sahabat kamu’ atau apapun. Pada dasarnya memberikan komentar negatif terhadap bentuk tubuh itu salah.
Sebaiknya kita berlatih memilah ruang media sosial atau ruang lingkup dengan bijaksana. Kita harus mempersiapkan lingkungan, pertemanan, dan keluarga juga. Jadi orang-orang seperti apa yang berpengaruh positif buat kita. Kalau itu datangnya dari keluarga, kita bisa arahkan mereka misalnya dengan mengatakan “Ma, saya nggak nyaman dengan kata-kata itu, itu menyakitkan sekali.”
Atasi rasa insecure pada diri sendiri dengan percaya diri Foto: Shutterstock
Kita juga bisa kok, mengunci medsos supaya nggak semua orang bisa memberikan komentar seenaknya. Karena mau tidak mau kita pasti mendengar, dan kita punya dua pilihan. Mau menjawab dengan tenang dan santun atau tidak membalas komentar itu sama sekali.
Apakah kita perlu menjauh dari orang-orang atau lingkungan yang membuat kita merasa insecure?
Di mana pun kita berada, mungkin sekali akan menemukan lingkungan atau orang seperti itu. Jadi menjauh bukan cara yang tepat, kan ada istilahnya toxic environment atau toxic parent. Kan kita nggak bisa seratus persen menjauhkan diri dari orang tua.
Kita bisa melakukannya dengan asertif, menyampaikan tanpa menyakiti. Seperti, “Nggak ada masalah kok dengan tubuh saya, nggak apa pesek malah bawa hoki.” Nah untuk bisa seperti itu kita mulai dari menerima dan mencintai diri sendiri, kita tahu kelebihan diri dan tubuh kita apa.
Bagaimana kalau kita merasa tidak ada kelebihan dari bentuk tubuh ini?
Tidak mungkin kita tidak punya kelebihan, itu tidak mungkin. Di teori dan di kenyataan kita disebutnya unik, berarti ada pembeda, kalau ada pembeda pasti ada yang spesial dari orang itu.
Kita perlu ruang lingkup yang bagus, kita juga tahu kualitas diri, jadi berada di tempat di mana kita bisa mengembangkan diri. Sehingga tidak ada waktu untuk memperhatikan (kekurangan) tubuh.
Selain berkaca setiap hari dengan mencari kelebihan dari badan ini, di sisi lain kita punya kelebihan apa yang tidak hanya dari tubuh saja. Misalnya saya ini orangnya ramah, orang mudah percaya dengan saya, dan lainnya. Itu kan juga tidak kalah penting dari bentuk tubuh.
Ilustrasi cara atasi rasa insecure pada diri sendiri dengan berkaca Foto: Shutterstock
Apa yang perlu kita lakukan agar kita tidak mudah ‘runtuh’ terhadap body shamer dan tetap bisa menerima diri sendiri?
Biasanya cara yang paling standar adalah berlatih untuk berkaca setiap hari. Ketika sedang berkaca, bahkan belum menggunakan pakaian, kita lihat setiap hal dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk mengenali bagian tubuh atau wajah yang di sukai. Mau tidak mau, kita harus paham makna cantik versinya kita. Itu menumbuhkan mindset kita, dan sebaiknya dilakukan setiap hari.
Jadi ini dilakukan untuk menumbuhkan mindset kita, merangsang rasa percaya diri. Minggu ini suka sama hidungnya, kemudian jadi suka sama matanya, akhirnya kita berani mengekspresikan diri. Kita juga jadi nggak kalah sama body shamer atau komentar apapun terhadap tubuh kita.
Karena kalau kita ‘kabur’, di lingkungan lain kita akan bertemu kembali dengan orang seperti itu. Jadi kita harus hadapi dengan cara mencintai diri sendiri terhadap bentuk tubuh yang kita punya.
Apa dampak negatif jangka panjang dan jangka pendek bila kita terus merasa insecure?
Kita merasa cemas, dan akan sangat mungkin terjadi kurang percaya diri. Lalu kita sibuk dengan pemikiran negatif yang lebih banyak. “Kalau rambut saya begini, orang akan bilang apa, nanti terlihat dekil.” Jadi penghargaan terhadap diri turun, stres tinggi, mungkin sekali akan mengarah ke gangguan psikologis lainnya.
Bisa gangguan kecemasan atau depresi, dan mengarah ke Body Dysmorphic Disorder, merasa cemas terhadap penampilan fisik dan merasa mengidap kelainan. Baik itu nyata atau hanya imajinasi saja. Sehingga indikasinya banyak sekali kalau melihat jangka panjang, dari penurunan kepercayaan diri dan memiliki kecemasan.
Cara atasi rasa insecure pada diri sendiri. Foto: Shutterstock, Argy Pradypta/ kumparan
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten