Benarkah Tingkat Keasaman Vagina Bisa Membunuh Sperma?

17 Januari 2024 10:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vagina. Foto: Mikhaylovskiy/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vagina. Foto: Mikhaylovskiy/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sperma yang berhasil membuahi sel telur menjadi penentu kehamilan. Namun, kondisi vagina sebagai jalan bagi sperma menuju ke rahim juga berperan penting dalam proses pembuahan. Pasalnya, pH atau tingkat keasaman vagina yang berubah setiap saat juga bisa menyebabkan sperma tidak bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Vagina memiliki flora alami atau bakteri baik, yaitu lactobacillus dan corynebacterium. Keduanya berfungsi untuk melawan infeksi, jamur, dan kuman pada vagina. Keasaman vagina dibutuhkan bakteri tersebut untuk tetap hidup dan berkembang biak. Karenanya, sangat penting untuk menjaga kadar keasaman alat vitalmu, Ladies.
Vagina dikatakan dalam kondisi baik bila memiliki tingkat pH 3,5–4,5. Tingkat keasaman vagina dipengaruhi oleh banyak hal, seperti usia, hormon, hubungan seks, hingga siklus menstruasi. Dikutip dari Medical News Today, kadar pH yang terlalu tinggi –di atas 4,5– terkadang berdampak buruk bagi viabilitas atau kemampuan sperma untuk bertahan hidup. Oleh karenanya, sperma bisa gagal membuahi sel telur sehingga kehamilan pun tidak terjadi.
Lantas, berapa lama umumnya sperma bisa bertahan hingga pembuahan?
ADVERTISEMENT
Ilustrasi sperma. Foto: Yurchanka Siarhei/Shutterstock
Ladies, sperma sebenarnya mampu bertahan hidup selama beberapa hari hingga beberapa hari pasca ejakulasi. Healthline melansir, hal ini tergantung pada beberapa faktor, seperti di mana ejakulasi, cara penyimpanan sperma, hingga seberapa cepat dia mengering.
Pada ejakulasi internal, sperma yang keluar bisa hidup hingga lima hari di dalam rahim. Di masa itulah proses pembuahan dimulai hingga terjadi kehamilan. Lamanya masa hidup sperma di dalam rahim juga memungkinkan kehamilan bisa terjadi meski kamu berhubungan seks saat menstruasi. Ini terjadi ketika kamu langsung berovulasi usai menstruasi, sementara sperma masih hidup di dalam rahim.
Sementara itu, perempuan juga masih memiliki kemungkinan untuk hamil meski ejakulasi terjadi secara eksternal. Pasalnya, sperma yang mungkin bocor di area vagina tetap bisa berjalan menuju leher rahim untuk membuahi sel telur selama belum mengering.
ADVERTISEMENT
Sperma juga memiliki ketahanan hidup berbeda pada prosedur inseminasi intrauterin (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF). Sperma yang disimpan di dalam inkubator bisa bertahan hidup hingga 72 jam, sementara sperma beku bisa bertahan hingga beberapa tahun jika disimpan di lingkungan yang terkontrol.