Beauty Talk: Kisah Ratu Ghania Hidup Berdampingan dengan Jerawat

26 Agustus 2022 9:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Skincare & Makeup Enthusiast, Ratu Ghania. Foto: Instagram @ratughania
zoom-in-whitePerbesar
Skincare & Makeup Enthusiast, Ratu Ghania. Foto: Instagram @ratughania
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap perempuan memiliki permasalahan kulit yang berbeda-beda. Ada yang mempunyai kulit berminyak, kering, beruntusan, berjerawat, dan lain sebagainya. Bicara lebih khusus soal jerawat, ini merupakan salah satu kondisi kulit yang kerap terjadi pada kebanyakan perempuan.
ADVERTISEMENT
Skincare & Makeup Enthusiast, Ratu Ghania adalah salah satu yang juga mengalami kulit berjerawat sejak ia remaja hingga dewasa. Ia pun sempat membagikan pengalamannya di program persembahan kumparanWOMAN, yakni Beauty Talk bertema Berdamai dengan Jerawat.
Diadakan pada Rabu (24/8) melalui Instagram Live @kumparanWOMAN, Ratu mengungkapkan bahwa kulit wajahnya mulai berjerawat sejak ia menjadi pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Jadi kalau awal aku mulai jerawatan, itu dari SMP. Nah, waktu itu, aku belum sampai berjerawat satu muka, tapi cuma kayak satu besar, habis itu kebanyakan lebih ke beruntusan,” ujarnya.
Seiring bertambahnya usia dan terdapat gangguan hormon, jerawat pada kulit wajahnya kian banyak. Ketika awal kuliah, Ratu pun memutuskan untuk memeriksakan kondisi kulit ke klinik kecantikan. Ratu mengaku ia belum memahami betul soal jenis kulit dan perawatan kulit yang tepat. Karena itu, ia pun cukup sembarangan dalam memilih klinik kecantikan saat itu.
ADVERTISEMENT
“Nah, ternyata aku tidak cocok sama perawatan yang ada di klinik itu, karena memang basicly, aku adalah hormonal acne. Sedangkan yang ditawarkan di situ, treatment-nya bukan untuk hormonal acne. Akhirnya dari klinik itu, bukannya membaik keadaannya,” ungkap Ratu.
Lebih lanjut, ia pun mengatakan bahwa kulit wajahnya yang semula hanya beruntusan kecil di area kening justru melebar ke bagian kedua pipi. Kulitnya juga menjadi kemerahan.
“Ditambah aku juga jadi mahasiswa baru kan, masih adaptasi sama kehidupan kuliah yang ternyata bikin tugas sampai malam, stres juga, banyak pressure dan lain-lain. Jadi itu kayaknya datang di waktu yang bersamaan akhirnya memperparah kondisi jerawat aku. Jadi, awalnya dari situ,” imbuhnya.

Sempat tidak nyaman dengan kondisi kulit berjerawat

Karena kondisi kulit tersebut, Ratu mengaku sempat merasa tidak nyaman. Bila harus pergi ke luar rumah dalam beberapa kondisi tertentu, ia memakai masker untuk menutupi jerawatnya. Saat menjadi mahasiswa baru, ia pun malu untuk kenalan dengan orang lain atau perempuan yang menurutnya cantik.
ADVERTISEMENT
Lebih parahnya lagi, Ratu sempat menyakiti dirinya sendiri. “Aku sampai self harm gitu dulu. Aku menyakiti diri sendiri hanya karena aku tidak mau melihat mukaku,” ungkapnya.
Setelah melakukan self harm dan upaya lainnya, ia pun menyadari bahwa dirinya tidak mendapatkan apa-apa—entah kepercayaan diri, validasi dari orang-orang, dan lainnya. Ratu merasa telah melakukan cara yang salah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Di titik inilah, Ratu mengaku merasa lelah dan mencoba untuk mengenal dirinya sendiri.
“Mengulik diri aku sendiri, kelebihan apa yang aku punya, kekurangan apa yang aku punya. Dari situ aku melihat, aku bisa bernyanyi, dan lainnya. Sampai akhirnya aku mencoba perlahan menerima ini semua, membuka diri, dan positive thinking sama orang dan diri sendiri,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dari sini, Ratu mulai memberanikan diri untuk tampil apa adanya dan percaya diri di media sosial. Ia pun mendapatkan banyak respons positif. Banyak yang bertanya soal tips tampil percaya diri hingga makeup dan skin care yang digunakan Ratu. Ia pun menyadari orang lain tidak lagi berfokus pada jerawatnya.
“Jadi, menurutku cantik itu bukan dilihat dari jerawatnya atau tidak, putih atau tidak, tapi cantik itu lebih ke sesuatu hal yang aku rasakan. Ketika kamu merasakan kamu cantik, ya, kamu cantik. Cantik itu adalah sesuatu yang kita rasakan,” kata Ratu.